KalbarOnline, Pontianak – Perkembangan kondisi global saat ini masih diliputi krisis multidimensional sebagai dampak pandemi Covid-19, penajaman konflik geopolitik, krisis energi dan pangan, hingga perubahan iklim.
Dalam hal ini diperlukan kestabilan kondisi di kawasan serta sub kawasan agar tidak menimbulkan gejolak yang semakin dalam sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian global.
“Untuk menjaga stabilitas dan daya saing kawasan, BIMP-EAGA perlu untuk semakin proaktif di tengah dinamika arsitektur kawasan Indo-Pasifik,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, Kamis (24/11/2022).
Hal itu disampaikan Edi selaku Chair Senior Officials BIMP-EAGA ketika memimpin Senior Officials Meeting (SOM) ke-30 BIMP-EAGA yang digelar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
Sebelumnya, Indonesia telah menerima estafet keketuaan dalam BIMP-EAGA dari Filipina dan menjadi ketua untuk periode 2022-2023 dengan mengusung tema “Peningkatan Daya Saing dan Ketahanan Iklim Sub Kawasan”.
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa di sub kawasan masih terdapat beberapa isu yang perlu mendapat perhatian lebih jauh, antara lain ketahanan pangan, serta ketahanan energi melalui penguatan konektivitas.
Deputi Edi menyampaikan, bahwa BIMP-EAGA juga perlu meningkatkan kerja sama dengan kerja sama sub kawasan seperti Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Greater Mekong Subregion (GMS) untuk meningkatkan peran ASEAN dalam arsitektur kawasan.
Isu lain yang dibahas yakni hasil BIMP-EAGA Vision 2025 (BEV 2025) Mid Term Review (MTR) dilihat dari aspek transportasi, ICT, fasilitasi perdagangan dan investasi, energi, agribisnis, serta pariwisata. Terkait pencapaian visi 2025, juga diperlukan penguatan institusi kelembagaan dalam implementasi hasil MTR.
“Saya mendukung perubahan nomenklatur Trade Investment Facilitation Cluster menjadi Trade Investment Promotion and Enterprises Development Cluster, serta pembentukan Working Group on Youth and Sports Development dan Working Group on Security,” ucap Edi.
Dalam BIMP-EAGA sendiri terdiri dari 8 klaster, dan pada pertemuan kali ini masing-masing ketua klaster menyampaikan laporan perkembangan serta capaian kerja mereka. Beberapa capaian penting klaster pada 2022 antara lain mengenai penyelesaian lima proyek transportasi laut di sektor transportasi, perluasan akses jaringan broadband berbasis satelit hingga menjangkau wilayah rural EAGA dengan target 100% di 2025, penyelesaian proyek HVTL Tanjung Redep-Tanjung Selor, finalisasi inisiatif One Borneo Quarantine, eksplorasi potensi baru sentra produksi rumput laut dan sapi, serta inisiatif green cities di Kendi dan Kota Kinabalu.
Beberapa agenda yang menjadi highlight dalam pembahasan, yakni tentang pembukaan kembali rute darat, udara, dan perairan pasca pandemi dalam rangka mendukung aktivitas perdagangan dan pariwisata, optimalisasi potensi produksi pangan di area EAGA untuk meningkatkan ketahanan pangan serta integrasi energi listrik dan kerja sama pengembangan sumber energi terbarukan lintas batas untuk mendorong keamanan energi di sub kawasan.
Pelaku usaha sebagai motor penggerak utama kerja sama BIMP-EAGA didorong berperan lebih besar untuk mendukung integrasi ekonomi di area EAGA.
“Sektor privat adalah pendorong utama pertumbuhan EAGA melalui penciptaan lapangan kerja di kawasan. Sementara itu, Pemerintah perlu menjembatani kolaborasi G-to-B agar hubungan B-to-B dapat berkembang dan sektor privat mampu mengoptimalkan potensinya,” jelas Edi.
Edi juga mengapresiasi dukungan dari Asian Development Bank (ADB) dan Sekretariat ASEAN terhadap BIMP-EAGA melalui penguatan kapasitas dan asistensi teknis lainnya. Secara khusus, dia juga mengharapkan agar dukungan kedua lembaga mitra tersebut di masa depan dapat diarahkan untuk memperkuat sistem dan pengelolaan infrastruktur Kawasan. Tujuannya untuk mendorong terciptanya seamless connectivity and movement untuk rantai suplai perdagangan.
Setelah menutup pertemuan, Edi Pambudi mengajak para Pejabat Senior BIMP-EAGA melakukan kunjungan ke Data Analytic Room (DAR) dan diterima oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji. Pembangunan DAR ini bertujuan menyediakan ruang penyajian data pembangunan sebagai dasar perencanaan dan kebijakan pemerintah serta mendukung pengambilan keputusan oleh pimpinan. DAR ini juga merupakan satu keluaran dari inisiasi Satu Data Kalbar yang dikelola melalui proses integrasi data dan penyediaan data terbuka.
Sebagai catatan, pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 yang dilaksanakan pada 23 – 26 November 2022. Pertemuan ini dihadiri oleh pejabat senior dari semua negara anggota BIMP-EAGA, ADB, Sekretariat ASEAN, BIMP Facilitation Centre (BIMP FC), dan BIMP-EAGA Business Council (BEBC). (Jau)
Comment