Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 26 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Pelaksaan Asesmen Nasional (AN) nantinya akan jauh berbeda dengan Ujian Nasional (UN). AN sendiri rencananya hanya diikuti oleh perwakilan murid atau sampel. Yakni sampel murid jenjang SD minimal berjumlah 30 orang dan SMP/SMA sederajat 45 orang.
Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud Asrijanty menyampaikan, para sampel tersebut tidak dipilih oleh sekolah, melainkan dari kementeriannya sendiri. Hal ini untuk benar-benar mengetahui potret sebenarnya dari sekolah tersebut.
“Jadi nanti sampelnya akan dipilih secara acak oleh kementerian, jadi tidak oleh sekolah, ini untuk memastikan bahwa representasi atau wakil dari sekolah. Jadi karena itu kita perlu acak, jadi tidak oleh satuan pendidikan,” terang dia dalam diskusi daring Kupas tuntas AN, Selasa (26/1).
Baca Juga: Tidak Ada UN dan AN di TA 2020/2021, Penentu Lulus Siswa Pakai UAS
Selain itu, sampel murid yang akan ikut AN pun bukan tingkat akhir. Melainkan, kelas 5, 8, dan 11. Alasannya adalah agar mereka dapat memperbaiki diri di tahun ajaran mendatang.
“Ini agar nanti perbaikannya juga masih berdampak kepada siswa, juga untuk mengurangi beban kelas 6, 9 dan 12. Jadi kita ambil 5, 8 dan 11. Mereka juga sudah memperoleh pembelajaran kira-kira 1 tahun,” tambahnya.
Oleh karena itu, setelah mendapat peta kelemahan para murid, baru sekolah dapat menentukan rumus untuk bisa meningkatkan kompetensi yang dimiliki mereka. Dengan begitu, harapannya pendidikan di Indonesia dapat lebih baik lagi.
“Jadi ada pengaruh dari sekolah dilihat, yang kemudian nanti jadi ada perbaikan tindak lanjut, mudah-mudahan ini masih berpengaruh pada kelas yang bersangkutan,” tutup dia.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pelaksaan Asesmen Nasional (AN) nantinya akan jauh berbeda dengan Ujian Nasional (UN). AN sendiri rencananya hanya diikuti oleh perwakilan murid atau sampel. Yakni sampel murid jenjang SD minimal berjumlah 30 orang dan SMP/SMA sederajat 45 orang.
Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud Asrijanty menyampaikan, para sampel tersebut tidak dipilih oleh sekolah, melainkan dari kementeriannya sendiri. Hal ini untuk benar-benar mengetahui potret sebenarnya dari sekolah tersebut.
“Jadi nanti sampelnya akan dipilih secara acak oleh kementerian, jadi tidak oleh sekolah, ini untuk memastikan bahwa representasi atau wakil dari sekolah. Jadi karena itu kita perlu acak, jadi tidak oleh satuan pendidikan,” terang dia dalam diskusi daring Kupas tuntas AN, Selasa (26/1).
Baca Juga: Tidak Ada UN dan AN di TA 2020/2021, Penentu Lulus Siswa Pakai UAS
Selain itu, sampel murid yang akan ikut AN pun bukan tingkat akhir. Melainkan, kelas 5, 8, dan 11. Alasannya adalah agar mereka dapat memperbaiki diri di tahun ajaran mendatang.
“Ini agar nanti perbaikannya juga masih berdampak kepada siswa, juga untuk mengurangi beban kelas 6, 9 dan 12. Jadi kita ambil 5, 8 dan 11. Mereka juga sudah memperoleh pembelajaran kira-kira 1 tahun,” tambahnya.
Oleh karena itu, setelah mendapat peta kelemahan para murid, baru sekolah dapat menentukan rumus untuk bisa meningkatkan kompetensi yang dimiliki mereka. Dengan begitu, harapannya pendidikan di Indonesia dapat lebih baik lagi.
“Jadi ada pengaruh dari sekolah dilihat, yang kemudian nanti jadi ada perbaikan tindak lanjut, mudah-mudahan ini masih berpengaruh pada kelas yang bersangkutan,” tutup dia.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini