KalbarOnline.com – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berharap akan ada “pengaturan ulang” dalam hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok. Guterres mengetahui bahwa meski kedua Negara memiliki pandangan berbeda terhadap HAM, mereka harus bekerja sama dalam aksi iklim.
Tiongkok mendorong pengaruh global yang lebih besar dalam sebuah tantangan bagi kepemimpinan AS. Ketegangan kedua negara mencapai titik didih di PBB tahun lalu, di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump, terkait pandemi Covid-19.
“Saya berharap kami akan melihat pengaturan ulang dalam hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok,” kata Guterres kepada awak media. “Jelas bahwa dalam urusan HAM, terdapat dua pandangan yang sangat berbeda dan jelas bahwa dalam HAM tidak ada ruang untuk kesepakatan atau misi bersama,” imbuhnya.
“Ada ruang di mana saya yakin akan tumbuh konvergensi kepentingan, dan saran saya adalah agar ruang itu dilacak oleh kedua pihak, bersama dengan seluruh komunitas internasional, dan ruang itu adalah aksi iklim,” lanjut Guterres.
Guterres juga menegaskan bahwa PBB akan mengedepankan kedamaian dan menjunjung tinggi HAM. “Sehubungan dengan PBB, saya dapat menjamin bahwa kami berkomitmen kuat untuk memastikan bahwa PBB merupakan mercusuar dari semua nilai-nilai yang terkait dengan keamanan, pembangunan, dan HAM,” ungkapnya.
Guterres juga mengaku sangat khawatir dengan kekuatan perusahaan media sosial dan mengatakan bahwa skema regulasi harus ditetapkan sehingga keputusan seperti melarang Trump dari Twitter dapat dilakukan sejalan dengan hukum.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment