KalbarOnline, Pontianak – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Suharyanto menyatakan bahwa negara Singapura sudah menyampaikan peringatan kepada pemerintah Indonesia terkait potensi penyebaran bencana asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah provinsi termasuk Kalbar.
“Ada warning dari Singapura, katanya sudah khawatir adanya asap sudah menyebar, kita pastikan tidak. Kami sudah ke Sumatera Selatan kemarin, di situ lebih dekat ke Singapura, asapnya lebih banyak, kemudian kita gelar TMC dua hari hujan, sekarang sudah padam,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Suharyanto dalam rapat koordinasi penanggulangan karhutla bersama stakeholder terkait, di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (20/09/2023).
“Saya yakin aparat penegak hukum sudah betul betul mengambil tindakan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan meluas akibat ulah manusia,” tambahnya.
Sebagai informasi, kehadiran Suharyanto dalam rapat tersebut sebagai satu rangkaian dari kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalbar guna membantu mengatasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi.
“Tadi langsung meninjau lewat udara memang sudah banyak lahan yang terbakar tapi Alhamdulillah sudah padam. Kenapa bisa padam? Karena yang pertama kita sudah antisipasi sebelum kejadian kebakaran, kita sudah standby-kan beberapa heli water bombing,” kata Suharyanto.
“Itu sesuai kebutuhan sekarang, yang stanby ada 7 (unit), 3 patroli dan 4 water bombing,” sambungnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa tahun ini pihaknya telah memiliki Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang bisa dimaksimalkan dalam membantu menekan angka kasus karhutla di Kalbar.
“Sehingga itu bisa kita maksimalkan TMC, kita lakukan pada saat cuacanya masih memungkinkan, yaitu ada awan hujan, sehingga ada pembasahan,” ujarnya.
Suharyanto mengakui, bahwa pemadaman yang dilakukan saat ini masih belum terlalu massif. Hal itu lantaran tak sebandingnya antara unit pemadam lewat udara yang dimiliki dengan luasan lahan yang terbakar.
“Tentu saja tidak bisa secara masif, karena (heli water bombing) sekali membawa air 4 ton, tapi kemudian kita bisa gelar TMC Kalbar ini tiga hari terakhir, juga (dibantu) hujan, jadi lahan-lahan yang tadinya terbakar sudah padam semua, tadi saya lihat langsung dari atas,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Suharyanto juga menjelaskan terkait adanya informasi dari BMKG yang memprediksi bakal terjadi cuaca panas beberapa hari ke depan di Kalbar.
“Akan ada panas lagi, sebelumnya nanti ada hujan lagi, pada saat panas tetap kita antisipasi dengan baik dan betul, tadi kita rapat koordinasi Pak (Pj) Gubernur, ada pangdam, kapolda, danlanud, semua BPBP, bupati wali kota hadir, semua di sini. Kita sudah berikan informasi ketika (ada) apinya–karena kering–muncul, segera dipadamkan,” jelasnya.
Selain itu, Suharyanto juga menjelaskan, untuk titik-titik lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh operasi darat akan dipadamkan menggunakan heli water bombing.
“BNPB (RI) juga datang membawa bantuan perlengkapan, termasuk dana-dana operasional kita sudah koordinasi dengan para kepala daerah, disamping karhutla juga, apabila bencana–ada bencana-bencana–segera koordinasi,” pintanya.
Selain dari sisi petugas, Suharyanto turut meminta agar kesadaran masyarakat dapat terus diperkuat, agar kasus-kasus karhutla di Kalbar mampu ditekan lebih maksimal lagi.
“(Intinya) kolaborasi, sinergitas. Tapi kalau kita lihat kondisi sekarang, (kami) optimis kebakaran hutan dan lahan pada 2023 ini lebih terkendali dibandingkan 2019,” katanya.
“Memang titik api ribuan itu tidak usah terlalu menjadi masalah, yang penting upaya memadamkannya sekarang memang titik-titik api sudah padam,” katanya. (Jau)
Comment