Sejumlah Mitra Kecewa, PT BJE Diminta Kembalikan Dana Jaminan Rp 1,7 Miliar

KalbarOnline, Pontianak – Dana jaminan sebesar Rp 1,7 miliar milik CV Aksi Borneo Ekspress ditahan oleh perusahaan ekspedisi PT Borneo Jet Ekspres (BJE). Tindakan tersebut menyulut kekecewaan mitra bisnisnya.

Direktur CV Aksi Borneo Ekspress, Juni Cahaya Saputra mengatakan, pada 2022 pihaknya telah mengajukan penawaran kepada PT BJE untuk bekerja sama sebagai mitra dalam usaha jasa ekspedisi.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Di mana setelah kerjasama dilakukan selama setahun dengan wilayah kerja yang diberikan kepada CV Aksi Borneo Ekspress adalah Kota Pontianak dan Kabupaten Sintang, PT BJE mewajibkan kepada setiap mitranya untuk membeli aset, perpindahan karyawan dan deposito dana jaminan dengan total biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 1,7 miliar.

Juni mengungkapkan, dana jaminan tersebut dalam kontrak kerja akan dikembalikan setelah kontrak kerjasama berakhir. Dan selama PT BJE dipimpin oleh warga lokal, kerjasama berlangsung aman tanpa ada masalah.

Masalah baru, lanjut dia, muncul ketika adanya pergantian manajemen PT BJE dari sebelumnya dipimpin oleh warga Indonesia beralih dipimpin oleh warga negara asing.

“Beberapa masalah yang muncul seperti adanya perubahan kontrak sepihak sebanyak lima kali yang dilakukan PT BJE tanpa melibatkan mitra bisnisnya. Penurunan nilai keuntungan yang didapat dari Rp 2.700 per paket menjadi Rp2.106 per paket. Wilayah kerja mitra dicaplok hingga muncul denda yang tidak disertai bukti yang harus ditanggung oleh mitra bisnis,” ungkap Juni, Selasa (05/09/2023).

Baca Juga :  Kalimantan Jadi Pulau Modern Broadband Pertama, Sutarmidji : Penunjang Terciptanya Desa Mandiri di Kalbar

Yang lebih aneh, kata Juni, manajemen PT BJE tiba-tiba mengeluarkan daftar denda selama setahun yang harus dibayar mitra bisnisnya. Biaya denda tersebut ditambah dengan biaya lainnya yang pada akhirnya menyebabkan pihaknya mengalami kerugian sebesar Rp 2,5 miliar.

“Denda ini kan jadi pertanyaan. Dimana bukti rincian dendanya, perusahaan juga tidak bisa menjelaskan,” ucap Juni.

Akibat dari munculnya biaya denda yang harus dibayar itu, dia menambahkan, dana jaminan yang sebelumnya sudah disetorkan tidak bisa ditarik, dengan alasan sedang dilakukan audit dan jika ada denda atau lainnya, maka dana jaminan tersebut akan dipotong.

“Masalah ini bukan hanya saya di CV Aksi Borneo Ekspress saja yang mengalami. Puluhan mitra bisnis lainnya juga merasakan hal yang sama. Bahkan ada mitra bisnis yang sudah menggugat PT BJE ke pengadilan,” terang Juni.

Menurut Juni, kalaupun ada keuntungan yang didapat dari menjalankan bisnis ekspedisi tersebut, keuntungan itu belum mampu menutupi biaya yang telah dikeluarkan oleh mitra bisnis.

Baca Juga :  Sutarmidji Janji Bantu Rp 250 Juta Untuk Pembangunan Masjid Agung Al Falah Pontianak

“Paket hilang, paket terlambat diantar, pelanggan komplain mitra bisnis yang menanggung semuanya. Setoran biaya paket harus dikirim tepat waktu. Sementara PT BJE, kalau telat membayar keuntungan, aman-aman saja, tidak ada denda atau sanksi,” kata Juni

Ia meminta kepada PT BJE untuk mengembalikan hak-hak mitra bisnisnya. Jangan membuat alasan-alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk lepas tanggung jawab dari mengembalikan dana jaminan.

“Tadi saya bertemu dengan pihak perusahaan menyampaikan tuntutan mitra. Lalu mereka minta waktu Jumat nanti untuk mediasi. Kalau masalah ini tidak selesai, saya akan layangkan somasi,” pungkas Juni.

Saat hendak dikonfirmasi oleh para wartawan dengan mendatangi langsung ke kantor PT BJE untuk menemui pimpinannya, petugas keamanan di perusahaan tersebut menyampaikan kalau manajemen PT BJE tidak mau berkomentar. (Indri)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment