Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 17 September 2025 |
KALBARONLINE.com – Harga emas dunia terkoreksi tipis setelah sempat menembus rekor tertinggi di level US$3.703,24 per troy ounce. Rabu (17/9/2025) siang, harga spot emas diperdagangkan di US$3.668,43, melemah 0,63% seiring penguatan dolar AS dan aksi ambil untung jelang keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Pasar Tunggu Sinyal Powell
Pelaku pasar saat ini menaruh ekspektasi penuh pada pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, dengan probabilitas 100% berdasarkan CME FedWatch Tool. Namun, sorotan utama tetap pada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, serta peta proyeksi suku bunga (dot plot) dalam ringkasan proyeksi ekonomi.
“Kalau Powell kasih sinyal dovish yang kuat, emas bisa kembali menguat karena biaya peluang untuk pegang aset tanpa imbal hasil seperti emas jadi lebih rendah,” kata analis pasar.
Paul McCulley, eks eksekutif Pimco, menilai Powell akan menghindari pemotongan agresif 50 basis poin karena bisa dianggap sinyal kondisi pasar tenaga kerja makin buruk.
Dolar AS Sedikit Menguat, Emas Masih Cari Arah
Indeks dolar AS sempat naik 0,2% setelah sehari sebelumnya terpuruk ke level terendah dua bulan. Kenaikan ini menekan harga emas, ditambah indikator RSI emas turun dari level 81 ke 75 yang mengindikasikan kondisi overbought mulai mereda.
Menurut Rhona O’Connell dari StoneX, area US$3.700 sudah beberapa kali jadi titik balik harga emas, kemungkinan karena ada aksi defensif dari penulis opsi. “Kalau bisa tembus bersih di atas US$3.703,24, emas punya peluang besar lanjut ke target berikutnya di US$3.879,64,” jelasnya.
Yield Obligasi Stabil, ETF Emas Bertambah
Imbal hasil obligasi AS (Treasury yield) relatif stabil dengan tenor 10 tahun di 4,015% dan tenor 2 tahun di 3,501%. Pasar obligasi juga condong ke arah dovish, seiring data tenaga kerja yang melemah dan inflasi masih di atas target.
Di sisi lain, SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar dunia, mencatat peningkatan kepemilikan 0,32% ke level 979,95 ton. Bahkan, Deutsche Bank optimistis menaikkan proyeksi rata-rata harga emas jangka panjang ke US$4.000 per troy ounce, menilai permintaan emas akan tetap kuat.
Proyeksi Jangka Pendek
Secara teknikal, emas masih dalam pola bullish. Selama harga bertahan di atas support US$3.658,03, peluang rebound ke US$3.703–US$3.879 tetap terbuka. Namun, jika menembus ke bawah US$3.607, koreksi lebih dalam bisa terjadi.
Kini, semua mata tertuju pada Powell. Nada dovish bisa jadi bahan bakar reli emas berikutnya, sedangkan nada hawkish berpotensi bikin pasar emas kembali konsolidasi. (Red)
KALBARONLINE.com – Harga emas dunia terkoreksi tipis setelah sempat menembus rekor tertinggi di level US$3.703,24 per troy ounce. Rabu (17/9/2025) siang, harga spot emas diperdagangkan di US$3.668,43, melemah 0,63% seiring penguatan dolar AS dan aksi ambil untung jelang keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Pasar Tunggu Sinyal Powell
Pelaku pasar saat ini menaruh ekspektasi penuh pada pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, dengan probabilitas 100% berdasarkan CME FedWatch Tool. Namun, sorotan utama tetap pada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, serta peta proyeksi suku bunga (dot plot) dalam ringkasan proyeksi ekonomi.
“Kalau Powell kasih sinyal dovish yang kuat, emas bisa kembali menguat karena biaya peluang untuk pegang aset tanpa imbal hasil seperti emas jadi lebih rendah,” kata analis pasar.
Paul McCulley, eks eksekutif Pimco, menilai Powell akan menghindari pemotongan agresif 50 basis poin karena bisa dianggap sinyal kondisi pasar tenaga kerja makin buruk.
Dolar AS Sedikit Menguat, Emas Masih Cari Arah
Indeks dolar AS sempat naik 0,2% setelah sehari sebelumnya terpuruk ke level terendah dua bulan. Kenaikan ini menekan harga emas, ditambah indikator RSI emas turun dari level 81 ke 75 yang mengindikasikan kondisi overbought mulai mereda.
Menurut Rhona O’Connell dari StoneX, area US$3.700 sudah beberapa kali jadi titik balik harga emas, kemungkinan karena ada aksi defensif dari penulis opsi. “Kalau bisa tembus bersih di atas US$3.703,24, emas punya peluang besar lanjut ke target berikutnya di US$3.879,64,” jelasnya.
Yield Obligasi Stabil, ETF Emas Bertambah
Imbal hasil obligasi AS (Treasury yield) relatif stabil dengan tenor 10 tahun di 4,015% dan tenor 2 tahun di 3,501%. Pasar obligasi juga condong ke arah dovish, seiring data tenaga kerja yang melemah dan inflasi masih di atas target.
Di sisi lain, SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar dunia, mencatat peningkatan kepemilikan 0,32% ke level 979,95 ton. Bahkan, Deutsche Bank optimistis menaikkan proyeksi rata-rata harga emas jangka panjang ke US$4.000 per troy ounce, menilai permintaan emas akan tetap kuat.
Proyeksi Jangka Pendek
Secara teknikal, emas masih dalam pola bullish. Selama harga bertahan di atas support US$3.658,03, peluang rebound ke US$3.703–US$3.879 tetap terbuka. Namun, jika menembus ke bawah US$3.607, koreksi lebih dalam bisa terjadi.
Kini, semua mata tertuju pada Powell. Nada dovish bisa jadi bahan bakar reli emas berikutnya, sedangkan nada hawkish berpotensi bikin pasar emas kembali konsolidasi. (Red)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini