Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 04 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Musim kemarau mulai terasa di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Cuaca panas ekstrem dan rendahnya curah hujan bikin daerah ini rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan bahwa pihaknya bersama TNI dan Polri rutin menggelar patroli di kawasan berlahan gambut, khususnya di pinggiran kota, buat mencegah pembukaan lahan dengan cara dibakar.
“Pontianak tetap rutin melakukan patroli bersama TNI dan Polri di kawasan berlahan gambut, khususnya pinggiran kota, untuk mencegah praktik pembakaran lahan,” ujar Edi di Kantor Wali Kota Pontianak, Kamis (3/7/2025).
Edi menyebut, sampai saat ini memang belum ditemukan titik api di wilayah Pontianak. Tapi, kabut asap mulai terasa dan mengganggu aktivitas warga. Asap tersebut diduga berasal dari luar wilayah dan terbawa angin.
“Asap bisa saja terbawa angin dari daerah sekitar. Ini yang perlu kita antisipasi bersama,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan kualitas udara, indeks udara di Pontianak bahkan sempat masuk kategori berbahaya pada malam hari. Karena itu, Edi mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar rumah dan selalu menggunakan masker, apalagi bagi kelompok rentan seperti penderita ISPA atau yang punya alergi pernapasan.
“Saya anjurkan mengurangi aktivitas luar ruang. Khusus bagi warga dengan riwayat ISPA atau gangguan pernapasan, sebaiknya memakai masker saat berada di luar rumah,” tutup Edi. (Jau)
KALBARONLINE.com – Musim kemarau mulai terasa di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Cuaca panas ekstrem dan rendahnya curah hujan bikin daerah ini rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan bahwa pihaknya bersama TNI dan Polri rutin menggelar patroli di kawasan berlahan gambut, khususnya di pinggiran kota, buat mencegah pembukaan lahan dengan cara dibakar.
“Pontianak tetap rutin melakukan patroli bersama TNI dan Polri di kawasan berlahan gambut, khususnya pinggiran kota, untuk mencegah praktik pembakaran lahan,” ujar Edi di Kantor Wali Kota Pontianak, Kamis (3/7/2025).
Edi menyebut, sampai saat ini memang belum ditemukan titik api di wilayah Pontianak. Tapi, kabut asap mulai terasa dan mengganggu aktivitas warga. Asap tersebut diduga berasal dari luar wilayah dan terbawa angin.
“Asap bisa saja terbawa angin dari daerah sekitar. Ini yang perlu kita antisipasi bersama,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan kualitas udara, indeks udara di Pontianak bahkan sempat masuk kategori berbahaya pada malam hari. Karena itu, Edi mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar rumah dan selalu menggunakan masker, apalagi bagi kelompok rentan seperti penderita ISPA atau yang punya alergi pernapasan.
“Saya anjurkan mengurangi aktivitas luar ruang. Khusus bagi warga dengan riwayat ISPA atau gangguan pernapasan, sebaiknya memakai masker saat berada di luar rumah,” tutup Edi. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini