Gencarkan Bangun Sekolah untuk Tingkatkan Indeks Pembangunan Manusia
Gubernur Sutarmidji Resmikan Gedung SMA Negeri 11 Pontianak
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyebutkan bahwa pembangunan SMA/SMK yang gencar dilakukan pihaknya merupakan satu upaya perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sekaligus dalam rangka meningkatkan harapan belajar dan rata-rata lama sekolah di daerah itu. Hal itu disampaikannya usai meresmikan Gedung SMA Negeri 11 Pontianak yang terletak di Jalan Nipah Kuning Dalam, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Kamis, 27 Januari 2022.
“Kita itu harus terus berpacu untuk perbaikan IPM kita. Karena provinsi atau daerah lain itu terus berpacu juga. Salah satu wujudnya adalah dengan pembangunan SMA/SMK supaya harapan belajar itu lebih tinggi yang sekarang sudah di angka 12,65. Tapi rata-rata lamanya sekolah kita masih jauh, baru di angka 7,4. Nah, pembangunan sekolah dilakukan untuk meningkatkan itu,” kata Midji.
SMA Negeri 11 Pontianak yang dibangun itu, kata Midji, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Pontianak Barat dan sekitarnya yang selama ini terkendala dengan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Di mana kata Midji, Kelurahan Sungai Beliung merupakan satu di antara wilayah padat penduduk. Seperti halnya dengan Kecamatan Pontianak Timur.
“Penduduk paling padat, tapi tidak ada SMA/SMK. Lahan SMA 11 ini dulunya diserobot orang. Ada 14 rumah di sini, lalu dibawa ke pengadilan, kita menang, hingga akhirnya kita bangun sekolah ini. Inilah hasilnya, bisa menampung 700an murid. Saya harap penerimaan murid jangan lagi ribut-ribut,” kata Midji.
“Batulayang juga, itu tidak ada SMA. Yang banyak itu Siantan Tengah dan Siantan Hulu. Saya tegaskan, Pemprov ini asal diberikan lahan saja, kita bangun. Kita sudah koordinasi dengan Pak Wali, beliau serahkan lahan, nanti harus kita bangun sekolah di Batulayang,” katanya lagi.
Dalam kesempatan itu, Midji turut menyampaikan sejumlah rencana pembangunan gedung SMA/SMK yang akan dilakukan pihaknya. Meski setiap tahun, tak semua daerah dibangun, namun Midji berupaya agar seluruh kabupaten/kota di daerah mendapat jatah pembangunan SMA/SMK.
“Di Puring Kencana Kapuas Hulu akan kita bangun juga sekolah. Itukan dekat perbatasan Malaysia, kasihan juga anak-anak di sana sekolah di Badau. Tahun depan kalau lahannya ada, kita akan bangun di Puring Kencana,” kata Midji.
Termasuk di kabupaten lain, kata Midji, juga akan dibangun sekolah sepanjang kepala daerah atau masyarakat setempat menyerahkan lahan pembangunannya. Seperti halnya Desa Mekar Sari, Kabupaten Kubu Raya. Daerah itu, kata Midji, terbilang padat dan banyak anak putus sekolah.
“Kita bangun di sana. Karena masyarakat beri lahan dua hektar lebih. Melawi juga ada yang beri lahan, Insya Allah tahun ini realisasi,” kata Midji.
“Tahun ini ada lima yang kita bangun baru, Sanggau ada tiga, Melawi dan Sintang masing-masing satu. Sanggau dan Sintang kan jaraknya jauh-jauh, makanya kita bangun,” katanya lagi.
Midji memastikan, jika diberikan lahan baik oleh Pemerintah Daerah atau masyarakat, maka pihaknya siap membangun sekolah. Sebab, kata Midji, pendidikan dan kesehatan merupakan prioritas di masa kepemimpinannya.
“Saya masih dua tahun melakukan perencanaan dan penyusunan anggaran. Dua tahun anggaran ini saya akan fokuskan. Daerah-daerah yang belum dapat giliran dari provinsi ayo berpacu. Seperti Landak, Sekadau, kalau Kapuas Hulu walau belum, tapi kita lakukan penambahan empat kelas SMA di Semitau, itu karena lahannya tidak memadai, empat kelas itu saja sudah mengambil lahan sampai ke bukit,” kata Midji.
Saat ini, kata Midji, ada beberapa sekolah di daerah yang dibangun namun belum rampung seperti di Mempawah, Sambas, dan beberapa daerah lain.
“Mekar Sari (Kubu Raya) sudah bisa menerima murid, tahun depan ditambah lagi tiga kelas, tahun berikutnya ditambah lagi tiga kelas, artinya ada sembilan rombongan belajar, itu bisa menampung 300 anak, itu di Mekar Sari cukup. Kalau perluasan juga masih bisa. Besok saya resmikan dari Kantor Gubernur,” kata Midji.
“Total daerah yang sudah dan akan dibangun sekolah itu ada tujuh kabupaten/kota, sisa tujuh kabupaten/kota lagi. Kalau dua tahun anggaran itu bisa semuanya dapat. Intinya Bupati siapkan lahannya, serahkan ke kita, kita bangun, siapa yang dulu nyerahkan lahan, itu yang kita bangun,” tutupnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Sugeng Hariadi mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Sutarmidji yang telah meresmikan Gedung SMA Negeri 11 Pontianak itu.
“Alhamdulillah gedungnya sangat representatif dan cukup bagus untuk menampung anak-anak kita khususnya di Pontianak Barat,” kata Sugeng.
Sebab, lanjut dia, dengan diterapkannya kebijakan PPDB dengan zonasi, setiap kecamatan dituntut minimal memiliki satu sekolah negeri.
“Itu sudah menjadi tuntutan karena pengukurannya pakai jarak. Kalau dulu pakai nilai UN tidak masalah sekolah kemanapun, tapi masih kombinasi dengan yang sekarang, tapi persentase berdasarkan jarak lebih dominan,” kata dia.
Dia pun berharap, dengan adanya gedung sekolah baru itu, pelayanan di bidang pendidikan termasuk harapan lama sekolah dapat meningkat.
“Jadi ada 20 lokal dan tahun depan Pak Gubernur meminta untuk menambah satu kelas lagi. Sekarang sudah ada 780 siswa dan 20 ruang kelas, ada laboratorium fisikia, kimia, biologi, perpusatakaan, ruang praktek komputer, ruang guru, ruang tata laksana semua sudah lengkap. Mungkin peralatan lain perlahan akan dilengkapi,” kata Sugeng.
Tahun ini, kata Sugeng, Pemprov Kalbar akan membangun lima sekolah baru di antaranya tiga di Kabupaten Sanggau, masing-masing satu di Melawi dan Sintang.
Di Sanggau, akan dibangun dua SMA dan satu SMK yang tersebar di Tayan Hulu, Perindu, dan di Meliau. Di Melawi akan dibangun di Desa Nanga Pintas Pinoh Selatan. Sedangkan di Sintang akan dibangun Ketungau.
“Total kita akan bangun dua SMK, tiga SMA pada tahun ini. Harapannya kita bisa meningkatkan harapan lama sekolah. Sehingga yang lulus SMP bisa tercover di titik yang dibangun sekolah,” kata Sugeng.
Dirinya pun menjelaskan, daerah yang menjadi pilihan pembangunan gedung sekolah baru di Sanggau sudah berdasarkan kajian pihaknya. Mulai dari pertimbangan padatnya penduduk dan belum adanya sekolah negeri.
“Pada tahun 2021 yang sudah selesai dibangun itu SMA Negeri 11 Pontianak Barat, SMA Negeri di Mekar Sari Tebang Kacang, SMA Negeri 6 Sungai Raya Kubu Raya. Yang masih sedang proses pembangunan itu SMK Terpadu di Sambas. Harapannya tahun ini di Juni sudah menerima siswa baru,” kata Sugeng.
Sugeng pun mengimbau masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya baik pendidikan formal maupun non formal. Dia berharap agar jangan sampai putra putri daerah tidak bersekolah.
“Ini dalam rangka peningkatan SDM Kalbar khususnya untuk mengisi lowongan pekerjaan di Kalbar, di mana industri-industri nanti akan banyak di Kalbar. Jadi SDM harus kita siapkan, sehingga kedepan lowongan kerja kedepan tak diisi orang luar, kita harus bisa merebut lapangan kerja untuk masyarakat Kalbar, tapi kita harus siapkan SDM melalui jalur pendidikan, baik di tingkat sekolah hingga ke perguruan tinggi,” tutupnya.
Comment