KALBARONLINE.com – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menyatakan, bahwa banjir di sejumlah wilayah Kalbar dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem.
Ia menjelaskan, bahwa kenaikan suhu laut, tingginya curah hujan, serta banjir rob menjadi faktor utama yang menyebabkan banjir di berbagai daerah.
“Kenaikan suhu laut meningkatkan pembentukan awan, ditambah dengan pasang air laut dan curah hujan tinggi. Hal ini menyebabkan banjir, seperti yang juga terjadi di Sarawak dan Jakarta akibat fenomena iklim ekstrem,” ujar Harisson, Jumat (31/01/2025).
Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov Kalbar berencana melakukan normalisasi sungai guna memperlancar aliran air. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai langkah mitigasi.
“Normalisasi sungai akan dilakukan terlebih dahulu. Selain itu, kami juga mempertimbangkan modifikasi cuaca agar hujan turun di laut, bukan di daratan,” jelasnya.
Namun Harisson mengakui bahwa teknologi modifikasi cuaca memiliki tantangan besar, terutama dalam hal biaya.
“Biayanya sangat mahal. Sekali penerbangan pesawat untuk modifikasi cuaca bisa mencapai Rp 300 juta,” tambahnya.
Meski demikian, Pemprov Kalbar terus mencari solusi terbaik untuk mengatasi banjir, termasuk berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan langkah mitigasi yang efektif. (Lid)
Comment