KalbarOnline, Sambas – Masyarakat Melayu di Kabupaten Sambas menyambut penuh sukacita atas terwujudnya Rumah Adat Melayu Sambas. Betapa tidak, warga di sana sudah menanti keberadaan rumah yang akan menjadi salah satu pusat pengembangan budaya Melayu itu sejak tahun 2000 atau sejak kabupaten berjuluk “Bumi Serambi Mekah” itu dimekarkan.
Rp 6,6 miliar yang dihibahkan Gubernur Kalbar, Sutarmidji dari dana APBD itu pun dinilai sebagai tanda keseriusan dalam mendukung pelestarian dan keberlanjutan budaya Melayu di Sambas.
Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) turut mengakui, jika berkat tangan dingin Gubernur Sutarmidji lah, Rumah Adat Melayu Sambas ini mampu diwujudkan.
Bahkan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) MABM Kabupaten Sambas, Misni Safari menyebutkan, dibutuhkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak termasuk Gubernur Sutarmidji untuk benar-benar merealisasikan pembangunan Rumah Adat Melayu Sambas.
“Berkat tangan dingin Gubernur Sutarmidji yang telah mengalokasikan total hibah Rp 6,6 miliar, Rumah Melayu Sambas akhirnya terwujud,” ungkap Misni Safari saat peresmian Rumah Adat Melayu Sambas, Kamis (18/05/2023).
Senafas dengan Misni, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MABM, Chairil Effendy juga mengakui, dengan tangan dinginnya, Gubernur Sutarmidji mampu mewujudkan rumah adat Melayu di wilayah Provinsi Kalbar dan salah satunya di Kabupaten Sambas. Mewakili MABM dan masyarakat Melayu, Chairil mengucapkan terima kasih.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, bahwa sejak peresmian rumah adat Melayu pertama 18 tahun lalu, kini Provinsi Kalbar telah memiliki 7 rumah adat Melayu yang tersebar di sejumlah wilayah.
“Berkat tangan dingin Gubernur Sutarmidji kita bisa mewujudkan rumah Melayu di Provinsi Kalbar. Terima kasih Bapak Gubernur telah membantu pembangunan rumah adat Melayu,” tutur Chairil.
Sementara itu, Gubernur Sutarmidji dalam momentum peresmian Rumah Adat Melayu Sambas, mengajak semua pihak untuk bersatu bersama dalam membangun Provinsi Kalbar. Dengan kondisi masyarakat Kalbar yang heterogen, maka persatuan menjadi kunci untuk kemajuan, yang salah satunya melalui bisa budaya.
“Rumah Melayu untuk mengembangkan budaya Melayu, Rumah Radank untuk mengembangkan budaya Dayak, rumah adat Tionghoa, rumah adat Bugis dan lainnya,” sampainya.
Gubernur Sutarmidji turut meminta agar semua pihak dapat bersinergi, bukan untuk menang-menangan, tapi bagaimana “menjual” berbagai budaya yang ada ini kepada masyarakat luar untuk mendatangkan wisatawan.
“Sehingga ke depan di komplek Rumah Melayu Sambas tinggal ditambah penampilan kesenian dan kegiatan budaya dalam waktu tertentu. Semoga kelengkapan rumah Melayu ini bisa selesai, kalau perlu Rumah Adat Melayu ini dilengkapi dengan perpustakaan atau rumah baca,” saran Sutarmidji.
Turut hadir dalam peresmian Rumah Adat Melayu tersebut Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi dan sejumlah Kepala OPD Pemprov Kalbar. (Jau)
Comment