Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 16 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Malaysia dalam beberapa waktu terakhir menghadapi lonjakan kasus baru dan memecahkan rekor penambahan kasus harian. Bahkan, Pemerintah Malaysia mengumumkan penguncian parsial di sejumlah wilayah. Rumah sakit dipenuhi pasien Covid-19 dan tak bisa menampung lagi.
Klaster keluarga salah satunya dialami keluarga Yong, 49. Ibu rumah tangga itu dinyatakan positif Covid-19 pada 6 Januari ketika menjalani skrining drive-thru pribadi. Sejak didiagnosis, kelima anggota keluarga lainnya juga dinyatakan positif, termasuk ibu dan ayah mertuanya yang sudah lansia yakni berumur 77 tahun.
Dalam keadaan positif dan butuh penanganan, mereka dibiarkan menunggu kabar dari Kementerian Kesehatan, untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan selanjutnya. Penantian itu dinilai menyakitkan karena menanti telepon berdering.
Baca juga: Tembus Rekor Harian Covid-19, Malaysia Beri Sinyal Kembali Lockdown
Keluarga Yong termasuk di antara banyak orang Malaysia yang terjebak dalam kebingungan. Mereka sakit tetapi belum dibawa ke rumah sakit untuk karantina dan perawatan medis.
Bulan lalu, Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah berbicara tentang masalah yang dihadapi oleh sistem kesehatan masyarakat dalam upaya membawa pasien ke rumah sakit, khususnya di Lembah Klang. Para pasien asimtomatik diminta isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Baca juga: Indonesia dan Singapura Sudah, Ini Penjelasan Malaysia Belum Vaksinasi
“Saya mengerti Kementerian Kesehatan kewalahan dengan semua kasus, tetapi mereka perlu melakukan sesuatu tentang ini,” kata Yong kepada Free Malaysia Today.
“Mereka harus memperbarui prosedurnya karena situasi seperti ini tidak adil,” imbuhnya.
Dilansir dari Free Malaysia Today, Sabtu (16/1), Yong berkata bahwa selain putrinya yang lebih muda, yang tidak menunjukkan gejala, semua orang di rumahnya telah menunjukkan gejala. Dia dan putrinya semua mengalami batuk, punggung dan badan sakit, serta demam. Anggota keluarga kelompok lansia mengalami yang paling buruk, gejala diare, dehidrasi, dan tekanan darah tinggi.
“Ayah mertua saya dalam kondisi yang sangat buruk. Setelah beberapa saat, dia tidak bisa fokus dan ketika Anda berbicara dengannya, dia akan melihat Anda, kosong. Ketika Anda mengajukan pertanyaan kepadanya, dia nyaris tak sadar” ungkapnya.
Pada Minggu (10/1), dia akhirnya berhasil membawa kedua anggota keluarga yang lebih tua ke Rumah Sakit Sungai Buloh. “Rumah sakit swasta tidak mau menerimanya, dan rumah sakit pemerintah mengatakan sudah penuh. Akhirnya, saya bertanya kepada mereka siapa yang dapat saya tuntut jika sesuatu terjadi pada mereka, dan baru kemudian mereka mengatakan bahwa mereka memiliki dua tempat tidur yang tersedia untuk orang tua,” ujar Yong sedikit kesal.
Bahkan, Yong menyewa dua ambulans pribadi untuk membawa mereka ke Rumah Sakit Sungai Buloh. Yong mengatakan ketika mertuanya sedang dalam pemulihan dan anggota keluarga lainnya diisolasi di rumah, dia bertanya-tanya mengapa keluarganya tidak memerlukan penanganan dari Kementerian Kesehatan.
“Saya melakukan tes drive-thru, dan asisten lab memberi tahu saya bahwa mereka meneruskan daftar kasus yang dikonfirmasi ke kementerian kesehatan setiap hari. Saya tidak tahu harus percaya siapa, karena sampai sekarang saya belum mendengar atau menerima telepon dari siapa pun,” katanya.
Dia mengatakan sudah saatnya rumah sakit swasta digunakan untuk merawat pasien Covid-19, dan berharap kementerian dapat terus mengembangkan prosedur operasi standar untuk menghadapi tantangan baru. Kementerian Kesehatan belum menanggapi hal ini.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Malaysia dalam beberapa waktu terakhir menghadapi lonjakan kasus baru dan memecahkan rekor penambahan kasus harian. Bahkan, Pemerintah Malaysia mengumumkan penguncian parsial di sejumlah wilayah. Rumah sakit dipenuhi pasien Covid-19 dan tak bisa menampung lagi.
Klaster keluarga salah satunya dialami keluarga Yong, 49. Ibu rumah tangga itu dinyatakan positif Covid-19 pada 6 Januari ketika menjalani skrining drive-thru pribadi. Sejak didiagnosis, kelima anggota keluarga lainnya juga dinyatakan positif, termasuk ibu dan ayah mertuanya yang sudah lansia yakni berumur 77 tahun.
Dalam keadaan positif dan butuh penanganan, mereka dibiarkan menunggu kabar dari Kementerian Kesehatan, untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan selanjutnya. Penantian itu dinilai menyakitkan karena menanti telepon berdering.
Baca juga: Tembus Rekor Harian Covid-19, Malaysia Beri Sinyal Kembali Lockdown
Keluarga Yong termasuk di antara banyak orang Malaysia yang terjebak dalam kebingungan. Mereka sakit tetapi belum dibawa ke rumah sakit untuk karantina dan perawatan medis.
Bulan lalu, Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah berbicara tentang masalah yang dihadapi oleh sistem kesehatan masyarakat dalam upaya membawa pasien ke rumah sakit, khususnya di Lembah Klang. Para pasien asimtomatik diminta isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Baca juga: Indonesia dan Singapura Sudah, Ini Penjelasan Malaysia Belum Vaksinasi
“Saya mengerti Kementerian Kesehatan kewalahan dengan semua kasus, tetapi mereka perlu melakukan sesuatu tentang ini,” kata Yong kepada Free Malaysia Today.
“Mereka harus memperbarui prosedurnya karena situasi seperti ini tidak adil,” imbuhnya.
Dilansir dari Free Malaysia Today, Sabtu (16/1), Yong berkata bahwa selain putrinya yang lebih muda, yang tidak menunjukkan gejala, semua orang di rumahnya telah menunjukkan gejala. Dia dan putrinya semua mengalami batuk, punggung dan badan sakit, serta demam. Anggota keluarga kelompok lansia mengalami yang paling buruk, gejala diare, dehidrasi, dan tekanan darah tinggi.
“Ayah mertua saya dalam kondisi yang sangat buruk. Setelah beberapa saat, dia tidak bisa fokus dan ketika Anda berbicara dengannya, dia akan melihat Anda, kosong. Ketika Anda mengajukan pertanyaan kepadanya, dia nyaris tak sadar” ungkapnya.
Pada Minggu (10/1), dia akhirnya berhasil membawa kedua anggota keluarga yang lebih tua ke Rumah Sakit Sungai Buloh. “Rumah sakit swasta tidak mau menerimanya, dan rumah sakit pemerintah mengatakan sudah penuh. Akhirnya, saya bertanya kepada mereka siapa yang dapat saya tuntut jika sesuatu terjadi pada mereka, dan baru kemudian mereka mengatakan bahwa mereka memiliki dua tempat tidur yang tersedia untuk orang tua,” ujar Yong sedikit kesal.
Bahkan, Yong menyewa dua ambulans pribadi untuk membawa mereka ke Rumah Sakit Sungai Buloh. Yong mengatakan ketika mertuanya sedang dalam pemulihan dan anggota keluarga lainnya diisolasi di rumah, dia bertanya-tanya mengapa keluarganya tidak memerlukan penanganan dari Kementerian Kesehatan.
“Saya melakukan tes drive-thru, dan asisten lab memberi tahu saya bahwa mereka meneruskan daftar kasus yang dikonfirmasi ke kementerian kesehatan setiap hari. Saya tidak tahu harus percaya siapa, karena sampai sekarang saya belum mendengar atau menerima telepon dari siapa pun,” katanya.
Dia mengatakan sudah saatnya rumah sakit swasta digunakan untuk merawat pasien Covid-19, dan berharap kementerian dapat terus mengembangkan prosedur operasi standar untuk menghadapi tantangan baru. Kementerian Kesehatan belum menanggapi hal ini.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini