Penanganan Stunting Tak Perlu Banyak Retorika

KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson bersama Pj Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Windy Prihastari berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka prevalensi kasus stunting di Kalbar.

Keduanya diketahui terus berkeliling ke posyandu-posyandu di 14 kabupaten kota se-Kalbar guna mengkampanyekan edukasi gizi kepada para ibu, mensosialisasikan pentingnya makanan sehat bagi anak, remaja putri hingga ibu hamil dan menyusui, serta lainnya.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Harisson menyampaikan, bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi.

“Jadi mulai dari janin sampai ke usia 2 tahun, janin atau bayi dan anak dibawah 2 tahun ini tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, sehingga menghambat pertumbuhan, yang pertama pertumbuhan dari kecerdasan atau pertumbuhan otak yang ditandai dengan berat badan tidak naik,” ujarnya, Kamis (04/01/2023).

Oleh karenanya, Harisson dan Windy terus mengimbau kepada para ibu hamil untuk memperhatikan janin pada saat masa kehamilan hingga bayi lahir sampai dengan umur 2 tahun, karena memang pertumbuhan perkembangan otak anak itu sangat pesat di 1000 hari pertama kehidupan.

“Kalau disitu ada gangguan maka kecerdasannya akan tidak maksimal seperti yang kita harapkan dan kalau sudah lewat dari 2 tahun itu sudah tidak bisa di apa-apakan lagi,” katanya.

Jujur, Harisson mengakui, kalau angka prevalensi stunting Kalbar memang masih terbilang cukup tinggi, yakni di angka 27,8 persen untuk tahun 2022. Selain harus banyak turun ke lapangan untuk memberikan aksi nyata, penanganan stunting ini harus dilakukan secara kolaboratif, dengan melibatkan semua stakeholder.

“Dan ini sebenarnya sudah turun 2 persen dan seharusnya tidak 2 persen, karena menurut saya sebenarnya kita masih banyak ke retorika ‘ayo turunkan stunting’, dan saat ini kita rubah jangan lagi rapat-rapat, kita turun ke posyandu bersama PKK sampai ke tingkat dusun,” katanya.

Ia menyampaikan, bahwa pemerintah telah mengucurkan anggaran melalui APBN di pos Kementerian Kesehatan sebesar Rp 59 miliar dalam 1 tahun ini, dan langsung ditransfer ke rekening setiap puskesmas dengan nilai yang bervariasi.

Baca Juga :  Buka Seminar Internasional, PJ Gubernur Harisson Ingatkan Pentingnya Peran Pertanian

“Ini yang sebenarnya petugas kesehatan, kader, ibu PKK menyiapkan bahan makanan dengan produk lokal yang ada, di situ kemudian diberikan kepada anak stunting, dan dari Provinsi juga ada melalui Dinas Kesehatan dan BKKBN juga ada,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga sedang menginventarisir data baduta dan ibu hamil yang kekurangan gizi secara by name by address, termasuk remaja putri yang anemia untuk dilakukan  penanganan, seperti pemberian makanan tambahan setiap hari, membersihkan lingkungannya, pemberian obat tambah darah dan lain-lain.

“Lalu kemudian bulan depan harus ditimbang, dan kalau remaja putri mungkin dicek lagi anemianya, terus ibu hamil apakah berat badannya naik. Itulah cara kita memonitor, jadi jangan hanya kita retorika keluar dari situ selesai, jadi memang sudah harus ada tabel monitor,” katanya.

Harisson menekankan, kunci penyelesaian stunting juga berada pada seberapa besar pengetahuan para ibu dan remaja terkait asupan makanan sehat dan bergizi.

“Mari kita tingkatkan pengetahuan ibu, pengetahuan remaja putri, pengetahuan ibu hamil dan ibu baduta tentang pola asuh bagaimana pentingnya minum obat tambah darah, bagaimana pentingnya imunisasi, bagaimana pentingnya memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan maupun bagaimana pentingnya memberikan makanan yang bergizi bagi baduta,” paparnya.

Sementara itu, Pj Ketua PKK Kalbar, Windy Prihastari membenarkan, bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, namun harus bekerja sama, termasuk melibatkan organisasi-organisasi wanita yang ada di Provinsi Kalbar.

“Dari waktu pelantikan itu sudah diberikan arahan oleh Bapak Mendagri dan Ketua Umum PKK, bahwa apa pentingnya ketua PKK sebagai Ketua Pembina Posyandu, karena bukan hanya sebagai penggerak saja, tapi harus membina langsung ke posyandu, dan saya langsung menyampaikan laporan kepada Bapak Penjabat Gubernur bahwa ini arahan dari Bapak Mendagri bahwa kita harus turun langsung ke Posyandu,” katanya.

Windy melanjutkan, 2 hari setelah dirinya dilantik sebagai Ketua Pembina Posyandu, ia bersama Pj Gubernur Kalbar langsung turun ke posyandu yang ada di Kota Pontianak dan membuat program kegiatan mengenai gizi yang dapat dimengerti oleh ibu-ibu hamil dan menyusui.

Baca Juga :  RSUD Soedarso Raih Akreditasi Tipe A dari Kemenkes RI

“Dan Pak (Pj) Gubernur membuat suatu strategi dengan ayo masak bersama di posyandu, jadi kami datang tidak hanya sekedar bercerita, tapi ada yang dibuat, yakni aksi nyata melakukan demo masak penyiapan menu pendamping ASI untuk anak-anak dibawah 2 tahun,” terangnya.

Dirinya juga mengapresiasi para ibu di beberapa kabupaten/kota yang selama ini hadir di posyandu dengan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan terkait bagaimana cara pola asuh anak khususnya cara membuat Menu Pendamping ASI (MPASI).

“Jadi sebenarnya yang paling penting untuk MPASI itu pertama karbohidrat yang didapat dari beras yang kita berikan, itu bubur nasi putih bukan beras merah, karena beras merah itu terlalu banyak serat,” katanya.

Selain karbohidrat, yang penting bagi anak ialah protein hewani yang bisa didapat dari ikan, telur, ayam, susu bubuk, daging. Dari protein hewani ini, Windy mengatakan, yang paling baik adalah ikan, karena seratnya sangat lembut dan mudah dicerna.

Kemudian lemak, yang baik untuk membentuk sel otak yang bisa didapat dari kaldu air ikan, minyak makan, margarin dan santan.

“Cukup 3 itu saja yang kita berikan kepada anak-anak kita. Kalau sayur itu hanya untuk pengenalan,” katanya.

Windy menambahkan, bahwa PKK telah mempunyai program khusus untuk tahun 2024 dari setiap pokja yang ada untuk berkolaborasi dan mendukung program penanganan stunting.

“Jadi semua bisa mengawasi, karena setiap kabupaten/kota, PKK menjadi orang tua asuh untuk anak-anak stunting yang nantinya bisa kita monitoring bersama dengan tim kesehatan yang ada di tempat masing-masing,” katanya sembari mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan program penurunan angka stunting di Kalbar. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment