Zulfydar Zaidar Sebut Sudah Saatnya Festival Meriam Karbit Pontianak Mendunia

KalbarOnline, Pontianak – Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar menyebut bahwa sudah saatnya festival permainan meriam karbit di Kota Pontianak dipromosikan menjadi wisata dunia. Karena menurutnya, permainan ini benar-benar menjadi ikon dan satu-satunya yang hanya dimiliki oleh Kota Pontianak.

“Ini betul-betul jadi ikon bagi Kota Pontianak. Tidak perlu ragu lagi bagi orang Pontianak dan luar orang Pontianak untuk datang ke Pontianak. Karena memomennya jelas, waktunya jelas, pelaksanaannya jelas. Jadi ini hanya satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia,” katanya.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Hal itu disampaikan Zulfydar saat menghadiri pembukaan Festival Meriam Karbit 2023 di Gang Muhajirin, Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kamis (20/04/2023) malam.

Oleh karenanya ia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dapat terus meningkatkan kualitas festival ini di tahun-tahun mendatang, terus dilestarikan dan terus dikuatkan.

“Tinggal dipromosikan saja secara luas, tidak menunggu di nusantara saja, tapi kita harus ‘go international‘, dan ini harus kerjasama dengan pihak-pihak luar, dalam rangka untuk mempromosikan, khususnya di bulan Ramadhan,” katanya.

Untuk itu, legislator PAN itu mendorong pihak swasta, asosiasi atau EO turut membantu melakukan komunikasi dengan pihak-pihak di luar negeri dalam rangka untuk menarik wisatawan dari luar negeri itu sendiri.

Baca Juga :  Anggota DPRD Pontianak Ikuti Bimtek Keluarga Berintegrasi dari KPK RI

“Khususnya di bulan Ramadhan, kita bisa ‘menjual’ even ini adalah even religius dalam rangka untuk mendapatkan pendapatan daerah,” ujarnya.

Sebelumnya, pihak panitia sempat menyinggung terkait bahan baku terutama kayu untuk membuat meriam yang saat ini semakin langka. Menurut Zulfydar, kalau hal itu bisa dicarikan solusinya secara bersama pemerintah.

“Seharusnya ini bukan permasalahan, karena ini jelas peruntukannya, kalau yang disampaikan panitia kalau bahan baku ini harus menjadi perizinan khusus maka tentunya pemerintah provinsi dan pemkot bekerjasama untuk mendatangkan bahan baku kayu ini,” katanya.

Zulfydar menilai, bahwa pemerintah dapat mendorong ketersediaan kayu-kayu dengan kualitas terbaik, agar festival ini dapat terus berlangsung di tahun-tahun mendatang.

“Kualitas (kayu yang bagus) ini menjadikan kualitas festival itu sendiri, kalau bisa (tahun depan) meriamnya lebih besar dari yang sekarang,” katanya.

Zulfydar pun mengaku tidak sependapat dengan adanya pemahaman, bahwa kayu-kayu yang terus digunakan atau diambil dari hutan untuk pembuatan meriam ini lambat laun bakal menyebabkan hutan di Kalbar menjadi gundul.

Baca Juga :  Sutarmidji Kantongi Rekomendasi PAN Untuk Pilkada Kalbar

“Barang (kayu) ini kan bukan untuk dijual, bukan untuk komersial dan bukan untuk bangunan, rumah, tapi ini justru untuk melestarikan budaya tak benda, karena korelasi budaya tak benda ini berkaitan dengan barang-barang itu sendiri,” katanya.

“Maka saya pikir, kalau masalah ini dipertentangkan, saya pikir tidak ada dasarnya untuk dipertentangkan, jumlahnya (batang kayu yang diambil) juga tidak besar, peruntukannya juga bisa dilihat, jelas,” tegas Zulfydar menambahkan.

Terakhir, ia berharap pihak-pihak terkait dapat mengkondisikan bahan-bahan baku bagi peruntukan pembuatan meriam ini. Karena lagi-lagi, permainan meriam karbit ini merupakan tradisi budaya tak benda yang langka dan hanya dimiliki oleh Pontianak, sehingga sangat berpotensi menjadi warisan yang bisa dinikmati oleh masyarakat dunia.

“Nanti asosiasi (bisa) berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan untuk mendapatkan kualitas kayu-kayu yang bagus,” tutupnya. (Jau)

Comment