Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 15 Februari 2021 |
KalbarOnline.com – Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) ke sepuluh Jusuf Kalla (JK) menilai mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin bukan tokoh radikal. JK sekaligus menampik tuduhan yang dilontarkan oleh kelompok yang menamakan dirinya Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut JK, Din adalah tokoh yang sangat toleran, dan merupakan pelopor dialog antarumar beragama di kancah internasional.
JK merasa heran apabila ada pihak yang menuduh Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal. Padahal, Din Syamsuddin merupakan sosok yang selalu keliling banyak negara untuk membicarakan perdamaian antarumat beragama.
’’Pak Din sangat tidak mungkin radikal, dia adalah pelopor dialog antaragama dan itu tingkatannya internasional. Saya sering bilang ke dia ‘Pak Din anda ini lebih hebat daripada Menlu, selalu keliling dunia hanya berdiskusi dalam hal perdamaian dan interreligius’. Jadi orang begitu tidak radikal, sama sekali tidak radikal,’’ papar JK dalam keterangannya, Senin (15/4).
Mengenai status Din yang merupakan aparatur sipil negara (ASN), JK menegaskan, Din Syamsuddin bukanlah ASN yang berada di struktur pemerintahan, tapi merupakan fungsional akademis.
Menurutnya, seorang akademisi memberikan pandangannya yang mungkin bertentangan dengan pemerintah. Itu tidak melanggar etika sebagai ASN. Karena tugas akademisi adalah memberikan pandangan sesuai dengan dengan latar belakang keilmuannya.
KalbarOnline.com – Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) ke sepuluh Jusuf Kalla (JK) menilai mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin bukan tokoh radikal. JK sekaligus menampik tuduhan yang dilontarkan oleh kelompok yang menamakan dirinya Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut JK, Din adalah tokoh yang sangat toleran, dan merupakan pelopor dialog antarumar beragama di kancah internasional.
JK merasa heran apabila ada pihak yang menuduh Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal. Padahal, Din Syamsuddin merupakan sosok yang selalu keliling banyak negara untuk membicarakan perdamaian antarumat beragama.
’’Pak Din sangat tidak mungkin radikal, dia adalah pelopor dialog antaragama dan itu tingkatannya internasional. Saya sering bilang ke dia ‘Pak Din anda ini lebih hebat daripada Menlu, selalu keliling dunia hanya berdiskusi dalam hal perdamaian dan interreligius’. Jadi orang begitu tidak radikal, sama sekali tidak radikal,’’ papar JK dalam keterangannya, Senin (15/4).
Mengenai status Din yang merupakan aparatur sipil negara (ASN), JK menegaskan, Din Syamsuddin bukanlah ASN yang berada di struktur pemerintahan, tapi merupakan fungsional akademis.
Menurutnya, seorang akademisi memberikan pandangannya yang mungkin bertentangan dengan pemerintah. Itu tidak melanggar etika sebagai ASN. Karena tugas akademisi adalah memberikan pandangan sesuai dengan dengan latar belakang keilmuannya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini