Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 16 April 2022 |
KalbarOnline, Pontianak – 2 balita di Pontianak menjadi korban penelantaran orangtua. Keduanya diketahui ditelantarkan lebih dari dua tahun terakhir.
Hal ini diungkapkan Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Devi Tiomana.
Devi Tiomana mengungkapkan, ayah dari kedua balita tersebut sudah dua tahun mendekam di penjara. Sedangkan sang ibu, menikah lagi dengan pria lain.
Kini, keduanya dirawat oleh rekan ayahnya, di sebuah rumah, di Jalan Alianyang, Kota Pontianak. Kondisi rumahnya pun tampak memprihatinkan dan tak terawat.
Devi mengatakan, ayah dari balita tersebut menjadi terpidana kasus penganiayaan yang dilakukan kepada suami baru dari istrinya tersebut.
“Kita coba dalami ada atau tidak unsur pidana ini mamanya dalam hal penelantaran ini, tapi setelah ini kita akan koordinasi dengan PPA,” kata Devi, kemarin.
Devi sempat menawarkan agar kedua balita tersebut dirawat di lembaga asuhan anak, di Pontianak. Namun, pengasuh yang merupakan rekan ayahnya keberatan untuk melepaskan anak tersebut.
“Tadinya kita punya alternatif kalau anak ini tanpa pengasuhan keluarga sebaiknya dititipkan ke lembaga asuhan anak. Tapi kan ada keberatan dari yang mengasuh,” kata Devi.
Pihaknya dalam hal ini YNDN akan memberikan dukungan berupa family support, serta memantau kondisi kesehatan anak. Karena menurut Devi, proses tumbuh kembang anak di usia balita sangat penting dan butuh pengasuhan yang baik. Diketahui, kedua balita tersebut masing-masing berusia 3 dan 5 tahun.
“Kita akan kasih dukungan family support dan dalam pengawasan. Kita akan koordinasi dengan KPPAD. Karena pengasuhan tanpa keluarga rentan terjadi tindak pidana apa lagi masih balita,” kata Devi.
Family support yang dimaksud Devi seperti misalnya nutrisi dan gizi balita, bahan pokok dan kondisi kesehatan. Menurut Devi, tumbuh kembang dan masa depan kedua balita tersebut perlu dipersiapkan dengan baik.
Karena itu Devi berharap, Pemerintah Kota Pontianak dapat mengambil peran dan membantu kedua balita yang terlantar tersebut. Terlebih, kejadian tersebut telah berlangsung lebih dari 2 tahun.
“Mudah-mudahan pemerintah buka mata dan memberikan family support. 2 balita ini harus menjadi perhatian karena orangtua yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga tidak ada,” pungkas Devi.
KalbarOnline, Pontianak – 2 balita di Pontianak menjadi korban penelantaran orangtua. Keduanya diketahui ditelantarkan lebih dari dua tahun terakhir.
Hal ini diungkapkan Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Devi Tiomana.
Devi Tiomana mengungkapkan, ayah dari kedua balita tersebut sudah dua tahun mendekam di penjara. Sedangkan sang ibu, menikah lagi dengan pria lain.
Kini, keduanya dirawat oleh rekan ayahnya, di sebuah rumah, di Jalan Alianyang, Kota Pontianak. Kondisi rumahnya pun tampak memprihatinkan dan tak terawat.
Devi mengatakan, ayah dari balita tersebut menjadi terpidana kasus penganiayaan yang dilakukan kepada suami baru dari istrinya tersebut.
“Kita coba dalami ada atau tidak unsur pidana ini mamanya dalam hal penelantaran ini, tapi setelah ini kita akan koordinasi dengan PPA,” kata Devi, kemarin.
Devi sempat menawarkan agar kedua balita tersebut dirawat di lembaga asuhan anak, di Pontianak. Namun, pengasuh yang merupakan rekan ayahnya keberatan untuk melepaskan anak tersebut.
“Tadinya kita punya alternatif kalau anak ini tanpa pengasuhan keluarga sebaiknya dititipkan ke lembaga asuhan anak. Tapi kan ada keberatan dari yang mengasuh,” kata Devi.
Pihaknya dalam hal ini YNDN akan memberikan dukungan berupa family support, serta memantau kondisi kesehatan anak. Karena menurut Devi, proses tumbuh kembang anak di usia balita sangat penting dan butuh pengasuhan yang baik. Diketahui, kedua balita tersebut masing-masing berusia 3 dan 5 tahun.
“Kita akan kasih dukungan family support dan dalam pengawasan. Kita akan koordinasi dengan KPPAD. Karena pengasuhan tanpa keluarga rentan terjadi tindak pidana apa lagi masih balita,” kata Devi.
Family support yang dimaksud Devi seperti misalnya nutrisi dan gizi balita, bahan pokok dan kondisi kesehatan. Menurut Devi, tumbuh kembang dan masa depan kedua balita tersebut perlu dipersiapkan dengan baik.
Karena itu Devi berharap, Pemerintah Kota Pontianak dapat mengambil peran dan membantu kedua balita yang terlantar tersebut. Terlebih, kejadian tersebut telah berlangsung lebih dari 2 tahun.
“Mudah-mudahan pemerintah buka mata dan memberikan family support. 2 balita ini harus menjadi perhatian karena orangtua yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga tidak ada,” pungkas Devi.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini