Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 29 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Amerika Serikat (AS) menolak klaim Tiongkok atas Laut China Selatan yang berada di luar persetujuan hukum internasional. Selain itu, Blinken mengatakan AS berpihak kepada negara-negara ASEAN untuk melawan tekanan Tiongkok. Hal ini seperti dikatakan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Blinken menyatakan hal tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin. Dia juga menekankan mengenai pentingkan perjanjian pertahanan yang telah ada sejak lama antara negara sekutu, dan penerapannya jika suatu saat Filipina diserang di kawasan Laut China Selatan.
“Menteri Blinken berjanji untuk berpihak kepada negara claimants (yang mengklaim area di kawasan sengketa, red) dalam menghadapi tekanan RRC,” menurut keterangan kementerian, merujuk pada Tiongkok seperti dilansir Reuters.
“Menteri Blinken menekankan pentingnya Traktat Pertahanan Bersama untuk keamanan kedua negara serta penerapannya secara jelas terhadap serangan bersenjata melawan pasukan bersenjata Filipina, kapal publik, atau pesawat di Pasifik, termasuk Laut China Selatan,” tambah Kementerian.
Jaminan dari Blinken itu dinyatakan setelah Locsin menyebut bahwa Filipina telah menyampaikan nota diplomatik untuk memprotes pengesahan hukum di Tiongkok yang dapat memungkinkan keamanan laut negara itu menembak kapal asing. Locsin menyebut hukum Tiongkok itu sebagai ancaman perang.
Tiongkok mengesahkan peraturan tersebut pada Jumat (22/1), mengizinkan pasukannya untuk menggunakan semua langkah yang diperlukan untuk menghentikan atau mencegah ancaman dari kapal-kapal asing, termasuk menghancurkan bangunan negara lain yang berlokasi di perairan yang diklaim Tiongkok.
Di Laut China Selatan yang juga rute perdagangan utama, Tiongkok mengklaim hampir seluruh area yang kaya akan sumber energi. Sementara Filipina, Brunei, Vietnam, dan Malaysia adalah negara di ASEAN yang mempunyai klaim tumpang tindih di kawasan tersebut.
Taiwan, yang dianggap Tiongkok sebagai bagian dari negaranya namun menganggap dirinya sebagai negara sendiri, juga ikut mengklaim area di kawasan perairan sengketa tersebut. AS telah mengirimkan sekelompok kapal perang melalui kawasan dengan tujuan yang disebutnya sebagai kebebasan di perairan Laut China Selatan. C
Juru Bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte, sebelumnya mengatakan Filipina berharap tidak ada satupun negara yang akan melakukan aksi untuk meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Amerika Serikat (AS) menolak klaim Tiongkok atas Laut China Selatan yang berada di luar persetujuan hukum internasional. Selain itu, Blinken mengatakan AS berpihak kepada negara-negara ASEAN untuk melawan tekanan Tiongkok. Hal ini seperti dikatakan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Blinken menyatakan hal tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin. Dia juga menekankan mengenai pentingkan perjanjian pertahanan yang telah ada sejak lama antara negara sekutu, dan penerapannya jika suatu saat Filipina diserang di kawasan Laut China Selatan.
“Menteri Blinken berjanji untuk berpihak kepada negara claimants (yang mengklaim area di kawasan sengketa, red) dalam menghadapi tekanan RRC,” menurut keterangan kementerian, merujuk pada Tiongkok seperti dilansir Reuters.
“Menteri Blinken menekankan pentingnya Traktat Pertahanan Bersama untuk keamanan kedua negara serta penerapannya secara jelas terhadap serangan bersenjata melawan pasukan bersenjata Filipina, kapal publik, atau pesawat di Pasifik, termasuk Laut China Selatan,” tambah Kementerian.
Jaminan dari Blinken itu dinyatakan setelah Locsin menyebut bahwa Filipina telah menyampaikan nota diplomatik untuk memprotes pengesahan hukum di Tiongkok yang dapat memungkinkan keamanan laut negara itu menembak kapal asing. Locsin menyebut hukum Tiongkok itu sebagai ancaman perang.
Tiongkok mengesahkan peraturan tersebut pada Jumat (22/1), mengizinkan pasukannya untuk menggunakan semua langkah yang diperlukan untuk menghentikan atau mencegah ancaman dari kapal-kapal asing, termasuk menghancurkan bangunan negara lain yang berlokasi di perairan yang diklaim Tiongkok.
Di Laut China Selatan yang juga rute perdagangan utama, Tiongkok mengklaim hampir seluruh area yang kaya akan sumber energi. Sementara Filipina, Brunei, Vietnam, dan Malaysia adalah negara di ASEAN yang mempunyai klaim tumpang tindih di kawasan tersebut.
Taiwan, yang dianggap Tiongkok sebagai bagian dari negaranya namun menganggap dirinya sebagai negara sendiri, juga ikut mengklaim area di kawasan perairan sengketa tersebut. AS telah mengirimkan sekelompok kapal perang melalui kawasan dengan tujuan yang disebutnya sebagai kebebasan di perairan Laut China Selatan. C
Juru Bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte, sebelumnya mengatakan Filipina berharap tidak ada satupun negara yang akan melakukan aksi untuk meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini