Sutarmidji Lantik Badan Promosi Pariwisata Kota Pontianak
KalbarOnline, Pontianak – Badan Promosi Pariwisata (BPP) Kota Pontianak resmi terbentuk setelah Wali Kota Pontianak, Sutarmidji melantik susunan kepengurusan periode 2018-2022 di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Rabu (24/1).
Sutarmidji meminta kepengurusan BPP yang baru dilantik ini lebih kreatif dalam memasarkan potensi wisata, baik yang ada di Pontianak maupun Kalbar beserta jejaringnya.
“Dengen menerapkan model-model promosi yang menarik sehingga orang akan tertarik untuk berkunjung ke sini,” ujarnya.
Diakuinya, sejatinya BPP Kota Pontianak ini sudah lama dibentuk tapi belum secara resmi terealisasi. Kemudian, para pelaku usaha sektor pariwisata yang merupakan pengurus BPP menemuinya untuk pembentukan secara resmi badan tersebut hingga dilantiklah susunan pengurus BPP Kota Pontianak periode 2018-2022. BPP ini akan menempati ruangan-ruangan yang ada di lantai dua dan tiga Gedung Pontianak Convention Center (PCC).
“Mereka akan membentuk dua tim, yakni tim regulasi dan tim pelaksana,” terang Sutarmidji.
BPP Kota Pontianak yang didominasi oleh generasi muda, dimintanya lebih kreatif dan inovatif dalam mempromosikan pariwisata Kota Pontianak. Banyak hal yang bisa menjadi nilai jual dalam promosi pariwisata di Kota Pontianak ini.
Disebutkan Midji, salah satunya dengan letak geografis Pontianak yang berada di titik nol derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan.
“Nah, bagaimana menjual itu, bagaimana orang bisa meletakkan kakinya yang satu di sebelah selatan bumi, dan satu kakinya di sebelah utara bumi, atau bisa pula dengan menggelar prosesi akad nikah di kawasan Tugu Khatulistiwa,” tuturnya.
Selain itu, tak kalah pentingnya, Wali Kota dua periode ini menekankan pentingnya penyusunan narasi dalam mempromosikan pariwisata. Narasi yang disusun harus unik dan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan melihat daya tarik wisata yang dipromosikan.
Misalnya, peristiwa kulminasi yang terjadi di Pontianak, dalam narasinya perlu dijabarkan makna kulminasi, mengapa terjadi di Tugu Khatulistiwa, kenapa berad di nol derajat dan apa pengaruhnya.
“Selain itu, juga dikupas dari sisi ilmiah, sisi tradisional, kepercayaan, sejarah dan lainnya harus dibuat narasinya,” ucapnya.
Sementara, Ketua BPP Kota Pontianak, M Rizal Razikan mengatakan, program kerja yang akan dilaksanakannya dalam waktu dekat adalah menganalisa pasar dan produk. Pihaknya akan menganalisa kedua segmen itu sehingga bisa menemukan hal yang bagus untuk ditonjokan atau diangkat sebagai daya tarik pariwisata.
Misalnya, even titik kulminasi yang dari tahun ke tahun terkesan biasa-biasa saja. Tahun ini, ia bersama jajarannya akan mengemas jauh berbeda dari biasanya dan belum pernah dibuat tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan, even itu tidak hanya digelar pagi dan siang hari, tetapi hingga malam hari sebab pasokan sumber daya listrik di lokasi Tugu Khatulistiwa sudah tersedia.
“Insha Allah, kalau tidak ada halangan, bulan Maret tahun ini titik kulminasi kita gelar rangkaikan dengan festival musik jazz. Selain itu kita gandeng PHRI dengan menggelar battle chef, UMKM juga dilibatkan,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Rizal, pada bulan September tahun ini juga, pihaknya berencana menggelar Festival Dragon Boat. Kesemua even itu dikatakannya akan dijadikan even nasional.
“Apalagi kita sebagai badan promosi pariwisata bersinergi dengan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak. Kita bertugas untuk mempromosikannya,” imbuhnya.
Diakuinya, terbentuknya BPP ini tentu memiliki target. Meskipun sebelum terbentuknya badan ini, disebutkannya, jumlah kunjungan wisatawan sudah ada peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian peningkatan tersebut masih belum memenuhi ekspektasi para pelaku sektor pariwisata.
“Jadi setiap tahun peningkatannya di kisaran di bawah 20 persen saja. Makanya kita ingin menggenjot itu supaya lebih meningkat,” pungkasnya. (jim)
Comment