Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 31 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Pemerintah Kota Pontianak terus mendorong literasi digital warganya lewat pengenalan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA). Upaya ini jadi salah satu cara meningkatkan kewaspadaan terhadap maraknya situs ilegal, seperti pinjol dan judol, yang kini makin mengintai masyarakat.
Langkah ini diwujudkan lewat kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pemerintah Daerah (Sipede) yang kali ini menyasar warga Kecamatan Pontianak Barat, Kamis (31/7/2025).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Pontianak, Zulkarnain, menjelaskan bahwa pengenalan KKA penting sebagai dasar agar masyarakat memahami bagaimana sistem digital bekerja—dan bagaimana teknologi seperti deepfake bisa disalahgunakan.
“Banyak warga nggak sadar udah akses situs pinjol atau judi online. Akibatnya, data pribadi mereka bocor dan bisa ganggu orang lain di sekitarnya,” ungkap Zulkarnain, mewakili Wali Kota Pontianak saat membuka acara.
Ia menekankan bahwa literasi digital jadi keharusan, bukan pilihan. Terlebih, masyarakat kini semakin terhubung dengan teknologi, tapi belum semua paham cara memilah informasi atau tautan yang aman.
“Lewat pengenalan KKA, warga jadi tahu cara kerja teknologi terkini. Seperti bagaimana AI bisa bikin video palsu yang tampak nyata banget. Kalau nggak paham, bisa gampang tertipu,” sambungnya.
Untuk memperdalam pemahaman, Diskominfo menggandeng para pakar IT dan melibatkan aparatur pendidikan, termasuk dari sektor anak usia dini. Tujuannya, agar literasi digital ditanamkan sejak dini.
“Hari gini semua udah serba digital. Bahkan apa yang kita lihat di media sosial, itu semua dikontrol algoritma. Jadi manfaatkan teknologi buat hal-hal positif,” pesannya.
Program Sipede sendiri sudah berjalan sejak awal 2024, rutin menyambangi semua kecamatan di Pontianak. Lewat pendekatan langsung ke masyarakat, Pemkot ingin mendekatkan kebijakan dengan realitas warga di lapangan.
“Tiap kecamatan punya tantangan sendiri. Dengan hadir langsung dan mendatangkan narasumber yang paham, kita ingin bangun komunikasi dua arah agar roda pemerintahan makin nyambung dengan warga,” ujarnya.
Salah satu warga, Heni Suwarni, mengaku senang bisa ikut sosialisasi ini. Ia bilang, selama ini hanya dengar soal AI dari medsos, tapi baru benar-benar paham setelah dijelaskan langsung oleh narasumber.
“Baru tahu ternyata deepfake gampang banget dibuat. Kita bisa tertipu kalau nggak hati-hati. Juga baru tahu kalau ada situs yang kelihatannya biasa, tapi bisa nyolong data pribadi. Sosialisasi ini sangat bermanfaat,” katanya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Pemerintah Kota Pontianak terus mendorong literasi digital warganya lewat pengenalan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA). Upaya ini jadi salah satu cara meningkatkan kewaspadaan terhadap maraknya situs ilegal, seperti pinjol dan judol, yang kini makin mengintai masyarakat.
Langkah ini diwujudkan lewat kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pemerintah Daerah (Sipede) yang kali ini menyasar warga Kecamatan Pontianak Barat, Kamis (31/7/2025).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Pontianak, Zulkarnain, menjelaskan bahwa pengenalan KKA penting sebagai dasar agar masyarakat memahami bagaimana sistem digital bekerja—dan bagaimana teknologi seperti deepfake bisa disalahgunakan.
“Banyak warga nggak sadar udah akses situs pinjol atau judi online. Akibatnya, data pribadi mereka bocor dan bisa ganggu orang lain di sekitarnya,” ungkap Zulkarnain, mewakili Wali Kota Pontianak saat membuka acara.
Ia menekankan bahwa literasi digital jadi keharusan, bukan pilihan. Terlebih, masyarakat kini semakin terhubung dengan teknologi, tapi belum semua paham cara memilah informasi atau tautan yang aman.
“Lewat pengenalan KKA, warga jadi tahu cara kerja teknologi terkini. Seperti bagaimana AI bisa bikin video palsu yang tampak nyata banget. Kalau nggak paham, bisa gampang tertipu,” sambungnya.
Untuk memperdalam pemahaman, Diskominfo menggandeng para pakar IT dan melibatkan aparatur pendidikan, termasuk dari sektor anak usia dini. Tujuannya, agar literasi digital ditanamkan sejak dini.
“Hari gini semua udah serba digital. Bahkan apa yang kita lihat di media sosial, itu semua dikontrol algoritma. Jadi manfaatkan teknologi buat hal-hal positif,” pesannya.
Program Sipede sendiri sudah berjalan sejak awal 2024, rutin menyambangi semua kecamatan di Pontianak. Lewat pendekatan langsung ke masyarakat, Pemkot ingin mendekatkan kebijakan dengan realitas warga di lapangan.
“Tiap kecamatan punya tantangan sendiri. Dengan hadir langsung dan mendatangkan narasumber yang paham, kita ingin bangun komunikasi dua arah agar roda pemerintahan makin nyambung dengan warga,” ujarnya.
Salah satu warga, Heni Suwarni, mengaku senang bisa ikut sosialisasi ini. Ia bilang, selama ini hanya dengar soal AI dari medsos, tapi baru benar-benar paham setelah dijelaskan langsung oleh narasumber.
“Baru tahu ternyata deepfake gampang banget dibuat. Kita bisa tertipu kalau nggak hati-hati. Juga baru tahu kalau ada situs yang kelihatannya biasa, tapi bisa nyolong data pribadi. Sosialisasi ini sangat bermanfaat,” katanya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini