Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 23 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Bupati Kubu Raya, Sujiwo, dibuat murka saat mendatangi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Raudhatul Islamiyah di Sungai Kakap, Rabu (23/7/2025). Ia tak terima ada guru yang merekam seorang murid menangis di kelas hanya karena belum mengambil rapor, dan malah diturunkan kelas.
Dalam kunjungannya, Sujiwo datang bersama orang tua murid dan sejumlah pihak terkait untuk mengklarifikasi langsung kejadian yang belakangan viral itu. Video si anak menangis karena malu di depan teman-temannya tersebar luas dan menuai kecaman warganet.
“Jangan salahkan yang memviralkan, tapi yang memvideokan itu di mana mentalnya dan moralnya. Apalagi ini seorang pendidik. Saya mau tanya, benar atau tidak video itu. Bolehkah memvideokan seperti itu?” kata Sujiwo dengan nada tinggi, langsung mengarahkan pertanyaan ke Kepala MTs Al-Raudhatul Islamiyah, Rohana.
Emosi Sujiwo semakin tersulut ketika mendengar penjelasan yang dinilainya tak jujur. Ia bahkan sempat meminta ajudannya menghubungi Kapolres Kubu Raya untuk menyelidiki dugaan pelanggaran etika pendidikan ini.
“Saya akan bongkar ini sampai habis kalau tidak ada kejujuran dari teman-teman guru. Akan lebih terhormat dan mulia kalau mengakui kesalahan dan bilang, ‘mohon maaf saya salah’, daripada begini,” tegasnya sambil memukul dada.
Bagi Sujiwo, kejadian ini bukan soal administrasi sekolah, tapi tentang perlakuan terhadap anak didik. “Saya sebagai kepala daerah tidak terima. Kasihan anak ini, terlepas dari kekurangannya. Demi Allah, rasa tidak ikhlas saya. Ibu mau jelaskan panjang lebar tiga kilometer pun, merekam murid menangis itu tidak pantas bagi seorang pendidik,” tandasnya.
Mendengar kemarahan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kubu Raya, Ekhsan, berusaha menenangkan Sujiwo dengan menepuk bahunya.
Sementara itu, Kepala MTs Al-Raudhatul Islamiyah, Rohana, akhirnya mengakui kesalahan tersebut. Ia menyebut awalnya video direkam oleh wali kelas bernama Yanti, dan sempat diminta untuk tidak dikirim ke orangtua murid. Namun karena pihak orangtua tak kunjung mengambil rapor, video itu akhirnya dikirim sebagai bentuk “pengingat”.
“Saya akui memvideokan itu salah. Awalnya saya minta video itu tidak dikirim. Tapi setelah dipertimbangkan, karena orang tua murid tidak datang-datang, akhirnya dikirim juga,” ujar Rohana.
Sebelumnya, kasus ini mencuat ke publik usai video seorang murid menangis di dalam kelas viral. Murid tersebut diketahui diturunkan kelas karena rapornya belum diambil, lantaran orangtuanya belum membayar Lembar Kerja Siswa (LKS). Sikap pihak sekolah inilah yang memicu simpati publik dan kemarahan Bupati Sujiwo. (Jau)
KALBARONLINE.com – Bupati Kubu Raya, Sujiwo, dibuat murka saat mendatangi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Raudhatul Islamiyah di Sungai Kakap, Rabu (23/7/2025). Ia tak terima ada guru yang merekam seorang murid menangis di kelas hanya karena belum mengambil rapor, dan malah diturunkan kelas.
Dalam kunjungannya, Sujiwo datang bersama orang tua murid dan sejumlah pihak terkait untuk mengklarifikasi langsung kejadian yang belakangan viral itu. Video si anak menangis karena malu di depan teman-temannya tersebar luas dan menuai kecaman warganet.
“Jangan salahkan yang memviralkan, tapi yang memvideokan itu di mana mentalnya dan moralnya. Apalagi ini seorang pendidik. Saya mau tanya, benar atau tidak video itu. Bolehkah memvideokan seperti itu?” kata Sujiwo dengan nada tinggi, langsung mengarahkan pertanyaan ke Kepala MTs Al-Raudhatul Islamiyah, Rohana.
Emosi Sujiwo semakin tersulut ketika mendengar penjelasan yang dinilainya tak jujur. Ia bahkan sempat meminta ajudannya menghubungi Kapolres Kubu Raya untuk menyelidiki dugaan pelanggaran etika pendidikan ini.
“Saya akan bongkar ini sampai habis kalau tidak ada kejujuran dari teman-teman guru. Akan lebih terhormat dan mulia kalau mengakui kesalahan dan bilang, ‘mohon maaf saya salah’, daripada begini,” tegasnya sambil memukul dada.
Bagi Sujiwo, kejadian ini bukan soal administrasi sekolah, tapi tentang perlakuan terhadap anak didik. “Saya sebagai kepala daerah tidak terima. Kasihan anak ini, terlepas dari kekurangannya. Demi Allah, rasa tidak ikhlas saya. Ibu mau jelaskan panjang lebar tiga kilometer pun, merekam murid menangis itu tidak pantas bagi seorang pendidik,” tandasnya.
Mendengar kemarahan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kubu Raya, Ekhsan, berusaha menenangkan Sujiwo dengan menepuk bahunya.
Sementara itu, Kepala MTs Al-Raudhatul Islamiyah, Rohana, akhirnya mengakui kesalahan tersebut. Ia menyebut awalnya video direkam oleh wali kelas bernama Yanti, dan sempat diminta untuk tidak dikirim ke orangtua murid. Namun karena pihak orangtua tak kunjung mengambil rapor, video itu akhirnya dikirim sebagai bentuk “pengingat”.
“Saya akui memvideokan itu salah. Awalnya saya minta video itu tidak dikirim. Tapi setelah dipertimbangkan, karena orang tua murid tidak datang-datang, akhirnya dikirim juga,” ujar Rohana.
Sebelumnya, kasus ini mencuat ke publik usai video seorang murid menangis di dalam kelas viral. Murid tersebut diketahui diturunkan kelas karena rapornya belum diambil, lantaran orangtuanya belum membayar Lembar Kerja Siswa (LKS). Sikap pihak sekolah inilah yang memicu simpati publik dan kemarahan Bupati Sujiwo. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini