Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 08 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com - Warga Kelurahan Tanjung Raya (Tanray) 1, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, mendesak pemerintah untuk membangun Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah mereka. Sebab, hingga saat ini, tidak ada satupun SMA negeri yang berdiri di kawasan tersebut, yang ada hanya satu SMA swasta.
Kondisi ini menyebabkan banyak orang tua kesulitan mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah negeri terdekat melalui jalur domisili saat proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Seperti yang dialami Yani, salah satu warga Tanray 1, yang mengaku kecewa karena anaknya tidak diterima di SMAN 6 Pontianak yang berlokasi di Tanjung Raya 2, meski sekolah tersebut merupakan yang paling dekat dari rumah mereka.
“Sudah daftar di SMAN 6, tapi ternyata tidak masuk karena jaraknya dianggap terlalu jauh. Padahal itu yang paling dekat dari rumah kami,” ujarnya, Selasa (08/07/2025).
Kini, Yani hanya berharap anaknya bisa diterima melalui jalur prestasi. Namun ia menyadari, kuota di jalur tersebut sangat terbatas dan persaingannya cukup ketat.
“Masalah ini bukan pertama kali terjadi. Setiap tahun warga di sini selalu kesulitan saat mendaftar sekolah negeri karena tidak ada SMA di Tanray 1. Kami berharap pemerintah segera bangun SMA di sini,” tegasnya.
Keluhan serupa juga disampaikan Fadlun Alkaderi, warga Tanray 1 lainnya, saat ditemui di posko helpdesk SPMB jenjang SMA di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar.
Fadlun datang untuk membantu anak tetangganya yang merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP), ingin masuk ke SMK 7 di Tanjung Raya 2, tapi kurangnya sosialisasi anak tersebut mendaftar ke SMKN 3 yang berada di Jalan S.Parman di Kecamatan Pontianak Selatan.
“Anak itu seharusnya mendaftar ke SMK 7 sesuai zonasinya, tapi karena kurangnya sosialisasi, dia malah daftar ke SMK 3 dan akhirnya tidak diterima,” jelas Fadlun.
Lebih lanjut, Fadlun mengatakan, terbatasnya pilihan sekolah negeri membuat banyak anak-anak disana salah memilih sekolah tujuan.
Ia mengatakan anak-anak di sana nyaris tidak punya pilihan kecuali sekolah swasta, yang biayanya tidak semua warga mampu tanggung terutama dari keluarga tak mampu.
“Kita di Tanjung Raya 1 itu, kita nggak ada sekolah SMA. Nah, mereka yang daftar lewat domisili atau zonasi, yang tinggal di Tanjung Raya 1, itu nggak akan dapat sekolah di Tanjung Raya 2. Karena jarak, akhirnya mereka harus masuk swasta. Mereka tidak punya kemampuan buat masuk swasta,” katanya.
Fadlun berharap, pemerintah segera membuka akses pendidikan yang lebih adil dengan membangun sekolah negeri, baik SMA maupun SMK, di wilayah Tanray 1.
“Saya mohon kepada pemerintah, buatlah SMA atau SMK negeri di Tanray 1. Anak-anak di sini semuanya ingin sekolah. Tapi kalau harus ke swasta, mereka benar-benar tidak mampu. Mereka cuma ingin sekolah di dekat rumah, yang bisa dijangkau jalan kaki atau numpang kendaraan,” tuturnya.
“Mereka tidak menuntut sekolah favorit atau unggulan. Cukup sekolah negeri yang terjangkau dan layak. Itu saja harapan kami,” pungkas Fadlun. (Lid)
KALBARONLINE.com - Warga Kelurahan Tanjung Raya (Tanray) 1, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, mendesak pemerintah untuk membangun Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah mereka. Sebab, hingga saat ini, tidak ada satupun SMA negeri yang berdiri di kawasan tersebut, yang ada hanya satu SMA swasta.
Kondisi ini menyebabkan banyak orang tua kesulitan mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah negeri terdekat melalui jalur domisili saat proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Seperti yang dialami Yani, salah satu warga Tanray 1, yang mengaku kecewa karena anaknya tidak diterima di SMAN 6 Pontianak yang berlokasi di Tanjung Raya 2, meski sekolah tersebut merupakan yang paling dekat dari rumah mereka.
“Sudah daftar di SMAN 6, tapi ternyata tidak masuk karena jaraknya dianggap terlalu jauh. Padahal itu yang paling dekat dari rumah kami,” ujarnya, Selasa (08/07/2025).
Kini, Yani hanya berharap anaknya bisa diterima melalui jalur prestasi. Namun ia menyadari, kuota di jalur tersebut sangat terbatas dan persaingannya cukup ketat.
“Masalah ini bukan pertama kali terjadi. Setiap tahun warga di sini selalu kesulitan saat mendaftar sekolah negeri karena tidak ada SMA di Tanray 1. Kami berharap pemerintah segera bangun SMA di sini,” tegasnya.
Keluhan serupa juga disampaikan Fadlun Alkaderi, warga Tanray 1 lainnya, saat ditemui di posko helpdesk SPMB jenjang SMA di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar.
Fadlun datang untuk membantu anak tetangganya yang merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP), ingin masuk ke SMK 7 di Tanjung Raya 2, tapi kurangnya sosialisasi anak tersebut mendaftar ke SMKN 3 yang berada di Jalan S.Parman di Kecamatan Pontianak Selatan.
“Anak itu seharusnya mendaftar ke SMK 7 sesuai zonasinya, tapi karena kurangnya sosialisasi, dia malah daftar ke SMK 3 dan akhirnya tidak diterima,” jelas Fadlun.
Lebih lanjut, Fadlun mengatakan, terbatasnya pilihan sekolah negeri membuat banyak anak-anak disana salah memilih sekolah tujuan.
Ia mengatakan anak-anak di sana nyaris tidak punya pilihan kecuali sekolah swasta, yang biayanya tidak semua warga mampu tanggung terutama dari keluarga tak mampu.
“Kita di Tanjung Raya 1 itu, kita nggak ada sekolah SMA. Nah, mereka yang daftar lewat domisili atau zonasi, yang tinggal di Tanjung Raya 1, itu nggak akan dapat sekolah di Tanjung Raya 2. Karena jarak, akhirnya mereka harus masuk swasta. Mereka tidak punya kemampuan buat masuk swasta,” katanya.
Fadlun berharap, pemerintah segera membuka akses pendidikan yang lebih adil dengan membangun sekolah negeri, baik SMA maupun SMK, di wilayah Tanray 1.
“Saya mohon kepada pemerintah, buatlah SMA atau SMK negeri di Tanray 1. Anak-anak di sini semuanya ingin sekolah. Tapi kalau harus ke swasta, mereka benar-benar tidak mampu. Mereka cuma ingin sekolah di dekat rumah, yang bisa dijangkau jalan kaki atau numpang kendaraan,” tuturnya.
“Mereka tidak menuntut sekolah favorit atau unggulan. Cukup sekolah negeri yang terjangkau dan layak. Itu saja harapan kami,” pungkas Fadlun. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini