Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 17 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Di sejumlah tempat keberadaan anak-anak di masjid saat pelaksanaan salat wajib kerap dianggap sebuah gangguan. Dengan segala polahnya, anak-anak dianggap menganggu kekhusukan orang dewasa saat beribadah. Untuk mengatasinya Kementerian Agama (Kemenag) akan terus menambah keberadaan masjid-masjid ramah anak.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Kemenag Agus Salim menuturkan program masjid ramah anak adalah kerjasama mereka dengan Kementerian PP-PA. Tahun ini dia perkirakan ada sepuluh masjid ramah anak di Indonesia. Tahun depan rencananya akan ditambah lagi sehingga menjadi 20 masjid ramah anak.
Agus melanjutkan Kemenag memberikan bantuan Rp 50 juta setiap masjid yang ditetapkan sebagai masjid ramah anak. “Kenapa ada program ini? Karena ada masjid tidak ramah anak,” katanya dalam forum dialog isu-isu kebimasislaman di Jakarta (17/12).
Masjid yang tidak ramah anak diantaranya melarang anak masuk ke masjid. Karena dianggap menganggu. Padahal Agus menegaskan anak-anak adalah generasi penerus. Termasuk generasi yang akan melanjutkan para jamaah masjid nantinya.
Agus mencontohkan di sebuah daerah ada masjid yang jamaahnya tua-tua. “Mereka bilang kemungkinan bertahan lima sampai sepuluh tahun lagi,” jelasnya. Sebab tidak ada regenerasi jamaahnya.
Untuk itu Agus mengatakan membuat anak senang berada di masjid itu penting. Perkara anak yang sering membuat gaduh dan dinilai menganggu ibadah, bisa dicarikan solusinya.
Baca juga: Asap di Masjid Istiqlal, PLN: Ada Vandalisme Dan Usaha Pencurian Kabel
Dia mencontohkan salah satu masjid ramah anak yang ada di Bontang, Kalimantan Timur. Di masjid tersebut disiapkan ruang khusus untuk anak-anak. Sehingga anak-anak tidak menganggu orang tua.
Selain itu dari ruangan anak tadi, mereka bisa melihat orang tua yang sedang salat. Kemudian juga dilengkapi dengan bacaan-bacaan Islam dalam bentuk komik. Seperti kisah sahabat nabi atau para wali. Dengan cara itu, anak-anak bisa betah di masjid sejak usia dini.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Di sejumlah tempat keberadaan anak-anak di masjid saat pelaksanaan salat wajib kerap dianggap sebuah gangguan. Dengan segala polahnya, anak-anak dianggap menganggu kekhusukan orang dewasa saat beribadah. Untuk mengatasinya Kementerian Agama (Kemenag) akan terus menambah keberadaan masjid-masjid ramah anak.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Kemenag Agus Salim menuturkan program masjid ramah anak adalah kerjasama mereka dengan Kementerian PP-PA. Tahun ini dia perkirakan ada sepuluh masjid ramah anak di Indonesia. Tahun depan rencananya akan ditambah lagi sehingga menjadi 20 masjid ramah anak.
Agus melanjutkan Kemenag memberikan bantuan Rp 50 juta setiap masjid yang ditetapkan sebagai masjid ramah anak. “Kenapa ada program ini? Karena ada masjid tidak ramah anak,” katanya dalam forum dialog isu-isu kebimasislaman di Jakarta (17/12).
Masjid yang tidak ramah anak diantaranya melarang anak masuk ke masjid. Karena dianggap menganggu. Padahal Agus menegaskan anak-anak adalah generasi penerus. Termasuk generasi yang akan melanjutkan para jamaah masjid nantinya.
Agus mencontohkan di sebuah daerah ada masjid yang jamaahnya tua-tua. “Mereka bilang kemungkinan bertahan lima sampai sepuluh tahun lagi,” jelasnya. Sebab tidak ada regenerasi jamaahnya.
Untuk itu Agus mengatakan membuat anak senang berada di masjid itu penting. Perkara anak yang sering membuat gaduh dan dinilai menganggu ibadah, bisa dicarikan solusinya.
Baca juga: Asap di Masjid Istiqlal, PLN: Ada Vandalisme Dan Usaha Pencurian Kabel
Dia mencontohkan salah satu masjid ramah anak yang ada di Bontang, Kalimantan Timur. Di masjid tersebut disiapkan ruang khusus untuk anak-anak. Sehingga anak-anak tidak menganggu orang tua.
Selain itu dari ruangan anak tadi, mereka bisa melihat orang tua yang sedang salat. Kemudian juga dilengkapi dengan bacaan-bacaan Islam dalam bentuk komik. Seperti kisah sahabat nabi atau para wali. Dengan cara itu, anak-anak bisa betah di masjid sejak usia dini.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini