Sintang    

Guru Garis Depan di Sintang Curhat, Ini Kata Bupati Jarot

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 25 Oktober 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sintang

Bupati Sintang, Jarot Winarno menerima audiensi sejumlah Guru Garis Depan

(GGD) di rumah jabatan Bupati Sintang, Senin (22/10/2018).

Tinggal bersama keluarga tercinta adalah impian setiap

keluarga. Berkumpul bersama, menjalani keseharian bersama menjadi keinginan

yang juga diinginkan oleh para guru GGD yang terpisah karena tugas negara.

Di Kabupaten Sintang ada 13 pasangan guru GGD yang mengalami

kendala berkenaan dengan hal ini. Bersama-sama mereka melakukan audiensi dengan

pimpinan daerah.

Bupati Jarot bersama dengan Kepala Badan Kepegawaian dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sintang, Palentinus menyimak berbagai

kondisi keluarga dan harapan para guru GGD.

“Pada dasarnya kita mengerti kondisi teman-teman GGD

sekalian. Namun perlu saya ingatkan bahwa ada batasan yang bisa kami lakukan di

daerah,” ujarnya.

Orang nomor satu di Sintang itu lalu menjelaskan bahwa untuk

pasangan yang terpisah antar desa atau antar kecamatan yang ada di dalam

Kabupaten Sintang, niscaya pemerintah daerah melalui BKPSDM Kabupaten dan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang akan membantu menguruskan

pertukaran atau perpindahan.

Proses tersebut akan dibantu fasilitasi dan pemetaan formasi

oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang. Bupati Jarot menegaskan

bahwa proses tersebut memerlukan waktu dalam pengurusannya.

Sementara bagi pasangan yang suami atau istrinya berbeda

kabupaten disarankan untuk berkonsultasi dengan Badan Kepagawaian Daerah di tingkat

provinsi. Sedangkan pasangan yang tempat tugasnya berbeda provinsi,

direkomendasikan untuk beraudiensi ke Badan Kepegawaian Negara di Jakarta.

“Kalau kita dari Pemda, bisalah mendampingi atau memberikan

surat pengantar untuk teman-teman yang mau beraudiensi menanyakan kemungkinan

dan informasi terbaru dalam hal ini,” kata Bupati Jarot.

“Saya saja yang beda negara pun bise jalan, masak kian pisah kota pun nak

ngeluh,” kelakarnya dengan logat bahasa Sintang.

Slamet Riyadi salah seorang guru GGD mengungkapkan bahwa

telah cukup banyak alternatif yang coba diusahakan oleh teman-teman GGD untuk

bisa bersatu dengan keluarganya. Ada yang sudah mencoba menghubungi

sekolah-sekolah terdekat di tempat tugas masing-masing pasangan. Kondisi ini

pun sudah dibahas dan didiskusikan bersama dalam forum guru-guru GGD.

“Kita perlu sekali arahan dari pihak pemerintah daerah agar

alternatif-alternatif langkah yang kita tempuh dapat sesuai dengan regulasi dan

protokoler yang ada,” kata Slamet mewakili teman-temannya.

“Selain memang ada harapan kita, sedikit bantuan dari

pemerintah untuk menindaklanjuti pendekatan personal yang telah kita upayakan,

melalui komunikasi intens dengan pihak-pihak sekolah terkait,” tambahnya lagi.

Slamet yang juga datang bersama istri dan anaknya

menyampaikan bahwa untuk dirinya, ia berharap boleh pindah ke desa di dekat

tempat tugas istrinya. Slamet saat ini ditempatkan di Nanga Bayan ingin pindah

karna mempertimbangan di tempat tugasnya memiliki jumlah guru PNS yang lebih

banyak dibanding di tempat tugas istrinya.

“Meskipun tempat saya lebih nyaman dibanding istri,

tapi demi bisa berkumpul bersama dengan anak, dia (istri dan anak) lebih

memilih tempat yang lebih terpencil,” tandasnya. (*/Sg)

Artikel Selanjutnya
Polnep Kapuas Hulu Gelar Wisuda Perdana
Kamis, 25 Oktober 2018
Artikel Sebelumnya
Buka Musdat DAD Sepauk, Wabup Askiman: Lembaga Adat Sangat Strategis di Sintang
Kamis, 25 Oktober 2018

Berita terkait