Nasional    

Persiapkan Keterampilan Siswa Hadapi Abad 21, Tanoto Foundation Kenalkan Konsep MIKIR

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 13 September 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Solo – Sebanyak 176 peserta yang terdiri

dari dosen, guru, kepala sekolah dan pengawas dari Kaltim dan Jateng ikut dalam

pelatihan fasilitator daerah dan LPTK Program Pelita Pendidikan di Hotel Best

Western Solo, Jawa Tengah yang berlangsung sejak 10 – 13 September 2018.

Para peserta

oleh Tanoto Foundation diperkenalkan program MIKIR, sebuah pendekatan agar

pembelajaran mampu membangkitkan siswa memiliki ketrampilan yang dibutuhkan

untuk hidup di abad 21 yang makin kompleks.

“Hidup zaman

ini harus memiliki karakter dan ketrampilan abad 21 yaitu kreatif dan inovatif,

mampu bekerja dalam tim yang semakin multikultur, berpikir kritis dan mampu

mengolah dan memanfaatkan limpahan kekayaan informasi untuk kehidupan sosial

dan ekonomi,” ujar Affan Surya, Provincial Coordinator Program Pelita

Pendidikan untuk Kaltim di sela-sela pelatihan.

MIKIR

merupakan singkatan dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi. Dengan

menurunkan masing-masing kategori menjadi kegiatan di kelas, metode ini

memudahkan guru membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif, percaya diri dan

kritis selama pembelajaran berlangsung.

Untuk

menjalankan MIKIR, guru harus mengintegrasikannya masing-masing kategori

tindakan tersebut dalam skenario pembelajaran.

“Jadi

pembelajaran itu harus ada skenarionya. Itu seperti membuat film. Kalau tidak

bagus skenarionya, pembelajaran menjadi tidak menarik bagi siswa. Tidak

tercapai tujuannya. MIKIR memudahkan guru membuat skenario tersebut,” tegasnya

lebih lanjut.

Affan

menyayangkan banyak guru yang tidak membuat skenario dan rencana pembelajaran sebelum

mengajar dan seringkali datang ke sekolah hanya untuk memberikan ceramah.

“Pembelajaran

dengan ceramah mematikan kesempatan siswa memiliki karakter dan ketrampilan

abad 21. Siswa harus daiajak terlibat dalam menemukan pengetahuan, sering

berdiskusi agar tumbuh kemampuan bekerjasama dalam tim untuk memecahkan

masalah, sering tampil ke depan agar pandai mengungkapkan gagasan dan percaya

diri,” ujarnya lebih lanjut. 

Pada hari

ketiga ToT, para peserta menyebar ke beberapa sekolah untuk menerapkan skenario

MIKIR yang telah disusun dan disimulasikan sehari sebelumnya.

Seperti yang

dilakukan oleh Prof. Dr. Limbong Subagiyo, M.Si, Guru Besar FKIP Universitas

Mulawarman Samarinda yang langsung ikut terjun mengajar menggunakan pendekatan

MIKIR di SMP 3 Sragen Jateng.

Agar siswa

kelas Satu SMP yang diajarnya mengalami, mereka diajak melakukan percobaan

membuat larutan teh, kopi, dan kapur untuk mengetahui perbedaan unsur, senyawa

dan campuran.

Mereka

berdikusi dalam kelompok menjawab lembar kerja siswa dan mempresentasikan hasil

temuan mereka. Untuk refleksi, para siswa diminta mengkritisi pembelajaran yang

berlangsung. Apa yang masih kurang dan perlu ditambah.

Menurutnya

konsep MIKIR yang mencoba diperkenalkan oleh Tanoto Foundation membuat

pembelajaran di kelas akan jauh berbeda dengan yang selama ini dilakukan para guru

yang isinya kebanyakan ceramah.

“Metode

ceramah yang kebanyakan dilakukan para guru memang sudah harus ditinggalkan

karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan menjawab tantangan abad 21. MIKIR ini

pendekatan yang sangat baik, memperpraktis pendekatan-pendekatan yang ada,”

ujarnya.

Direktur

Program Pelita Pendidikan, Stuart Weston, yang sempat berkeliling meninjau

praktik tersebut berpesan agar para peserta yang akhirnya akan menjadi pelatih

para guru di tempatnya masing-masing menerapkannya di sekolahnya sendiri

terlebih dahulu.

“Buktikan di

masing-masing sekolahnya agar menyempurnakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah

didapat disini,” ujarnya.

Selain MIKIR

para peserta juga dilatih mengelola kelas, membuat lembar kerja siswa yang bisa

mengaktifkan siswa dan berbagai strategi pembelajaran lain. Sedangkan para

kepala sekolah, pengawas dan juga dosen dari Universitas Mulawarman, IAIN

Samarinda, Universitas Sebelas Maret dan UIN Walisongo, difasilitasi untuk

lebih mendalami tentang manajemen sekolah yang lebih transparan dan akuntabel. (JJ/KO)

Artikel Selanjutnya
ASN Harus Bijak Gunakan Medsos
Kamis, 13 September 2018
Artikel Sebelumnya
Peringati 1 Muharram 1440 Hijriah, Remaja Masjid Nurul Hidayah Gelar Festival Budaya Melayu
Kamis, 13 September 2018

Berita terkait