Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Sabtu, 02 Juli 2022 |
KalbarOnline, Pontianak - Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar mengatakan, kalau rencana Pertamina untuk menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina sebaiknya ditinjau ulang.
Mantan Sekretaris Hiswana Migas Kalimantan Barat ini mengkhawatirkan, jika kebijakan ini kurang bisa menyentuh masyarakat miskin yang paling bawah, begitu pun masyarakat di daerah pedalaman.
"Kita tahu bahwa masih banyak masyarakat yang tidak punya smartphone android. Juga tidak semua paham menggunakan smartphone. Saya takut nantinya malah masyarakat ini yang seharusnya menjadi sasaran utama subsidi BBM, malah tidak menikmatinya," katanya, Sabtu (02/07/2022).
Terlebih kata dia, tidak semua daerah mempunyai sinyal internet, begitu juga terhadap budaya cashless di daerah yang belum terbentuk, sehingga akan menyulitkan masyarakat.
"Dulu ada kebijakan untuk pakai uang elektronik. Ternyata hanya bisa diterapkan di kota-kota besar. Ini karena infrastruktur yang belum mendukung. Warga di daerah nanti juga kalau masuk ke kota sulit beli BBM subsidi karena wajib pakai MyPertamina," terangnya.
Dengan begitu, Zulfydar pun mengusulkan, agar kebijakan ini untuk sementara hanya diterapkan di kota-kota besar saja yang sudah lengkap sarana dan prasarananya, serta warganya yang sudah melek digital.
"Saya menilai penggunaan MyPertamina ini hanya cocok untuk kota-kota besar saja," tandasnya. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar mengatakan, kalau rencana Pertamina untuk menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina sebaiknya ditinjau ulang.
Mantan Sekretaris Hiswana Migas Kalimantan Barat ini mengkhawatirkan, jika kebijakan ini kurang bisa menyentuh masyarakat miskin yang paling bawah, begitu pun masyarakat di daerah pedalaman.
"Kita tahu bahwa masih banyak masyarakat yang tidak punya smartphone android. Juga tidak semua paham menggunakan smartphone. Saya takut nantinya malah masyarakat ini yang seharusnya menjadi sasaran utama subsidi BBM, malah tidak menikmatinya," katanya, Sabtu (02/07/2022).
Terlebih kata dia, tidak semua daerah mempunyai sinyal internet, begitu juga terhadap budaya cashless di daerah yang belum terbentuk, sehingga akan menyulitkan masyarakat.
"Dulu ada kebijakan untuk pakai uang elektronik. Ternyata hanya bisa diterapkan di kota-kota besar. Ini karena infrastruktur yang belum mendukung. Warga di daerah nanti juga kalau masuk ke kota sulit beli BBM subsidi karena wajib pakai MyPertamina," terangnya.
Dengan begitu, Zulfydar pun mengusulkan, agar kebijakan ini untuk sementara hanya diterapkan di kota-kota besar saja yang sudah lengkap sarana dan prasarananya, serta warganya yang sudah melek digital.
"Saya menilai penggunaan MyPertamina ini hanya cocok untuk kota-kota besar saja," tandasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini