Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 16 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Pegawai senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nanang Farid Syam menyampaikan pesan pada hari terakhirnya bekerja di lembaga antirasuah. Pada hari ini, Rabu (16/12) tepat Nanang bekerja selama 15 tahun di KPK. “Hari ini, setelah 15 tahun bersama KPK, saya menulis apa saja yang ada dipikiran saya sambil terus berupaya menciptakan persaudaraan, mencari kawan dan menjadikannya sebagai perjalanan sejarah hidup,” kata Nanang kepada KalbarOnline.com, Rabu (16/12).
Nanang meminta Pimpinan KPK era Firli Bahuri untuk tidak alergi pada kritik. Menurutnya, kritik publik merupakan langkah untuk semangat bekerja melakukan pemberantasan korupsi. “Bapak dan Ibu Pimpinan KPK adalah orang terpilih, jangan pernah alergi dengan kritikan, sekeras apapun kritikan masyarakat terimalah sebagai doping penyemangat agar kita selalu di jalan yang benar,” ujar Nanang.
“Meskipun listrik di KPK padam, tapi pemberantasan korupsi tidak boleh padam, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi saat Hakordia 2020 pagi tadi,” sambungnya.
Menurut Nanang, perdebatan tentang KPK dan orang-orang yang ada di dalamnya, tidak saja terjadi di luar KPK, tapi juga di dalam tubuh KPK itu sendiri. Selama mengabdi di lembaga antirasuah sejak 16 Desember 2005-16 Desember 2020, dia mengetahui mana kawan dan lawan yang ada di internal KPK.
“KPK yang lahir dengan dibidani aktivis pelaku reformasi dan semangat tokoh pejuang sezaman, lalu tak disangka KPK membesar sebagai antitesis gerakan antikorupsi vs korupsi yang telah merajalela selama orde lama dan orde baru, sampai orde paling baru,” beber Nanang.
“Dengan satu harapan: adanya perubahan. Itu juga yang kemudian melatarbelakangi sebagian besar pertimbangan saya memilih jalan (baru) ini,” ungkap Nanang.
Baca juga: Perginya Seorang Penyaksi KPK
Nanang tak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh insan pegawai KPK. Tak lupa juga dia juga memgucapkan terima kasih kepada Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI), Sujanarko. Selama bertugas, kata Nanang, pria yang akrab disapa Koko itu menjadi teman diskusinya. “Kami bercerita tentang banyak hal, saling curhat sebagai bapak dan anak, layaknya seorang bapak yang akan melepas anaknya ‘merantau’. Terima kasih Pak Koko, 15 tahun waktu saya bersama bapak itu sangat menjejak dalam perjalanan hidup saya,” tandas Nanang.
Lebih lanjut, Nanang juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pejuang anti korupsi, mahasiswa, akademisi, aktifis NGO, jurnalis, para tokoh, budayawan, seniman, penyair, kaum tani, buruh, dan nelayan, serta semua unsur masyarakat sipil yang terus menyuarakan perlawanan. “Nama kalian semua telah mengukir sejarah bangsa ini,” pungkas Nanang.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pegawai senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nanang Farid Syam menyampaikan pesan pada hari terakhirnya bekerja di lembaga antirasuah. Pada hari ini, Rabu (16/12) tepat Nanang bekerja selama 15 tahun di KPK. “Hari ini, setelah 15 tahun bersama KPK, saya menulis apa saja yang ada dipikiran saya sambil terus berupaya menciptakan persaudaraan, mencari kawan dan menjadikannya sebagai perjalanan sejarah hidup,” kata Nanang kepada KalbarOnline.com, Rabu (16/12).
Nanang meminta Pimpinan KPK era Firli Bahuri untuk tidak alergi pada kritik. Menurutnya, kritik publik merupakan langkah untuk semangat bekerja melakukan pemberantasan korupsi. “Bapak dan Ibu Pimpinan KPK adalah orang terpilih, jangan pernah alergi dengan kritikan, sekeras apapun kritikan masyarakat terimalah sebagai doping penyemangat agar kita selalu di jalan yang benar,” ujar Nanang.
“Meskipun listrik di KPK padam, tapi pemberantasan korupsi tidak boleh padam, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi saat Hakordia 2020 pagi tadi,” sambungnya.
Menurut Nanang, perdebatan tentang KPK dan orang-orang yang ada di dalamnya, tidak saja terjadi di luar KPK, tapi juga di dalam tubuh KPK itu sendiri. Selama mengabdi di lembaga antirasuah sejak 16 Desember 2005-16 Desember 2020, dia mengetahui mana kawan dan lawan yang ada di internal KPK.
“KPK yang lahir dengan dibidani aktivis pelaku reformasi dan semangat tokoh pejuang sezaman, lalu tak disangka KPK membesar sebagai antitesis gerakan antikorupsi vs korupsi yang telah merajalela selama orde lama dan orde baru, sampai orde paling baru,” beber Nanang.
“Dengan satu harapan: adanya perubahan. Itu juga yang kemudian melatarbelakangi sebagian besar pertimbangan saya memilih jalan (baru) ini,” ungkap Nanang.
Baca juga: Perginya Seorang Penyaksi KPK
Nanang tak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh insan pegawai KPK. Tak lupa juga dia juga memgucapkan terima kasih kepada Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI), Sujanarko. Selama bertugas, kata Nanang, pria yang akrab disapa Koko itu menjadi teman diskusinya. “Kami bercerita tentang banyak hal, saling curhat sebagai bapak dan anak, layaknya seorang bapak yang akan melepas anaknya ‘merantau’. Terima kasih Pak Koko, 15 tahun waktu saya bersama bapak itu sangat menjejak dalam perjalanan hidup saya,” tandas Nanang.
Lebih lanjut, Nanang juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pejuang anti korupsi, mahasiswa, akademisi, aktifis NGO, jurnalis, para tokoh, budayawan, seniman, penyair, kaum tani, buruh, dan nelayan, serta semua unsur masyarakat sipil yang terus menyuarakan perlawanan. “Nama kalian semua telah mengukir sejarah bangsa ini,” pungkas Nanang.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini