Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 01 Oktober 2018 |
KalbarOnline, Sintang
– Untuk mengingat sejarah kelam Indonesia kepada khalayak ramai terutama
generasi muda, bahwa Indonesia pernah mengalami sejarah yang begitu pahit,
Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sintang menggelar nonton bareng (Nobar)
film penumpasan pengkhianatan terhadap ideologi pancasila atau yang lebih
dikenal dengan film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) yang
dihadiri langsung oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno didampingi oleh Komandan
Kodim 1205 Sintang dan Ketua DPD MABM Sintang, di Rumah Adat Melayu Tepak Sirih
Kabupaten Sintang, Minggu malam (30/9/2018).

Dalam nobar film G30S/PKI tersebut, antusiasme masyarakat
sangat tinggi, dari dalam ruangan hingga ke halaman depan rumah Melayu dipenuhi
masyarakat yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum lainnya turut
menonton film tersebut.
Menurut Bupati Jarot saat ditemui usai nobar G30S/PKI
tersebut mengatakan bahwa film ini merupakan film terbaik di Indonesia.

“Jadi menurut saya ini film merupakan film terbaik di
Indonesia meskipun yang ditampilkan disini tidak utuh, tapi paling tidak film
ini merupakan momentum yang sangat tepat dilaksanakan karena untuk mengenang
suatu tempo dahulu Indonesia pernah mengalami yang namanya kepahitan,” ungkap
Jarot.
Setelah menonton film tersebut, Bupati Sintang memaknai
bahwa dengan menonton ulang film G30S/PKI tersebut untuk mengingatkan bahwa
agar lebih waspada terhadap radikalisme.
“Dengan kita melihat bersama kita ingat bahwa bangsa kita
masih bisa terancam seperti yang ada di film tersebut, dengan demikian saya
minta kita lebih waspada lagi, kita lebih siap lagi untuk menghadapi timbulnya
dampak kaum komunis di tengah-tengah kita, apalagi bahaya seperti radikalisme
ini masih ada di sekitaran kita,” tuturnya.
Jarot menilai bahwa film G30S/PKI ini memiliki hikmah dan
makna tersendiri.
“Nilai yang kita dapat ambil dari film ini pada akhirnya
nilai-nilai Pancasila ini luhur, tidak bisa terkoyak begitu saja dan tidak ada
lagi ideologi yang lebih hebat selain Pancasila, dengan demikian kita harus
selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk agar kita mendapatkan
perlindungan dari-Nya terhadap kaum-kaum radikalisme di sekitaran kita,”
tambahnya.
Sementara Komandan Kodim 1205 Sintang, Letkol Inf Rachmat
Basuki mengatakan bahwa pemutaran film ini menjadikan pembelajaran bagi
semuanya terhadap apa itu PKI.
“Jadi dengan nobar ini menjadi pembelajaran kita semua
selaku aparat keamanan tentang adanya gerakan yang dilakukan dalam penghianatan
terhadap pancasila untuk mengganti ideologi Pancasila ke ideologi komunis dan
ini sudah nyata jelas dilakukan oleh partai terlarang, dengan demikian kita
harus menghormati keputusan Pemerintah yang tertuang dalam TAP MPRS dan UU,”
kata Dandim.
Dandim berpesan agar kedepannya tetap selalu waspada
terhadap berkembangnya ideologi komunis dikalangan masyarakat.
“Jadi yang perlu kita kedepan ya kita harus meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya atau berkembangnya ideologi komunis, mungkin
melalui gaya komunis gaya baru dan perlu kita antisipasi, jadi dengan demikian
pemutaran film ini paling tidak generasi muda kita tahu bahwa dulu ada sejarah
pahit yang berupaya untuk melakukan penghianatan terhadap pancasila kita,”
pesannya.
Sementara Ketua Umum DPD Majelis Adat Budaya Melayu
Kabupaten Sintang, H. Ade Kartawijadja mengatakan bahwa MABM menyelenggarakan
kegiatan ini dalam rangka untuk mengingat sejarah Indonesia pada tahun 1965
yang lalu.
“Tujuan kita selenggarakan nobar ini untuk mengedukasikan
sejarah bangsa untuk tidak dilupakan, membangun budaya anti komunis di kaum
muda, karena komunis ini merupakan hal yang terlarang, juga kita mengupayakan
mencegah dan mendidik, serta mengetahui dan menolak paham ajaran komunis untuk
menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,” tandasnya. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Untuk mengingat sejarah kelam Indonesia kepada khalayak ramai terutama
generasi muda, bahwa Indonesia pernah mengalami sejarah yang begitu pahit,
Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sintang menggelar nonton bareng (Nobar)
film penumpasan pengkhianatan terhadap ideologi pancasila atau yang lebih
dikenal dengan film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) yang
dihadiri langsung oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno didampingi oleh Komandan
Kodim 1205 Sintang dan Ketua DPD MABM Sintang, di Rumah Adat Melayu Tepak Sirih
Kabupaten Sintang, Minggu malam (30/9/2018).

Dalam nobar film G30S/PKI tersebut, antusiasme masyarakat
sangat tinggi, dari dalam ruangan hingga ke halaman depan rumah Melayu dipenuhi
masyarakat yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum lainnya turut
menonton film tersebut.
Menurut Bupati Jarot saat ditemui usai nobar G30S/PKI
tersebut mengatakan bahwa film ini merupakan film terbaik di Indonesia.

“Jadi menurut saya ini film merupakan film terbaik di
Indonesia meskipun yang ditampilkan disini tidak utuh, tapi paling tidak film
ini merupakan momentum yang sangat tepat dilaksanakan karena untuk mengenang
suatu tempo dahulu Indonesia pernah mengalami yang namanya kepahitan,” ungkap
Jarot.
Setelah menonton film tersebut, Bupati Sintang memaknai
bahwa dengan menonton ulang film G30S/PKI tersebut untuk mengingatkan bahwa
agar lebih waspada terhadap radikalisme.
“Dengan kita melihat bersama kita ingat bahwa bangsa kita
masih bisa terancam seperti yang ada di film tersebut, dengan demikian saya
minta kita lebih waspada lagi, kita lebih siap lagi untuk menghadapi timbulnya
dampak kaum komunis di tengah-tengah kita, apalagi bahaya seperti radikalisme
ini masih ada di sekitaran kita,” tuturnya.
Jarot menilai bahwa film G30S/PKI ini memiliki hikmah dan
makna tersendiri.
“Nilai yang kita dapat ambil dari film ini pada akhirnya
nilai-nilai Pancasila ini luhur, tidak bisa terkoyak begitu saja dan tidak ada
lagi ideologi yang lebih hebat selain Pancasila, dengan demikian kita harus
selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk agar kita mendapatkan
perlindungan dari-Nya terhadap kaum-kaum radikalisme di sekitaran kita,”
tambahnya.
Sementara Komandan Kodim 1205 Sintang, Letkol Inf Rachmat
Basuki mengatakan bahwa pemutaran film ini menjadikan pembelajaran bagi
semuanya terhadap apa itu PKI.
“Jadi dengan nobar ini menjadi pembelajaran kita semua
selaku aparat keamanan tentang adanya gerakan yang dilakukan dalam penghianatan
terhadap pancasila untuk mengganti ideologi Pancasila ke ideologi komunis dan
ini sudah nyata jelas dilakukan oleh partai terlarang, dengan demikian kita
harus menghormati keputusan Pemerintah yang tertuang dalam TAP MPRS dan UU,”
kata Dandim.
Dandim berpesan agar kedepannya tetap selalu waspada
terhadap berkembangnya ideologi komunis dikalangan masyarakat.
“Jadi yang perlu kita kedepan ya kita harus meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya atau berkembangnya ideologi komunis, mungkin
melalui gaya komunis gaya baru dan perlu kita antisipasi, jadi dengan demikian
pemutaran film ini paling tidak generasi muda kita tahu bahwa dulu ada sejarah
pahit yang berupaya untuk melakukan penghianatan terhadap pancasila kita,”
pesannya.
Sementara Ketua Umum DPD Majelis Adat Budaya Melayu
Kabupaten Sintang, H. Ade Kartawijadja mengatakan bahwa MABM menyelenggarakan
kegiatan ini dalam rangka untuk mengingat sejarah Indonesia pada tahun 1965
yang lalu.
“Tujuan kita selenggarakan nobar ini untuk mengedukasikan
sejarah bangsa untuk tidak dilupakan, membangun budaya anti komunis di kaum
muda, karena komunis ini merupakan hal yang terlarang, juga kita mengupayakan
mencegah dan mendidik, serta mengetahui dan menolak paham ajaran komunis untuk
menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,” tandasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini