Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 22 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan tetap memanas di era pemerintahan Presiden Joe Biden.
Pergantian pemimpin di AS dari Donald Trump ke Joe Biden disambut baik oleh Tiongkok. Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengungkap optimisme ini dengan mengatakan malaikat baik hati dapat menang atas kekuatan jahat. ’’Namun, optimisme Tiongkok tersebut bisa jadi tidak terwujud,’’ ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (22/1), seperti dilansir dari Antara.
Dia mengatakan ada tiga alasan utama hubungan AS dan Tiongkok akan tetap “panas” pada masa pemerintahan Joe Biden.
Pertama, dalam acara angkat sumpah Joe Biden sebagai Presiden AS, perwakilan dari Taiwan diundang hadir. Padahal, pemerintah Tiongkok berupaya agar negara-negara di dunia hanya mengakui satu Tiongkok, yaitu Republik Rakyat Tiongkok (People’s Republic of China).
’’Pemerintahan di Taiwan yang menamakan diri sebagai Republic of China dalam perspektif pemerintah China merupakan bagian darinya,’’ kata Hikmahanto.
Dia lebih lanjut mengatakan, undangan kepada perwakilan Taiwan untuk menghadiri pelantikan Joe Biden bisa dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat Biden terhadap Tiongkok.
Kedua, lanjut Hikmahanto, meski terjadi perubahan kepemimpinan di AS, para birokrat AS tetap menjabat dalam kabinet pemerintahan. ’’Para pejabat inilah yang akan memastikan kebijakan terhadap Tiongkok pada masa Trump akan tetap dilanjutkan pada masa pemerintahan Biden,’’ ujar dia.
Terakhir, Hikmahanto mengatakan, banyak negara-negara sekutu AS menghendaki adanya perimbangan kekuatan (balance of power) dalam bentuk rivalitas AS-Tiongkok daripada kemesraan kedua negara.
’’Hanya saja, dalam era pemerintahan Biden, berbeda dengan Trump yang berasal dari Partai Republik. Rivalitas ini akan lebih lunak sesuai gaya kepemimpinan Presiden asal Partai Demokrat,’’ kata dia. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan tetap memanas di era pemerintahan Presiden Joe Biden.
Pergantian pemimpin di AS dari Donald Trump ke Joe Biden disambut baik oleh Tiongkok. Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengungkap optimisme ini dengan mengatakan malaikat baik hati dapat menang atas kekuatan jahat. ’’Namun, optimisme Tiongkok tersebut bisa jadi tidak terwujud,’’ ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (22/1), seperti dilansir dari Antara.
Dia mengatakan ada tiga alasan utama hubungan AS dan Tiongkok akan tetap “panas” pada masa pemerintahan Joe Biden.
Pertama, dalam acara angkat sumpah Joe Biden sebagai Presiden AS, perwakilan dari Taiwan diundang hadir. Padahal, pemerintah Tiongkok berupaya agar negara-negara di dunia hanya mengakui satu Tiongkok, yaitu Republik Rakyat Tiongkok (People’s Republic of China).
’’Pemerintahan di Taiwan yang menamakan diri sebagai Republic of China dalam perspektif pemerintah China merupakan bagian darinya,’’ kata Hikmahanto.
Dia lebih lanjut mengatakan, undangan kepada perwakilan Taiwan untuk menghadiri pelantikan Joe Biden bisa dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat Biden terhadap Tiongkok.
Kedua, lanjut Hikmahanto, meski terjadi perubahan kepemimpinan di AS, para birokrat AS tetap menjabat dalam kabinet pemerintahan. ’’Para pejabat inilah yang akan memastikan kebijakan terhadap Tiongkok pada masa Trump akan tetap dilanjutkan pada masa pemerintahan Biden,’’ ujar dia.
Terakhir, Hikmahanto mengatakan, banyak negara-negara sekutu AS menghendaki adanya perimbangan kekuatan (balance of power) dalam bentuk rivalitas AS-Tiongkok daripada kemesraan kedua negara.
’’Hanya saja, dalam era pemerintahan Biden, berbeda dengan Trump yang berasal dari Partai Republik. Rivalitas ini akan lebih lunak sesuai gaya kepemimpinan Presiden asal Partai Demokrat,’’ kata dia. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini