Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 20 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Indonesia sering menyebut diri sebagai negara agraris, tapi faktanya, belum masuk dalam jajaran negara dengan sistem pertanian terbaik di dunia. Sementara itu, sejumlah negara justru mampu menunjukkan bahwa pertanian bisa menjadi sektor unggulan nasional—asal ditopang oleh teknologi, kebijakan yang tepat, dan dukungan nyata dari pemerintah.
Bukan cuma soal beras dan padi, tapi juga bagaimana negara-negara ini memproduksi komoditas strategis seperti gandum, jagung, kedelai, bahkan kopi dan buah tropis, dalam skala besar dan berkelanjutan.
Berikut negara-negara yang dianggap punya sistem pertanian paling unggul di dunia saat ini:
China dan India: Dua Raksasa Asia dengan Lumbung Pangan Besar
Tak bisa dipungkiri, dua negara terpadat di dunia ini mendominasi sektor pertanian global. China memimpin berkat modernisasi besar-besaran dalam alat dan metode tanam, sementara India, meskipun banyak menggunakan tenaga kerja tradisional, tetap jadi produsen pangan terbesar kedua di dunia.
Produksi padi, gandum, jagung, dan aneka buah-sayur jadi andalan dua negara ini. Modern tapi tetap massal.
Amerika Serikat: Teknologi Tinggi, Hasil Maksimal
Kalau bicara soal efisiensi dan inovasi pertanian, AS jagonya. Mulai dari traktor robotik sampai drone pemantau tanaman, semua digunakan untuk mendongkrak produksi jagung, kedelai, gandum, dan kapas. Pemerintah AS pun rutin mengguyur dana riset untuk mendukung sektor ini.
Brasil dan Meksiko: Negara Tropis yang Tak Kalah Saing
Dua negara Amerika Latin ini bisa dibilang jadi contoh sukses adaptasi pertanian tropis. Brasil kuat di kedelai, kopi, dan tebu. Meksiko jago di jagung, tomat, alpukat, dan kopi. Walau dihadang isu lingkungan seperti deforestasi, sektor pertanian mereka tetap jadi penopang ekonomi.
Rusia: Main Besar di Tanah Subur
Dengan luas wilayah yang sangat besar, Rusia memanfaatkan area Black Earth—lahan pertanian super subur—untuk menghasilkan gandum, jelai, dan bunga matahari dalam jumlah fantastis. Mereka juga agresif melindungi petani lokal lewat kebijakan subsidi ekspor dan larangan impor.
Jepang dan Jerman: Negara Maju, Pertanian Tetap Jalan
Meski wilayahnya tak luas, dua negara maju ini punya sistem pertanian yang efisien dan presisi tinggi. Jepang fokus pada kualitas dengan komoditas unggulan seperti beras dan buah premium. Sementara Jerman andal di gandum, kentang, dan bit gula—semua dijalankan dengan konsep keberlanjutan dan efisiensi tinggi.
Prancis dan Turki: Tumbuh dengan Tradisi dan Inovasi
Prancis mempertahankan posisinya sebagai produsen pertanian top di Eropa dengan menggabungkan tradisi dan pertanian organik. Sedangkan Turki, meski kadang luput dari radar, justru kuat di ekspor hazelnut, tembakau, dan buah kering—sektor yang menyerap 20% tenaga kerjanya.
Kenapa Indonesia Belum Masuk Daftar?
Jawabannya bukan karena kurang lahan atau SDM, tapi lebih ke arah kurangnya konsistensi dalam modernisasi pertanian, minimnya insentif untuk petani, serta lemahnya koneksi antara riset dan implementasi di lapangan.
Negara-negara di atas membuktikan bahwa pertanian bukan sekadar membajak sawah, tapi soal visi jangka panjang yang didukung teknologi, sistem distribusi, dan political will. (Red)
KALBARONLINE.com – Indonesia sering menyebut diri sebagai negara agraris, tapi faktanya, belum masuk dalam jajaran negara dengan sistem pertanian terbaik di dunia. Sementara itu, sejumlah negara justru mampu menunjukkan bahwa pertanian bisa menjadi sektor unggulan nasional—asal ditopang oleh teknologi, kebijakan yang tepat, dan dukungan nyata dari pemerintah.
Bukan cuma soal beras dan padi, tapi juga bagaimana negara-negara ini memproduksi komoditas strategis seperti gandum, jagung, kedelai, bahkan kopi dan buah tropis, dalam skala besar dan berkelanjutan.
Berikut negara-negara yang dianggap punya sistem pertanian paling unggul di dunia saat ini:
China dan India: Dua Raksasa Asia dengan Lumbung Pangan Besar
Tak bisa dipungkiri, dua negara terpadat di dunia ini mendominasi sektor pertanian global. China memimpin berkat modernisasi besar-besaran dalam alat dan metode tanam, sementara India, meskipun banyak menggunakan tenaga kerja tradisional, tetap jadi produsen pangan terbesar kedua di dunia.
Produksi padi, gandum, jagung, dan aneka buah-sayur jadi andalan dua negara ini. Modern tapi tetap massal.
Amerika Serikat: Teknologi Tinggi, Hasil Maksimal
Kalau bicara soal efisiensi dan inovasi pertanian, AS jagonya. Mulai dari traktor robotik sampai drone pemantau tanaman, semua digunakan untuk mendongkrak produksi jagung, kedelai, gandum, dan kapas. Pemerintah AS pun rutin mengguyur dana riset untuk mendukung sektor ini.
Brasil dan Meksiko: Negara Tropis yang Tak Kalah Saing
Dua negara Amerika Latin ini bisa dibilang jadi contoh sukses adaptasi pertanian tropis. Brasil kuat di kedelai, kopi, dan tebu. Meksiko jago di jagung, tomat, alpukat, dan kopi. Walau dihadang isu lingkungan seperti deforestasi, sektor pertanian mereka tetap jadi penopang ekonomi.
Rusia: Main Besar di Tanah Subur
Dengan luas wilayah yang sangat besar, Rusia memanfaatkan area Black Earth—lahan pertanian super subur—untuk menghasilkan gandum, jelai, dan bunga matahari dalam jumlah fantastis. Mereka juga agresif melindungi petani lokal lewat kebijakan subsidi ekspor dan larangan impor.
Jepang dan Jerman: Negara Maju, Pertanian Tetap Jalan
Meski wilayahnya tak luas, dua negara maju ini punya sistem pertanian yang efisien dan presisi tinggi. Jepang fokus pada kualitas dengan komoditas unggulan seperti beras dan buah premium. Sementara Jerman andal di gandum, kentang, dan bit gula—semua dijalankan dengan konsep keberlanjutan dan efisiensi tinggi.
Prancis dan Turki: Tumbuh dengan Tradisi dan Inovasi
Prancis mempertahankan posisinya sebagai produsen pertanian top di Eropa dengan menggabungkan tradisi dan pertanian organik. Sedangkan Turki, meski kadang luput dari radar, justru kuat di ekspor hazelnut, tembakau, dan buah kering—sektor yang menyerap 20% tenaga kerjanya.
Kenapa Indonesia Belum Masuk Daftar?
Jawabannya bukan karena kurang lahan atau SDM, tapi lebih ke arah kurangnya konsistensi dalam modernisasi pertanian, minimnya insentif untuk petani, serta lemahnya koneksi antara riset dan implementasi di lapangan.
Negara-negara di atas membuktikan bahwa pertanian bukan sekadar membajak sawah, tapi soal visi jangka panjang yang didukung teknologi, sistem distribusi, dan political will. (Red)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini