Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 18 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Bencana alam datang bertubi-tibu menghantam negeri ini di awal tahun ini. Mulai dari longsor Sumedang, Jawa Barat, banjir besar di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan sejumlah daerah lain, gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar), letusan gunung Semeru, luapan air laut di Manado, dan berbagai bencana alam lain.
Merespons hal itu, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, langkah pertama pemerintah harus melakukan tindakan cepat untuk menangani atau memberikan bantuan darurat bagi para korban bencana di berbagai daerah.
“Apa yang dibutuhkan mungkin makanan minuman, bantuan yang darurat secepatnya pemerintah harus bisa menangani untuk korban,” kata politikus PKB yang biasa disapa Gus Jazil itu di Jakarta, Senin (18/1).
Kedua, hal yang tidak kalah penting, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus mengevaluasi diri apa kira-kira kesalahan sehingga menimbulkan musibah bencana datang bertubi-tubi.
“Ada faktor alam yang dirusak oleh manusia atau faktor-faktor lain. Jadi ini menjadi bahan pelajaran buat kita semua sebagai bangsa,” tuturnya.
Dikatakan, Gus Jazil, ada pikiran yang mengatakan bahwa orientasi pembangunan yang berbasis pada sumber daya alam mengakibatkan eksploitasi alam terjadi dimana-mana.
“Di situlah seringkali bencana muncul yang berupa banjir, tanah longsor makanya penting bagi kita merenung, mengevaluasi terkait orientasi pembangunan yang ramah lingkungan, bukan orientasi pembangunan yang merusak lingkungan dan menimbulkan bahaya buat masyarakat,” katanya.
Dikatakan Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, persoalan ini sering kali terjadi dan terus berulang, namun tidak ada perbaikan atau evaluasi kebijakan. “Di daerah juga, ini banyak terjadi di daerah, jadi kita semua harus ikut mengkoreksi, termasuk Pemerintah Daerah, jadi tidak hanya yang di Pusat,” katanya.
Diketahui, berdasarkan data dari Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 10 kabupaten/kota terdampak banjir Kalimantan Selatan, per Minggu (17/1).
Kabupaten/ kota tersebut antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.
Tak hanya itu, data per 16 Januari sekitar pukul 18.00 WIB mencatat 112.709 jiwa terdampak dan mengungsi, serta 27.111 rumah terendam banjir. Sementara akibat gempat di Sulbar, berdasarkan data per 17 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa M6,2 yang terjadi pada Jumat 15 Januari 2021, pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat di Provinsi Sulawesi Barat menjadi 81 orang, dengan rincian 70 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Kabupaten Majane.
KalbarOnline.com – Bencana alam datang bertubi-tibu menghantam negeri ini di awal tahun ini. Mulai dari longsor Sumedang, Jawa Barat, banjir besar di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan sejumlah daerah lain, gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar), letusan gunung Semeru, luapan air laut di Manado, dan berbagai bencana alam lain.
Merespons hal itu, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, langkah pertama pemerintah harus melakukan tindakan cepat untuk menangani atau memberikan bantuan darurat bagi para korban bencana di berbagai daerah.
“Apa yang dibutuhkan mungkin makanan minuman, bantuan yang darurat secepatnya pemerintah harus bisa menangani untuk korban,” kata politikus PKB yang biasa disapa Gus Jazil itu di Jakarta, Senin (18/1).
Kedua, hal yang tidak kalah penting, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus mengevaluasi diri apa kira-kira kesalahan sehingga menimbulkan musibah bencana datang bertubi-tubi.
“Ada faktor alam yang dirusak oleh manusia atau faktor-faktor lain. Jadi ini menjadi bahan pelajaran buat kita semua sebagai bangsa,” tuturnya.
Dikatakan, Gus Jazil, ada pikiran yang mengatakan bahwa orientasi pembangunan yang berbasis pada sumber daya alam mengakibatkan eksploitasi alam terjadi dimana-mana.
“Di situlah seringkali bencana muncul yang berupa banjir, tanah longsor makanya penting bagi kita merenung, mengevaluasi terkait orientasi pembangunan yang ramah lingkungan, bukan orientasi pembangunan yang merusak lingkungan dan menimbulkan bahaya buat masyarakat,” katanya.
Dikatakan Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, persoalan ini sering kali terjadi dan terus berulang, namun tidak ada perbaikan atau evaluasi kebijakan. “Di daerah juga, ini banyak terjadi di daerah, jadi kita semua harus ikut mengkoreksi, termasuk Pemerintah Daerah, jadi tidak hanya yang di Pusat,” katanya.
Diketahui, berdasarkan data dari Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 10 kabupaten/kota terdampak banjir Kalimantan Selatan, per Minggu (17/1).
Kabupaten/ kota tersebut antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.
Tak hanya itu, data per 16 Januari sekitar pukul 18.00 WIB mencatat 112.709 jiwa terdampak dan mengungsi, serta 27.111 rumah terendam banjir. Sementara akibat gempat di Sulbar, berdasarkan data per 17 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa M6,2 yang terjadi pada Jumat 15 Januari 2021, pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat di Provinsi Sulawesi Barat menjadi 81 orang, dengan rincian 70 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Kabupaten Majane.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini