Kubu Raya    

Gubernur Sutarmidji Tegaskan Durian Terbaik di Indonesia Ada di Kalbar

Oleh : Jauhari Fatria
Minggu, 13 Januari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Kubu Raya – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji berkesempatan menghadiri sekaligus membuka Festival Durian Borneo 2019 di Desa Punggur Kecil, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu (12/1/2019) pagi.

Dalam sambutannya, Sutarmidji menegaskan bahwa

durian terbaik di Indonesia ada di Kalbar.

“Durian terbaik di Indonesia ada di Kalbar

tepatnya di Balai Karangan. Kecuali durian jenis pelangi, itu di Irian, tapi belum terlalu

memasyarakat. Nah, jenis yang sekarang kita kaji diluar durian jenis jarum mas, yang mana akan

diunggulkan itu sekarang dihimpun menjadi 12 jenis,” ujarnya.

12 jenis durian tersebut diungkapkan Midji

yakni durian serumbut, sinku, ilok, yoma, pelakin, yorens, balening, yorpi,

kulak, raut emat, raja udang dan lintau.

“Jadi nama-nama durian ini kebanyakan biasanya

diberikan untuk menghormati mereka yang berjasa dalam pengembangan durian di

suatu kawasan daripada durian tersebut dan ini rata-rata durian hutan, sehingga daya tahannya lama, tekstur daging

duriannya juga bagus. Sekarang durian

itu, bijinya, baunya bahkan rasanya, mau manis atau tidak,

sudah bisa direkayasa dengan teknologi pertanian,” jelasnya.

Orang nomor satu di

Kalbar ini mengaku bahwa dirinya pernah dikirim durian

dari Sanggau. Dari sekian banyak durian yang dikirim, ada 1 buah yang bentuk duriannya, kata dia, tidak karuan.

“Tapi begitu dibuka, bijinya sedikit pun tidak ada sama sekali,” ucapnya.

Selain itu, dirinya juga

mengungkapkan bahwa di Indonesia ada pakar durian. Dari sekian banyak ahli atau pakar, ada satu yang

bernama Pak Karim.

“Jadi waktu itu, kita buka durian 12 jenis.

Tanpa melihat durian itu, dia (Pak Karim) bisa tahu

jenis durian tersebut dan semuanya benar. Artinya kita punya pakar yang luar biasa dan itu

harus dijadikan bagian untuk mengembangkan durian unggul di Indonesia,” tukasnya.

“Jangan

sampai durian kita di-eksport orang dengan nama negara mereka, kita harus jaga betul itu dan harus

ada pengolahan yang terbarukan. Aloevera itu sudah ada 30 turunan home industri.

Harusnya durian juga demikian, jangan

hanya diolah menjadi lempok dan tempoyak. Masih banyak

yang bisa diolah dari durian, kulitnya juga, tapi sekarang belum ada,” pintanya.

Mengenai jenis-jenis durian yang akan

dijadikan unggulan, Midji menyebut bahwa semua kriteria-kriterianya harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dibuat menjadi satu jenis yang unggul.

“Kalau

sekarang lebih cenderung ke durian serumbut, selain karena tekstur daging

duriannya yang halus, daya tahannya lama, mudah dalam rekayasa teknologi

pertanian, bijinya kecil, warna kulitnya juga menarik. Saya maunya durian itu,

warna kulitnya hijau betul, tapi isinya luar biasa. Tapi

ada juga orang yang senang dengan durian yang isinya

lembek dan ada juga yang suka setengah matang tapi masak dan suka yang garing,” jelasnya.

Tapi hal itu, saat

ini, bisa dibuat atau direkayasa dengan teknologi pertanian, karena

ada ahlinya.

“Para ahli ini sudah menurunkan beberapa pemerhati perkebunan. Saya sangat suka ‘Kalbar Berkebun’ ini kita sosialisasikan terus, karena

tanaman-tanaman buah kedepan prospeknya sangat bagus, karena pasti dimakan

orang. Kalau sawit perlu pengolahan dan lain sebagainya, tapi kalau buah pasti

dimakan orang,” jelasnya.

Untuk itu, dirinya

berencana membuat sentra buah-buahan, dimana orang dapat berkunjung ke

kawasan tersebut hanya untuk menikmati buah yang

rencananya akan dibangun di dekat kawasan perkotaan.

“Kalau

kita buat di punggur pembelinya mungkin terbatas, tapi kalau di dekat kota

mungkin akan bagus, jadi dari Punggur atau dari daerah lain bisa ekspor ke sentra

tersebut,” jelasnya.

“Makanya, pada festival durian ini, saya

sempatkan hadir. Walaupun masih banyak kekurangan, tapi mudah-mudahan kedepan

pengemasannya lebih baik lagi, promosinya lebih baik lagi. Mungkin nanti akan dijadikan kalender wisata. Saya

juga minta Dinas Pertanian harus buat festival durian yang hadiahnya

jangan sekedar ratusan ribu, kalau perlu yang terbaik, yang dinilai oleh

pakarnya, mendapat hadiah sebesar Rp50 juta, agar timbul gairah masyarakat untuk menjaga dan merawat bibit unggul

buah lokal Kalbar,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua

Panitia Festival Durian Borneo 2019, Prijono menjelaskan bahwa festival yang

berlangsung dua hari tersebut diisi berbagai rangkaian, satu di antaranya

kontes durian dari berbagai daerah yang ada di kawasan Borneo.

“Jadi untuk festival

durian ini pada dasarnya adalah pesta kita semua, kita tidak cari yang terbaik,

artinya kita yakin semua durian di Kalbar adalah durian yang sangat bagus. Cuma

pada kesempatan ini kita gali potensi yang ada saja, nanti inilah yang akan kita

tetapkan untuk menambah durian-durian unggul yang ada di daerah Kalbar terutama

di daerah Punggur,” ujarnya.

Para peserta festival

ini diikuti juga dari Balai Karangan, Ketapang bahkan dari Kaltim juga

konfirmasi untuk hadir.

"Selain kontes

durian juga ada pesta durian bagi pengunjung, lomba makan durian, sarasehan

durian, lomba-lomba, kunjungan ke sentra durian, lomba olahan durian dan

lainnya. Kegiatan ini sebagai upaya dan langkah kita mempromosikan durian yang

ada di Kalbar termasuk di Kubu Raya ini,” pungkasnya. (Fat)

Artikel Selanjutnya
Buronan Kasus Ilegal Loging Hanya Jadi Tahanan Kota
Sabtu, 12 Januari 2019
Artikel Sebelumnya
Sutarmidji Soroti Modus Orang Luar Ambil Bibit Unggul Kalbar dan Maraknya Pemanfaatan Lahan Jadi Perumahan
Sabtu, 12 Januari 2019

Berita terkait