Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 05 November 2020 |
KalbarOnline.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang gencar membangun teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence). Nantinya implementasi kecerdasan buatan menyentuh banyak lini, seperti kesehatan dan pelayanan publik. Untuk mendukungnya BPPT berharap
Keinginan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BPPT Hammam Riza dalam paparan agenda Artificial Intelligence Summit 2020 di Jakarta Kamis (5/11) secara virtual. Dia mengatakan pemanfaatan kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan nantinya diterapkan di bidang pendidikan, ketahanan pangan, riset, dan sejumlah prioritas lainya.
Kemudian juga di sektor kesehatan. Termasuk untuk penanganan Covid-19. Hammam mengatakan pemanfaatan kecerdasan buatan terkait Covid-19 adalah pembuatan deteksi cepat Covid-19 berbasis foto rontgen dan CT-scan pasien Covid-19. ’’Kita ambil dari foto rontgen dan CT-scan pasien Covid-19 yang ada di Indonesia,’’ jelasnya.
Menurut dia generasi Alfa yang baru lahir saat ini merupakan digital native. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya bersinggungan langsung dengan teknologi dan kemajuannya. Untuk itu perlu diikuti dengan penanaman teknologi digital, termasuk soal kecerdasan artifisial mulai jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi.
’’Selain itu yang perlu dimengerti anak-anak kita adalah cyber teknologi,’’ jelasnya. Hammam mengatakan saat ini harus didorong pembentukan kurikulum yang berisikan soal teknologi digital. Sehingga akan terbangun talenta-talenta yang mumpuni dalam pengembangan teknologi. Sehingga mereka ke depan dapat melahirkan produk atau inovasi berbasis teknologi.
Sementara itu Hary Budiarto selaku Tenaga Ahli Kepala BPPT mengatakan soal kecerdasan artifisial masuk dalam kurikulum itu sudah ada di dalam strategi nasional (stranas) kecerdasan artifisial Indonesia. Di dalam stranas itu juga meliputi soal etika dan kebijakan pengembangan kecerdasan artifisial, keamanan data pribadi, perlindungan serta pengembangan talenta di bidang kecerdasan artifisial.
Hary mengatakan BPPT sebelumnya juga sudah melakukan riset atau survei tingkat kesiapan masyarakat soal kecerdasan artifisial. Menurut dia masih banyak masyarakat yang menilai bahwa kecerdasan artifisial itu menakutkan. Diantaranya karena kecerdasan artifisial bisa membuat orang tidak bekerja. ’’Menjadikan orang nganggur. Karena pekerjaan diganti robot,’’ tuturnya.
Menurutnya pandangan seperti itu tidak benar. Karena kecerdasan artifisial itu juga dibuat dan dikendalikan oleh manusia. Sehingga tetap diperlukan peran manusia.
KalbarOnline.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang gencar membangun teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence). Nantinya implementasi kecerdasan buatan menyentuh banyak lini, seperti kesehatan dan pelayanan publik. Untuk mendukungnya BPPT berharap
Keinginan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BPPT Hammam Riza dalam paparan agenda Artificial Intelligence Summit 2020 di Jakarta Kamis (5/11) secara virtual. Dia mengatakan pemanfaatan kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan nantinya diterapkan di bidang pendidikan, ketahanan pangan, riset, dan sejumlah prioritas lainya.
Kemudian juga di sektor kesehatan. Termasuk untuk penanganan Covid-19. Hammam mengatakan pemanfaatan kecerdasan buatan terkait Covid-19 adalah pembuatan deteksi cepat Covid-19 berbasis foto rontgen dan CT-scan pasien Covid-19. ’’Kita ambil dari foto rontgen dan CT-scan pasien Covid-19 yang ada di Indonesia,’’ jelasnya.
Menurut dia generasi Alfa yang baru lahir saat ini merupakan digital native. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya bersinggungan langsung dengan teknologi dan kemajuannya. Untuk itu perlu diikuti dengan penanaman teknologi digital, termasuk soal kecerdasan artifisial mulai jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi.
’’Selain itu yang perlu dimengerti anak-anak kita adalah cyber teknologi,’’ jelasnya. Hammam mengatakan saat ini harus didorong pembentukan kurikulum yang berisikan soal teknologi digital. Sehingga akan terbangun talenta-talenta yang mumpuni dalam pengembangan teknologi. Sehingga mereka ke depan dapat melahirkan produk atau inovasi berbasis teknologi.
Sementara itu Hary Budiarto selaku Tenaga Ahli Kepala BPPT mengatakan soal kecerdasan artifisial masuk dalam kurikulum itu sudah ada di dalam strategi nasional (stranas) kecerdasan artifisial Indonesia. Di dalam stranas itu juga meliputi soal etika dan kebijakan pengembangan kecerdasan artifisial, keamanan data pribadi, perlindungan serta pengembangan talenta di bidang kecerdasan artifisial.
Hary mengatakan BPPT sebelumnya juga sudah melakukan riset atau survei tingkat kesiapan masyarakat soal kecerdasan artifisial. Menurut dia masih banyak masyarakat yang menilai bahwa kecerdasan artifisial itu menakutkan. Diantaranya karena kecerdasan artifisial bisa membuat orang tidak bekerja. ’’Menjadikan orang nganggur. Karena pekerjaan diganti robot,’’ tuturnya.
Menurutnya pandangan seperti itu tidak benar. Karena kecerdasan artifisial itu juga dibuat dan dikendalikan oleh manusia. Sehingga tetap diperlukan peran manusia.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini