Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 20 November 2017 |
KalbarOnline, Pontianak – Sesuai Perda nomor 10 tahun 2010 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), ada tujuh kawasan yang termasuk didalamnya, diantaranya tempat umum, tempat pendidikan, tempat ibadah, tempat bermain anak, transportasi (angkutan umum), pelayanan kesehatan dan tempat kerja.
Satu diantara sekolah yang menjadi sasaran saat tim gabungan dari Dinkes melakukan razia adalah Sekolah yang berada di Yayasan Rahadi Oesman yang terletak di Jalan Alianyang.
Saat dilakukan razia, masih ditemukan asbak rokok, puntung rokok dan didalam ruangan tata usaha yang merupakan gabungan tiga sekolah, SMP, SMA dan SMK masih ditemukan oleh tim razia.
Selain itu disetiap sudut sekolah juga tidak ditemukan papan pengumuman atau stiker terkait larangan merokok padahal berdasarkan perda setiap tempat yang masuk dalam tujuh kategori tersebut harus tidak ada asbak, puntung rokok, ada pengumuman larangan dan diruangan tidak ada bau asap rokok.
Menanggapi temuan tersebut, Wakil Kepala Kurikulum SMA Rahadi Oesman, Rosmiana yang mewakili pihak sekolah mengaku akan memperbaiki tatanan yang ada dan ia ditemukannya asbak dan puntung rokok menang diakuinya Kepala TU selama ini masih merokok.
“Memang ada ditemukan asbak dan puntung rokok, karena kepala TU kami memang masih merokok. Ini akan menjadi perhatian serius kami dan kami dari pihak sekolah akan memperbaiki ini,” ucapnya seperti dilansir dari Tribun Pontianak.
Rosmiana mengaku, secara pribadi dirinya mendukung langkah pemerintah dalam menegakkan aturan tersebut, karena setiap minggu pada saat dilaksanakan upacara selalu ditegaskan dalam tata tertib, bahwa dilarang merokok terlebih khusus bagi setiap siswa.
Temuan tersebut akan dijadikan bahan motivasi bagi pengurus sekolah untuk lebih baik lagi.
Tidak hanya sekolah Yayasan Rahadi Oesman, Hotel Kini juga tidak luput dari rajia petugas dalam menegak Perda KTR, saat itu ditemukan kalau hotel telah menerapkan Perda namun masih salah persepsi, karena direstorannya masih boleh merokok dengan batasan waktu.
“Kalau di hotel kita memang sudah menerapkan, tapi berdasarkan temuan dari tim razia kalau kami masih ada salah persepsi seperti kami masih memperbolehkan orang merokok direstoran dengan waktu yang telah ditentukan yaitu boleh merokok 06.00-10.00 WIB,” ucap Staf HRD Hotel Kini, Rachmat.
Hotel Kini saat ini telah memiliki ruangan khusus untuk merokok dan Rachmat sebutkan pihaknya akan berkomitmen untuk terus memperbaiki layanan dan menerapkan aturan yang telah ditentukan.
Selain itu pemilik rumah makan umi yang terletak di Jalan Komyos Soedar juga mengatakan hal serupa pihaknya akan menerapkan aturan yang telah ditentukan dan akan melakukan pengurusan proses perijinan penjualan rokok, tidak akan menyediakan asbak rokok serta tidak menerima pesanan iklan rokok di rumah makannya. (Fai)
KalbarOnline, Pontianak – Sesuai Perda nomor 10 tahun 2010 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), ada tujuh kawasan yang termasuk didalamnya, diantaranya tempat umum, tempat pendidikan, tempat ibadah, tempat bermain anak, transportasi (angkutan umum), pelayanan kesehatan dan tempat kerja.
Satu diantara sekolah yang menjadi sasaran saat tim gabungan dari Dinkes melakukan razia adalah Sekolah yang berada di Yayasan Rahadi Oesman yang terletak di Jalan Alianyang.
Saat dilakukan razia, masih ditemukan asbak rokok, puntung rokok dan didalam ruangan tata usaha yang merupakan gabungan tiga sekolah, SMP, SMA dan SMK masih ditemukan oleh tim razia.
Selain itu disetiap sudut sekolah juga tidak ditemukan papan pengumuman atau stiker terkait larangan merokok padahal berdasarkan perda setiap tempat yang masuk dalam tujuh kategori tersebut harus tidak ada asbak, puntung rokok, ada pengumuman larangan dan diruangan tidak ada bau asap rokok.
Menanggapi temuan tersebut, Wakil Kepala Kurikulum SMA Rahadi Oesman, Rosmiana yang mewakili pihak sekolah mengaku akan memperbaiki tatanan yang ada dan ia ditemukannya asbak dan puntung rokok menang diakuinya Kepala TU selama ini masih merokok.
“Memang ada ditemukan asbak dan puntung rokok, karena kepala TU kami memang masih merokok. Ini akan menjadi perhatian serius kami dan kami dari pihak sekolah akan memperbaiki ini,” ucapnya seperti dilansir dari Tribun Pontianak.
Rosmiana mengaku, secara pribadi dirinya mendukung langkah pemerintah dalam menegakkan aturan tersebut, karena setiap minggu pada saat dilaksanakan upacara selalu ditegaskan dalam tata tertib, bahwa dilarang merokok terlebih khusus bagi setiap siswa.
Temuan tersebut akan dijadikan bahan motivasi bagi pengurus sekolah untuk lebih baik lagi.
Tidak hanya sekolah Yayasan Rahadi Oesman, Hotel Kini juga tidak luput dari rajia petugas dalam menegak Perda KTR, saat itu ditemukan kalau hotel telah menerapkan Perda namun masih salah persepsi, karena direstorannya masih boleh merokok dengan batasan waktu.
“Kalau di hotel kita memang sudah menerapkan, tapi berdasarkan temuan dari tim razia kalau kami masih ada salah persepsi seperti kami masih memperbolehkan orang merokok direstoran dengan waktu yang telah ditentukan yaitu boleh merokok 06.00-10.00 WIB,” ucap Staf HRD Hotel Kini, Rachmat.
Hotel Kini saat ini telah memiliki ruangan khusus untuk merokok dan Rachmat sebutkan pihaknya akan berkomitmen untuk terus memperbaiki layanan dan menerapkan aturan yang telah ditentukan.
Selain itu pemilik rumah makan umi yang terletak di Jalan Komyos Soedar juga mengatakan hal serupa pihaknya akan menerapkan aturan yang telah ditentukan dan akan melakukan pengurusan proses perijinan penjualan rokok, tidak akan menyediakan asbak rokok serta tidak menerima pesanan iklan rokok di rumah makannya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini