Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 12 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Sebuah masjid dengan arsitektur unik kini berdiri kokoh di Jalan Pemda Parit Mayor, Kabupaten Kubu Raya, berbatasan langsung dengan Kota Pontianak. Tak seperti masjid pada umumnya yang menggunakan bahan semen, Masjid Kayu As Syukur dibangun sepenuhnya dari kayu belian dengan konsep rumah panggung. Desain tradisional ini menghadirkan nuansa khas Melayu yang kian jarang ditemui.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengapresiasi berdirinya Masjid Kayu As Syukur yang menurutnya bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga berpotensi menjadi destinasi religi.
“Masjid As Syukur ini memiliki ciri khas tersendiri karena dibangun dengan kayu belian dan model rumah panggung. Kehadirannya diharapkan tidak hanya memperkuat nilai-nilai ibadah, tetapi juga menjadi daya tarik bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Pontianak,” ujar Edi usai meresmikan masjid tersebut, Jumat (12/9/2025).
Edi menambahkan, masjid ini diharapkan bisa memberi manfaat luas bagi masyarakat sekitar. Tak hanya sebagai sarana ibadah, namun juga dapat difungsikan untuk kegiatan sosial, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, hingga mempererat silaturahmi.
“Atas nama Pemerintah Kota Pontianak, saya mengucapkan selamat atas peresmian Masjid Kayu As Syukur. Semoga segala upaya dan niat baik yang dilakukan Bapak Haji Syukur dan keluarga mendapat balasan setimpal dari Allah SWT serta membawa keberkahan bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Penggagas utama Masjid Kayu As Syukur, Tamsil Syukur, mengungkapkan pembangunan masjid ini memakan waktu sekitar dua tahun. Tantangan terbesar adalah penyediaan bahan kayu belian yang harus didatangkan dari daerah hulu.
“Tidak ada alasan khusus, yang penting saya ingin membangun masjid. Kesulitannya memang ada di bahan kayu yang harus didatangkan dari hulu. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa terwujud,” jelasnya.
Ia berharap, keberadaan masjid ini memberi pengalaman sekaligus kesadaran bagi generasi muda tentang nilai budaya yang semakin jarang ditemui.
“Generasi muda bisa merasakan suasana masjid dari kayu seperti masa lalu yang sekarang sudah banyak hilang. Semoga masjid ini punya arti penting dan bisa menaungi masyarakat, terutama kita sebagai orang Melayu,” katanya.
Peresmian masjid diawali dengan Salat Jumat berjamaah, dilanjutkan pemotongan nasi tumpeng yang dihadiri tokoh agama, masyarakat sekitar, dan sejumlah undangan. Kini, Masjid Kayu As Syukur siap digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan sekaligus simbol budaya Melayu di Kubu Raya dan Pontianak. (Jau)
KALBARONLINE.com – Sebuah masjid dengan arsitektur unik kini berdiri kokoh di Jalan Pemda Parit Mayor, Kabupaten Kubu Raya, berbatasan langsung dengan Kota Pontianak. Tak seperti masjid pada umumnya yang menggunakan bahan semen, Masjid Kayu As Syukur dibangun sepenuhnya dari kayu belian dengan konsep rumah panggung. Desain tradisional ini menghadirkan nuansa khas Melayu yang kian jarang ditemui.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengapresiasi berdirinya Masjid Kayu As Syukur yang menurutnya bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga berpotensi menjadi destinasi religi.
“Masjid As Syukur ini memiliki ciri khas tersendiri karena dibangun dengan kayu belian dan model rumah panggung. Kehadirannya diharapkan tidak hanya memperkuat nilai-nilai ibadah, tetapi juga menjadi daya tarik bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Pontianak,” ujar Edi usai meresmikan masjid tersebut, Jumat (12/9/2025).
Edi menambahkan, masjid ini diharapkan bisa memberi manfaat luas bagi masyarakat sekitar. Tak hanya sebagai sarana ibadah, namun juga dapat difungsikan untuk kegiatan sosial, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, hingga mempererat silaturahmi.
“Atas nama Pemerintah Kota Pontianak, saya mengucapkan selamat atas peresmian Masjid Kayu As Syukur. Semoga segala upaya dan niat baik yang dilakukan Bapak Haji Syukur dan keluarga mendapat balasan setimpal dari Allah SWT serta membawa keberkahan bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Penggagas utama Masjid Kayu As Syukur, Tamsil Syukur, mengungkapkan pembangunan masjid ini memakan waktu sekitar dua tahun. Tantangan terbesar adalah penyediaan bahan kayu belian yang harus didatangkan dari daerah hulu.
“Tidak ada alasan khusus, yang penting saya ingin membangun masjid. Kesulitannya memang ada di bahan kayu yang harus didatangkan dari hulu. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa terwujud,” jelasnya.
Ia berharap, keberadaan masjid ini memberi pengalaman sekaligus kesadaran bagi generasi muda tentang nilai budaya yang semakin jarang ditemui.
“Generasi muda bisa merasakan suasana masjid dari kayu seperti masa lalu yang sekarang sudah banyak hilang. Semoga masjid ini punya arti penting dan bisa menaungi masyarakat, terutama kita sebagai orang Melayu,” katanya.
Peresmian masjid diawali dengan Salat Jumat berjamaah, dilanjutkan pemotongan nasi tumpeng yang dihadiri tokoh agama, masyarakat sekitar, dan sejumlah undangan. Kini, Masjid Kayu As Syukur siap digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan sekaligus simbol budaya Melayu di Kubu Raya dan Pontianak. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini