Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 07 November 2018 |
KalbarOnline,
Pontianak – Ketua Forum Komunikasi Orang Bugis (FKOB) Kalimantan Barat, Ardiansyah
menolak anggapan sejumlah pihak bahwa Robo-robo mengandung unsur syirik.
“Perlu diluruskan, ada yang kurang memahami Robo-robo
sehingga dianggap syirik. Tidak ada yang namanya sembah sana sembah sini. Allah
tetap pegangan kita,” ujarnya tegas saat diwawancarai usai upacara Robo-robo
yang digelar FKOB di Pontianak, Rabu pagi (7/11/2018).
Dikatakan Ardiansyah Robo-robo didalamnya diisi doa-doa. Apa
lagi, kata dia, Robo-robo merupakan warisan budaya leluhur, dari alim ulama
terdahulu.
“Para ulama terdahulu tentu tidak mewariskan kesyirikan. Kita
baca doa rasul, doa keselamatan dan doa tolak bala. Robo-robo ini warisan
budaya dari alim ulama kita dulu. Dari pendiri-pendiri kita dulu. Apakah kita
katakan mereka itu syirik? Tentunya tidak,” tegasnya lagi.
Ardiansyah juga menjelaskan salah satu adat budaya suku
Bugis yakni Manre Sipulung (makan bersama) sarat akan nilai-nilai luhur. Nenek
moyang terdahulu juga memanfaatkan Manre Sipulung sebagai sarana pemecahan
masalah.
“Dalam adat budaya Bugis itu tidak hanya sifatnya budaya,
tetapi ada nilai-nilai luhur yang bisa diambil. Misalnya Manre Sipulung atau
makan bersama. Manre Sipulung memiliki nilai silaturahim, tempat berdiskusi dan
menyelesaikan masalah. Itu nilai-nilai luhur yang ada di Manre Sipulung. Nenek
moyang kita dahulu melakukan Manre Sipulung untuk memecahkan berbagai masalah,”
jelasnya.
Disinggung terkait ditundanya peletakan batu pertama
pembangunan Rumah Adat Bugis Toraja, Ardiansyah menjelaskan bahwa penundaan itu
atas saran dari para senior-senior di FKOB. Namun dipastikannya, peletakan batu
pertama akan berlangsung dalam waktu dekat.
"Sebenarnya kita rencanakan peletakan batu pertama
rumah adat Bugis Toraja itu pada hari ini. Tetapi ada petuah-petuah dari
senior-senior kita, tidak baik dilakukan pada bulan Safar. Karena menurut
mereka di bulan Safar itu sebaiknya menghindari hal-hal yang sifatnya
membangun, jalan-jalan. Jadi kita tunda dan waktunya tidak akan lama lagi akan
mulai kita bangun,” tandasnya.
Senada dengan Ardiansyah, Gubernur Kalbar, Sutarmidji juga menegaskan bahwa masyarakat harus diberikan pemahaman yang baik mengenai pelaksanaan Robo-robo.
Sebab, kata dia, masih banyak pihak-pihak yang salah menafsirkan Robo-robo yang merupakan budaya masyarakat adat Bugis percampuran Melayu.
“Robo-robo itu sebenarnya baca doa tolak bala. Kenapa dilakukan
pada hari Rabu akhir di bulan Safar, karena pada bulan selanjutnya yakni Rabiul
Awal umat Muslim menyambut hari kelahiran Rasulullah, sehingga persiapannya itu
di bulan Safar ini, bayangkan hebatnya orang tua di jaman terdahulu, nah
budayanya itulah dikembangkan robo-robo dan berkembangnya di pusat kerajaan
Islam di Kalbar,” tukasnya.
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini menolak Robo-robo
disebut perbuatan syirik.
“Robo-robo itu baca doa tolak bala bersama. Inikan dalam
rangka menyambut hari lahir Rasulullah yaitu Maulid. Makanya dari sekarang
masyarakat gelar Robo-robo yang isinya ada baca doa tolak bala, doa taubat dan
sebagainya. Bayangkan orang jaman itu menyambut hari kelahiran Nabi, harus
membersihkan diri, jadi begitu pemahamannya, masa orang baca doa tolak bala
sirik,” tegasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Ketua Forum Komunikasi Orang Bugis (FKOB) Kalimantan Barat, Ardiansyah
menolak anggapan sejumlah pihak bahwa Robo-robo mengandung unsur syirik.
“Perlu diluruskan, ada yang kurang memahami Robo-robo
sehingga dianggap syirik. Tidak ada yang namanya sembah sana sembah sini. Allah
tetap pegangan kita,” ujarnya tegas saat diwawancarai usai upacara Robo-robo
yang digelar FKOB di Pontianak, Rabu pagi (7/11/2018).
Dikatakan Ardiansyah Robo-robo didalamnya diisi doa-doa. Apa
lagi, kata dia, Robo-robo merupakan warisan budaya leluhur, dari alim ulama
terdahulu.
“Para ulama terdahulu tentu tidak mewariskan kesyirikan. Kita
baca doa rasul, doa keselamatan dan doa tolak bala. Robo-robo ini warisan
budaya dari alim ulama kita dulu. Dari pendiri-pendiri kita dulu. Apakah kita
katakan mereka itu syirik? Tentunya tidak,” tegasnya lagi.
Ardiansyah juga menjelaskan salah satu adat budaya suku
Bugis yakni Manre Sipulung (makan bersama) sarat akan nilai-nilai luhur. Nenek
moyang terdahulu juga memanfaatkan Manre Sipulung sebagai sarana pemecahan
masalah.
“Dalam adat budaya Bugis itu tidak hanya sifatnya budaya,
tetapi ada nilai-nilai luhur yang bisa diambil. Misalnya Manre Sipulung atau
makan bersama. Manre Sipulung memiliki nilai silaturahim, tempat berdiskusi dan
menyelesaikan masalah. Itu nilai-nilai luhur yang ada di Manre Sipulung. Nenek
moyang kita dahulu melakukan Manre Sipulung untuk memecahkan berbagai masalah,”
jelasnya.
Disinggung terkait ditundanya peletakan batu pertama
pembangunan Rumah Adat Bugis Toraja, Ardiansyah menjelaskan bahwa penundaan itu
atas saran dari para senior-senior di FKOB. Namun dipastikannya, peletakan batu
pertama akan berlangsung dalam waktu dekat.
"Sebenarnya kita rencanakan peletakan batu pertama
rumah adat Bugis Toraja itu pada hari ini. Tetapi ada petuah-petuah dari
senior-senior kita, tidak baik dilakukan pada bulan Safar. Karena menurut
mereka di bulan Safar itu sebaiknya menghindari hal-hal yang sifatnya
membangun, jalan-jalan. Jadi kita tunda dan waktunya tidak akan lama lagi akan
mulai kita bangun,” tandasnya.
Senada dengan Ardiansyah, Gubernur Kalbar, Sutarmidji juga menegaskan bahwa masyarakat harus diberikan pemahaman yang baik mengenai pelaksanaan Robo-robo.
Sebab, kata dia, masih banyak pihak-pihak yang salah menafsirkan Robo-robo yang merupakan budaya masyarakat adat Bugis percampuran Melayu.
“Robo-robo itu sebenarnya baca doa tolak bala. Kenapa dilakukan
pada hari Rabu akhir di bulan Safar, karena pada bulan selanjutnya yakni Rabiul
Awal umat Muslim menyambut hari kelahiran Rasulullah, sehingga persiapannya itu
di bulan Safar ini, bayangkan hebatnya orang tua di jaman terdahulu, nah
budayanya itulah dikembangkan robo-robo dan berkembangnya di pusat kerajaan
Islam di Kalbar,” tukasnya.
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini menolak Robo-robo
disebut perbuatan syirik.
“Robo-robo itu baca doa tolak bala bersama. Inikan dalam
rangka menyambut hari lahir Rasulullah yaitu Maulid. Makanya dari sekarang
masyarakat gelar Robo-robo yang isinya ada baca doa tolak bala, doa taubat dan
sebagainya. Bayangkan orang jaman itu menyambut hari kelahiran Nabi, harus
membersihkan diri, jadi begitu pemahamannya, masa orang baca doa tolak bala
sirik,” tegasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini