KalbarOnline, Pontianak – Ahmad Nizam, anak berusia enam tahun di Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh orang tuanya akhirnya ditemukan, namun dalam keadaan tak bernyawa di dalam sebuah karung.
Bocah laki-laki itu ditemukan meninggal dunia di belakang rumahnya yang berlokasi di Jalan Purnama Gang Purnama 7, Pontianak, pada Kamis (22/08/2024) malam, sekitar pukul 19.05 WIB. Pelaku pembunuhan tersebut diketahui adalah ibu tiri korban berinisial IF (24 tahun).
Kasus pembunuhan ini pun tengah menjadi sorotan warga Pontianak, termasuk para guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Pontianak, tempat korban menempuh pendidikan.
Wali Kelas korban, Nur Asnia menyatakan, bahwa terakhir kali ia bertemu korban pada hari Senin (19/08/2024) di ruang kelas, dan kondisi korban saat itu terlihat baik-baik saja. Hanya saja disebutkan Nur, saat itu korban sempat izin ke toilet karena sakit perut.
“Dia izin ke saya, ‘ibu izin ke wc mau BAB’. Saya bilang kepada Nizam ‘bisa bersihin sendiri’, bisa kata dia,” ungkap Nur kepada KalbarOnline, Jumat (23/08/2024).
Hingga jam pulang sekolah, Nur Asnia mengatakan, kalau korban masih dalam keadaan baik-baik saja. Lalu pada hari Selasa (20/08/2024) pagi, ibu tiri korban (pelaku) mengirim pesan WhatsApp (WA) untuk memberitahukan bahwa korban izin tidak masuk sekolah karena sakit.
“Mamanya WA, Assalamualaikum ibu izin Nizam demam dan sakit perut. Jadi saya pikir oh pantaslah kemarin Nizam itu izin ke wc, karena hari-hari biasanya anak itu tidak pernah ke wc. Guru lain juga ada lihat dia ke toilet, ya udah saya balas semoga lekas sembuh,” jelasnya.
Kemudian pada hari Rabu (21/08/2024), korban kembali belum masuk sekolah. Hingga pada Kamis (22/08/2024) Nur Asnia mendapat kabar di media sosial bahwa anak muridnya itu dinyatakan hilang. Saat itu posisi Nur sedang mengajar di dalam kelas.
“Sebelum ke rumah korban untuk memastikan informasi itu, awalnya saya telepon ibunya memastikan informasi tersebut. Saya bilang kok bisa? Gimana ceritanya kan dari hari selasa izin sakit? Lalu ibunya bilang ‘panjang bu ceritanya intinya hilang lah anak tu’,” ungkapnya.
“Saya matikan telepon itu, langsung ke rumah Nizam untuk memastikan informasi tersebut. Di rumah mamanya sendiri, kayak biasa, ekspresinya khawatir anak hilang,” tambahnya.
Kepada Nur Asnia, pelaku menceritakan kronologi hilangnya korban, sama persis seperti informasi yang beredar di media sosial, yakni dijemput pacar dari ibu kandungnya untuk liburan ke Jakarta.
“Dia (pelaku) ngomongnya itu meyakinkan karena orangnya lemah lembut, jadi nggak ada rasa curiga. Mamanya itu yang kita lihat baik, sopan, sering nanyakan pelajaran anaknya. Komunikasi dengan guru, wali kelas itu lancar, bagus. Bagus dia,” katanya.
Saat berkunjung ke rumah korban, Nur menyatakan tidak ada mencium bau bangkai, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
“Juga di hari itu tidak ada bau bangkai, jadi kita tidak ada curiga,” katanya.
Nizam sendiri di sekolah dikenal sebagai anak yang baik dan penurut. “Nizam anaknya sopan, pintar, standarnya anak kelas 1,” ungkap Nur.
Doa Bersama Untuk Ahmad Nizam
Kepala SDN 12, Heni mengatakan, atas peristiwa ini, pihak sekolah menggelar doa bersama untuk mendoakan korban yang merupakan salah satu siswa di sana.
“Hari ini kami kumpulkan pihak orang tua kelas 1 untuk melakukan doa bersama,” ujarnya.
Pada kesempatan itu juga, Heni menyampaikan kepada orang tua yang hadir, bahwa peristiwa tersebut tidak bersangkutan dengan sekolah. Karena saat kejadian, korban tidak berada di lingkup sekolah.
“Kami juga informasikan kepada orang tua murid lain yang hadir, bahwa anak ini (korban) aman di sekolah. Tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah. Karena pada saat kejadian, anak ini memang tidak masuk sekolah, takutnya beredar rumor karena foto yang beredar dia pakai baju SD, takutnya dijemput lalu diculik sembarang orang dari sekolah padahal enggak,” terang Heni.
“Insya Allah di sini (sekolah) aman, bahkan guru-guru mengantar anak sekolah sampai di depan gerbang,” pungkasnya. (Lid)
Comment