Rangkaian Reuni 212 di Patung Kuda yang Gagal Terlaksana
KalbarOnline.com – Ketum Dewan Tanfidzi Nasional (DTN) Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif menceritakan sulitnya mendapat izin kegiatan Reuni 212. Slamet mengatakan rencana awalnya panitia mengajukan izin untuk menggelar acara dengan panggung besar.
Hal itu diutarakan dalam agenda bertajuk ‘Silaturrahim dan Dialog 100 Ulama, Habaib dan Tokoh Nasional: Bersama Mencari Solusi untuk Keselamatan NKRI’. Agenda ini disiarkan secara langsung di YouTube, Kamis (2/12/2021).
Slamet mengatakan sebulan lalu panitia sudah menyusun rapi agenda Reuni 212. Rencananya, agenda tersebut digelar di Monas, tapi belum dibuka sampai 2022 karena pandemi COVID.
“Kemudian panitia ambil alternatif untuk bisa melangsungkan reuninya di kawasan Patung Kuda kita ingin mempertahankan ciri khas kita dalam acaranya, salat Subuh jemaah, zikir, munajat, maulid nabi, tausyiah, doa, dan selesai. Sehingga di kawasan Patung Kuda kita mengajukan permohonan izin keramaian dan tutup jalan supaya bikin panggung besar di kawasan Patung Kuda sehingga acara bisa tetap tertib dan teratur,” tutur Slamet seperti dilansir dari Detik.
“Tapi dari pihak kepolisian dengan argumentasi tidak bisa mengeluarkan izin tanpa rekomendasi dari Satgas Gugus COVID Pemda DKI, ketika kita rapat bersama yang dijembatani Pemda DKI semua unsur ada, Damkar, Dinkes Satpol PP, Polda Metro Jaya, komplet. Ketika ditanya Satgas Gugus, saya nggak pernah keluarkan rekomendasi untuk izin, jadi ini satu lempar ke satunya, satu lempar ke satunya, kaya ayam dan telor duluan mana, alhasil dari pertemuan itu tidak diberikan izin,” sambungnya.
Panitia, kata Slamet, mencari lokasi alternatif setelah tak ada izin untuk menggelar Reuni 212 di Patung Kuda. Masjid Az-Zikra di Sentul jadi opsi.
“Jumat sebelum Ahad-nya kita sudah menyampaikan ada kemungkinan Az-Zikra akan dipakai dan dibahas pengurus Az-Zikra dan nggak ada masalah, dipakai saja. Sehingga ketika rapat hari Ahad itu ya sudah memang kalau kita sampai Senin pagi izin nggak keluar di Patung Kuda kita pindahkan reuninya di Az-Zikra, dengan pertimbangan Az-Zikra punya sejarah dengan 212 karena tempat rapat para ulama dan tokoh menentukan tempat 212 di Az-Zikra; kedua, pendiri Az-Zikra, KH Arifin Ilham, itu tokoh 212,” paparnya.
Slamet mengatakan Az-Zikra kemudian juga menolak menggelar Reuni 212. Padahal, menurut Slamet, pihak Az-Zikra bersedia.
“Sudah disepakati tapi kemudian begitu kita rilis keluar rupanya banyak pihak yang tidak menginginkan itu berjalan sehingga banyak ditekan, didatangi berbagai instansi. Ya akhirnya sama-sama lempar. Senin paginya akhirnya ya sudah kita ambil hak kita sebagai warga negara, kita aksi super damai kita coba layangkan surat alternatif kalau kalau Az-Zikra digangguin juga, ternyata benar kan, Az-Zikra last minute hari Selasa digangguin akhirnya nggak bisa keluarkan izin, akhirnya kita putuskan di kawasan Patung Kuda,” jelas dia.
Comment