Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 24 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Seorang dokter Jamhari Farzal (49) ditemukan tewas di dalam mobilnya yang tengah parkir di halaman minimarket di Palembang. Ia ditemukan tewas satu hari setelah disuntik vaksin corona.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan, mengungkapkan bahwa dokter tersebut memang sebelumnya sempat divaksin Covid-19, Kamis (21/1/2021).
“Almarhum memang sempat disuntik vaksin, dan pada Jumat malam (22/1) ditemukan meninggal dunia,” ujarnya, Sabtu (23/1/2021).
Namun, ia menjelaskan yang menjadi penyebab kematiannya bukan karena divaksin. Sebab dari hasil visum di RS Bhayangkara, korban meninggal karena kekurangan oksigen akibat serangan jantung.
“Jadi kita tegaskan tidak ada kaitannya dengan vaksinasi corona. Hasil forensik almarhum meninggal karena kekurangan oksigen akibat ada penyakit jantung,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, apabila ada suatu reaksi pada tubuh seseorang usai vaksinasi, pasti hal tersebut akan cepat diketahui. Sebab reaksi yang timbul bisa terjadi dalam beberapa menit setelah divaksin.
“Istilahnya itu semacam syok anafilaktik dan pasti akan cepat diketahui,” ujarnya.
Maka dari itu prosedur vaksinasi yang wajib dilakukan adalah setiap orang yang baru saja menjalani suntik vaksin, harus menunggu selama 30 menit di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
“Itu SOP yang sudah diterapkan dalam proses vaksinasi,” jelasnya.
Yudhi kemudian mengimbau kepada masyarakat terutama tenaga kesehatan agar tidak takut disuntik vaksin. Sebab hal itu merupakan salah satu cara mencegah penyebaran virus corona.
“Vaksin yang diberikan juga sudah melewati berbagai uji dan hasilnya bagus semua,” katanya.
Dokter Forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang, dr Indra S Nasution, mengatakan pada pemeriksaan visum yang dilakukan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban.
“Wajahnya sudah membiru, pendarahan pada bola mata, tangan, dada, dan kaki,” katanya.
Menurutnya, jenazah meninggal diduga karena kehilangan oksigen yang sangat lama. Meski begitu, dirinya tidak dapat mengetahui jika ada penyebab kematian lain.
“Hanya visum luar dan tidak dilakukan autopsi,” pungkasnya. [rif]
KalbarOnline.com – Seorang dokter Jamhari Farzal (49) ditemukan tewas di dalam mobilnya yang tengah parkir di halaman minimarket di Palembang. Ia ditemukan tewas satu hari setelah disuntik vaksin corona.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan, mengungkapkan bahwa dokter tersebut memang sebelumnya sempat divaksin Covid-19, Kamis (21/1/2021).
“Almarhum memang sempat disuntik vaksin, dan pada Jumat malam (22/1) ditemukan meninggal dunia,” ujarnya, Sabtu (23/1/2021).
Namun, ia menjelaskan yang menjadi penyebab kematiannya bukan karena divaksin. Sebab dari hasil visum di RS Bhayangkara, korban meninggal karena kekurangan oksigen akibat serangan jantung.
“Jadi kita tegaskan tidak ada kaitannya dengan vaksinasi corona. Hasil forensik almarhum meninggal karena kekurangan oksigen akibat ada penyakit jantung,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, apabila ada suatu reaksi pada tubuh seseorang usai vaksinasi, pasti hal tersebut akan cepat diketahui. Sebab reaksi yang timbul bisa terjadi dalam beberapa menit setelah divaksin.
“Istilahnya itu semacam syok anafilaktik dan pasti akan cepat diketahui,” ujarnya.
Maka dari itu prosedur vaksinasi yang wajib dilakukan adalah setiap orang yang baru saja menjalani suntik vaksin, harus menunggu selama 30 menit di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
“Itu SOP yang sudah diterapkan dalam proses vaksinasi,” jelasnya.
Yudhi kemudian mengimbau kepada masyarakat terutama tenaga kesehatan agar tidak takut disuntik vaksin. Sebab hal itu merupakan salah satu cara mencegah penyebaran virus corona.
“Vaksin yang diberikan juga sudah melewati berbagai uji dan hasilnya bagus semua,” katanya.
Dokter Forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang, dr Indra S Nasution, mengatakan pada pemeriksaan visum yang dilakukan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari tubuh korban.
“Wajahnya sudah membiru, pendarahan pada bola mata, tangan, dada, dan kaki,” katanya.
Menurutnya, jenazah meninggal diduga karena kehilangan oksigen yang sangat lama. Meski begitu, dirinya tidak dapat mengetahui jika ada penyebab kematian lain.
“Hanya visum luar dan tidak dilakukan autopsi,” pungkasnya. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini