Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 29 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Seorang pria bernama Sehandi, 57 tahun, ditemukan meninggal dunia di kebunnya sendiri yang terbakar di Dusun Harapan Baru, Desa Tempurukan, Kecamatan Muara Pawan, Senin (28/7/2025) Petang.
Ia diduga tewas akibat sesak napas setelah terkepung asap saat berupaya memadamkan api yang membesar di lahan miliknya.
Informasi awal menyebutkan korban bersama istri dan anaknya datang ke kebun sejak pagi untuk membersihkan lahan dengan metode pembakaran. Sekitar pukul 12.00 WIB, korban sempat menghubungi istrinya dan mengeluhkan kondisi fisik yang kelelahan. Namun beberapa jam kemudian, pria paruh baya itu tak kunjung keluar dari kebun, membuat sang istri panik.
Saat itu, tim dari pemadam kebakaran tengah melakukan monitoring titik api di kawasan Tempurukan. Pukul 16.50 WIB, seorang perempuan berlari ke arah petugas dan menyampaikan bahwa suaminya belum kembali dari kebun.
"Perempuan itu teriak-teriak minta tolong, katanya suaminya masih di dalam kebun yang terbakar," kata salah seorang petugas di lokasi.
Petugas lalu menggunakan drone untuk menyisir area kebun dari udara. Tubuh Sehandi terlihat tergeletak dalam posisi tertelungkup di tengah kepulan asap.
"Pukul 17.17 WIB korban berhasil dievakuasi ke ambulans, kemudian langsung dibawa ke RSUD Agoesdjam," ujar seorang anggota tim pemadam.
Dari keterangan sejumlah warga sekitar, korban memang dikenal sering membuka lahan dengan cara membakar, meskipun dalam skala terbatas.
“Yang meninggal memang orang Ketapang, bang. Katanya sih api cepat besar, terus korban panik dan coba padamkan sendiri. Tapi kayaknya bukan terbakar langsung, lebih karena keasapan,” ujar Ramlan, warga sekitar yang ikut menyaksikan proses evakuasi.
Kapolsek Muara Pawan IPDA Lukman membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan duka cita mendalam.
“Dugaan awal, korban meninggal karena sesak napas akibat asap tebal dan kekurangan oksigen. Jenazah sudah kami bawa ke rumah duka dan kami masih lakukan pemeriksaan lanjutan,” ujarnya, Selasa (29/07/2025).
Petugas juga telah melakukan olah TKP dan memintai keterangan sejumlah saksi untuk memastikan kronologi peristiwa tragis ini.
Dalam kesempatan itu, IPDA Lukman juga mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
“Selain berisiko pada keselamatan diri, tindakan ini juga berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat luas,” tegasnya.
Salah seorang petugas Damkar yang turut mengevakuasi korban menjelaskan pentingnya kehati-hatian dalam aktivitas di kawasan rawan kebakaran.
“Asap bisa membunuh dalam hitungan menit. Kami minta masyarakat tidak meremehkan bahaya yang tampak kecil saat awal membakar lahan,” katanya. (Adi LC)
KALBARONLINE.com – Seorang pria bernama Sehandi, 57 tahun, ditemukan meninggal dunia di kebunnya sendiri yang terbakar di Dusun Harapan Baru, Desa Tempurukan, Kecamatan Muara Pawan, Senin (28/7/2025) Petang.
Ia diduga tewas akibat sesak napas setelah terkepung asap saat berupaya memadamkan api yang membesar di lahan miliknya.
Informasi awal menyebutkan korban bersama istri dan anaknya datang ke kebun sejak pagi untuk membersihkan lahan dengan metode pembakaran. Sekitar pukul 12.00 WIB, korban sempat menghubungi istrinya dan mengeluhkan kondisi fisik yang kelelahan. Namun beberapa jam kemudian, pria paruh baya itu tak kunjung keluar dari kebun, membuat sang istri panik.
Saat itu, tim dari pemadam kebakaran tengah melakukan monitoring titik api di kawasan Tempurukan. Pukul 16.50 WIB, seorang perempuan berlari ke arah petugas dan menyampaikan bahwa suaminya belum kembali dari kebun.
"Perempuan itu teriak-teriak minta tolong, katanya suaminya masih di dalam kebun yang terbakar," kata salah seorang petugas di lokasi.
Petugas lalu menggunakan drone untuk menyisir area kebun dari udara. Tubuh Sehandi terlihat tergeletak dalam posisi tertelungkup di tengah kepulan asap.
"Pukul 17.17 WIB korban berhasil dievakuasi ke ambulans, kemudian langsung dibawa ke RSUD Agoesdjam," ujar seorang anggota tim pemadam.
Dari keterangan sejumlah warga sekitar, korban memang dikenal sering membuka lahan dengan cara membakar, meskipun dalam skala terbatas.
“Yang meninggal memang orang Ketapang, bang. Katanya sih api cepat besar, terus korban panik dan coba padamkan sendiri. Tapi kayaknya bukan terbakar langsung, lebih karena keasapan,” ujar Ramlan, warga sekitar yang ikut menyaksikan proses evakuasi.
Kapolsek Muara Pawan IPDA Lukman membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan duka cita mendalam.
“Dugaan awal, korban meninggal karena sesak napas akibat asap tebal dan kekurangan oksigen. Jenazah sudah kami bawa ke rumah duka dan kami masih lakukan pemeriksaan lanjutan,” ujarnya, Selasa (29/07/2025).
Petugas juga telah melakukan olah TKP dan memintai keterangan sejumlah saksi untuk memastikan kronologi peristiwa tragis ini.
Dalam kesempatan itu, IPDA Lukman juga mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
“Selain berisiko pada keselamatan diri, tindakan ini juga berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat luas,” tegasnya.
Salah seorang petugas Damkar yang turut mengevakuasi korban menjelaskan pentingnya kehati-hatian dalam aktivitas di kawasan rawan kebakaran.
“Asap bisa membunuh dalam hitungan menit. Kami minta masyarakat tidak meremehkan bahaya yang tampak kecil saat awal membakar lahan,” katanya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini