Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 11 Oktober 2017 |
Henry: Jangan dibiarkan sampai berminggu-minggu baru dibawa ke Rumah Sakit
KalbarOnline, Sekadau – Kasus rabies terjadi lagi di Sekadau. Kali ini, penyakit yang ditularkan melalui gigitan hewan yang sudah terinfeksi, termasuk anjing, menimpa seorang anak berusia 5 tahun asal Sunsong, Kecamatan Sekadau Hulu.
Plt Direktur RSUD Sekadau, Henry Alpius, membenarkan kabar tersebut. Pasien saat ini sedang mendapat penanganan medis intensif di RSUD Sekadau.
Menurut Henry, pasien sudah didiagnosa positif rabies. Bahkan, kondisi pasien terbilang sudah parah saat datang ke RSUD. Dari penuturan dokter yang memeriksanya, penyakit tersebut sudah menyerang otak.
“Menurut anamnesa, sudah tiga minggu kena gigitan kedua. Kata bapaknya, dua tiga hari kemarin baru memburuk dan dibawa ke rumah sakit,” ujar Henry, Rabu (11/10).
Henry menjelaskan bahwa saat datang ke rumah sakit kondisinya sudah semakin menurun karena sudah kena radang otak. Pihaknya, kata dia, berusaha semaksimal mungkin merawat pasien agar stabil.
“Mau di rujuk ke RS Soedarso Pontianak tapi agak berat, kondisinya semakin memburuk. Kami juga sudah koordinasi dengan pihak RS Soedarso dan diminta memperbaiki kondisinya di Sekadau dulu,” jelasnya.
Sayangnya, pasien lambat dilarikan ke rumah sakit. Itu membuat kondisi pasien semakin memburuk.
“Kami juga tidak bisa banyak menolong karena memang kondisinya sudah terlambat sekali. Kalau digigit anjing akan diberikan vaksin anti rabies (VAR), mungkin bisa menolong awalnya,” sambung Henry.
Bila saat ini baru diberikan VAR, kata Henry, menurut dokter sudah terlambat sekali. Pihaknya, kata dia, masih menangani pasien untuk bantuan hidupnya.
“Tergantung kondisi pasien, kalau bertahan kondisinya membaik. Tapi kalau pasien tidak mampu, ya memburuk,” kata dia.
Pihaknya, kata Henry, fokus penanganan pada pasiennya. Namun, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terhadap kondisi tersebut. Kendati demikian, pihak RSUD berupaya maksimal dalam merawat pasien tersebut.
“Mengingat kondisi pasien saat ini. Kami berikan pilihan kepada keluarga, karena kondisi nafas saja sudah tidak bagus, kami maksimalkan perawatan di rumah sakit melihat perbaikannya,” tambahnya.
Untuk itu, Henry mengimbau kepada masyarakat bila terkena gigitan anjing agar segera melapor agar bisa ditangani. Ia juga meminta masyarakat proaktif dan tidak membiarkan terlalu lama bila terkena gigitan anjing.
“Jangan sampai berminggu-minggu baru dirawat. Usaha pengobatan sebenarnya sudah terlambat, mungkin akan lain ceritanya jika cepat ditangani,” imbaunya.
“Ini sangat kami sayangkan. Padahal, beberapa waktu lalu ada pelayanan ke Sunsong tapi tidak ketahuan. Bila terkena gigitan cepat lapor dan kesepatan masyarakat bola ada anjing yang menggigit sebaiknya dimusnahkan untuk mencegah gigitan-gigitan lainnya,” pungkasnya. (Mus)
Henry: Jangan dibiarkan sampai berminggu-minggu baru dibawa ke Rumah Sakit
KalbarOnline, Sekadau – Kasus rabies terjadi lagi di Sekadau. Kali ini, penyakit yang ditularkan melalui gigitan hewan yang sudah terinfeksi, termasuk anjing, menimpa seorang anak berusia 5 tahun asal Sunsong, Kecamatan Sekadau Hulu.
Plt Direktur RSUD Sekadau, Henry Alpius, membenarkan kabar tersebut. Pasien saat ini sedang mendapat penanganan medis intensif di RSUD Sekadau.
Menurut Henry, pasien sudah didiagnosa positif rabies. Bahkan, kondisi pasien terbilang sudah parah saat datang ke RSUD. Dari penuturan dokter yang memeriksanya, penyakit tersebut sudah menyerang otak.
“Menurut anamnesa, sudah tiga minggu kena gigitan kedua. Kata bapaknya, dua tiga hari kemarin baru memburuk dan dibawa ke rumah sakit,” ujar Henry, Rabu (11/10).
Henry menjelaskan bahwa saat datang ke rumah sakit kondisinya sudah semakin menurun karena sudah kena radang otak. Pihaknya, kata dia, berusaha semaksimal mungkin merawat pasien agar stabil.
“Mau di rujuk ke RS Soedarso Pontianak tapi agak berat, kondisinya semakin memburuk. Kami juga sudah koordinasi dengan pihak RS Soedarso dan diminta memperbaiki kondisinya di Sekadau dulu,” jelasnya.
Sayangnya, pasien lambat dilarikan ke rumah sakit. Itu membuat kondisi pasien semakin memburuk.
“Kami juga tidak bisa banyak menolong karena memang kondisinya sudah terlambat sekali. Kalau digigit anjing akan diberikan vaksin anti rabies (VAR), mungkin bisa menolong awalnya,” sambung Henry.
Bila saat ini baru diberikan VAR, kata Henry, menurut dokter sudah terlambat sekali. Pihaknya, kata dia, masih menangani pasien untuk bantuan hidupnya.
“Tergantung kondisi pasien, kalau bertahan kondisinya membaik. Tapi kalau pasien tidak mampu, ya memburuk,” kata dia.
Pihaknya, kata Henry, fokus penanganan pada pasiennya. Namun, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terhadap kondisi tersebut. Kendati demikian, pihak RSUD berupaya maksimal dalam merawat pasien tersebut.
“Mengingat kondisi pasien saat ini. Kami berikan pilihan kepada keluarga, karena kondisi nafas saja sudah tidak bagus, kami maksimalkan perawatan di rumah sakit melihat perbaikannya,” tambahnya.
Untuk itu, Henry mengimbau kepada masyarakat bila terkena gigitan anjing agar segera melapor agar bisa ditangani. Ia juga meminta masyarakat proaktif dan tidak membiarkan terlalu lama bila terkena gigitan anjing.
“Jangan sampai berminggu-minggu baru dirawat. Usaha pengobatan sebenarnya sudah terlambat, mungkin akan lain ceritanya jika cepat ditangani,” imbaunya.
“Ini sangat kami sayangkan. Padahal, beberapa waktu lalu ada pelayanan ke Sunsong tapi tidak ketahuan. Bila terkena gigitan cepat lapor dan kesepatan masyarakat bola ada anjing yang menggigit sebaiknya dimusnahkan untuk mencegah gigitan-gigitan lainnya,” pungkasnya. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini