Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 23 Februari 2023 |
KalbarOnline, Pontianak - Minimnya curah hujan yang terjadi selama sepekan terakhir menyebabkan hawa panas semakin meningkat. Bahkan berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini telah terdapat sebanyak 72 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah Kalimantan Barat.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari website resmi BMKG Kalbar, dari sekian wilayah titik panas atau hotspot yang terpantau itu, paling banyak berada di Kabupaten Mempawah dengan total 41 titik. Kemudian di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 12 titik, Kabupaten Sambas 5 titik dan Kabupaten Sanggau 5 titik.
Kepala Satuan Tugas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Daniel dalam pernyataannya menyampaikan, tidak kurang dari 332 desa di Kalbar berstatus rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Guna menyikapi hal itu, pihak BPBD Kalbar pun telah meminta jajarannya yang berada di wilayah untuk melakukan patroli darat. Selain ia juga menekankan kepada pihak korporasi dibidang perkebunan untuk tidak melakukan pembakaran lahan.
"Kepada siapapun, termasuk pihak korporasi di bidang perkebunan maupun di bidang developer," tegas Daniel, Rabu (22/2/2023).
Begitupun kepada seluruh masyarakat yang tinggal di daerah pemukiman, Daniel juga meminta untuk tidak membakar sampah sembarangan.
"Terlebih saat angin kencang. Material yang terbakar bisa terbang ke mana-mana dan hinggap di tumbuhan yang sudah kering," terangnya. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Minimnya curah hujan yang terjadi selama sepekan terakhir menyebabkan hawa panas semakin meningkat. Bahkan berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini telah terdapat sebanyak 72 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah Kalimantan Barat.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari website resmi BMKG Kalbar, dari sekian wilayah titik panas atau hotspot yang terpantau itu, paling banyak berada di Kabupaten Mempawah dengan total 41 titik. Kemudian di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 12 titik, Kabupaten Sambas 5 titik dan Kabupaten Sanggau 5 titik.
Kepala Satuan Tugas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Daniel dalam pernyataannya menyampaikan, tidak kurang dari 332 desa di Kalbar berstatus rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Guna menyikapi hal itu, pihak BPBD Kalbar pun telah meminta jajarannya yang berada di wilayah untuk melakukan patroli darat. Selain ia juga menekankan kepada pihak korporasi dibidang perkebunan untuk tidak melakukan pembakaran lahan.
"Kepada siapapun, termasuk pihak korporasi di bidang perkebunan maupun di bidang developer," tegas Daniel, Rabu (22/2/2023).
Begitupun kepada seluruh masyarakat yang tinggal di daerah pemukiman, Daniel juga meminta untuk tidak membakar sampah sembarangan.
"Terlebih saat angin kencang. Material yang terbakar bisa terbang ke mana-mana dan hinggap di tumbuhan yang sudah kering," terangnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini