KalbarOnline.com – Peneliti dari University of Arizona Amerika Serikat sedang mengembangkan tes Covid-19 dengan menggunakan smartphone. Tes berbasis kecepatan tes antigen itu setara akurasi tes rantai polimerase (PCR). Peneliti menggunakan mikroskop smartphone untuk menganalisis sampel air liur untuk memberikan hasil dalam sepuluh menit.
Dilansir dari Science Times, Senin (1/2), Ketua Tim Peneliti Profesor Jeong-Yeol Yoon mengatakan bahwa mereka juga telah mengadopsi metode yang telah dikembangkan untuk mendeteksi virus Korona juga. Tes baru ini menggunakan smartphone, mikroskop, dan selembar kertas mikrofluida, yaitu kertas berlapis lilin.
Menurut siaran pers University of Arizona, tes Covid-19 berbasis ponsel pintar lebih murah daripada metode pendeteksian tradisional. Yang terakhir ini seringkali mahal karena memerlukan seperangkat peralatan laboratorium yang besar atau membutuhkan keahlian ilmiah untuk melakukannya.
Sedangkan metode berbasis smartphone menggunakan smartphone, mikroskop sederhana, dan kertas mikrofluida. Secara total, semua komponen metode pendeteksian yang digunakan universitas hanya berharga sekitar USD 45 atau setara Rp 700 ribu.
Selain itu, pihak universitas juga mengatakan bahwa metode baru ini lebih sederhana untuk digunakan seperti yang dijelaskan dalam makalah 2019 yang diterbitkan di jurnal ACS Omega. Pengguna memasukkan antibodi dengan fluoresen ke sampel air yang berpotensi terkontaminasi. Kemudian jika patogen memang ada dalam sampel air, antibodi akan menempel pada setiap partikel.
Dengan menggunakan mikroskop, pengguna dapat melihat gumpalan fluoresen yang merupakan partikel patogen. Pengguna dapat menghitung jumlah patogen lewat foto smartphone di bawah mikroskop.
Secara keseluruhan, prosesnya hanya memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit untuk menyelesaikannya. Bahkan non-ilmuwan pun dapat belajar bagaimana melakukannya dengan menonton video singkat.
Para peneliti berencana untuk bermitra dengan fasilitas pengujian universitas untuk mendeteksi Covid-19. Tujuan utama mereka adalah mendistribusikan perangkat ke kampus sehingga rata-rata orang dapat menguji sampel air liur dari sekelompok orang dan menggenjot jumlah tes lebih masif lagi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment