Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 24 Januari 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan
Barat, Syarif Kamaruzaman menyampaikan materi kebijakan umum pembangunan
kesehatan di Provinsi Kalbar pada saat menghadiri rapat kerja Poltekes Kemenkes
Pontianak.
Rapat kerja Poltekes Kemenkes Pontianak itu
mengusung tema ‘Peningkatan kinerja Poltekes Kemenkes Pontianak dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0’ yang berlangsung di Orchard Hotel
Pontianak, Rabu (24/1/2019).
Dalam paparannya, Pj Sekda berharap
peningkatan angka pencapaian target harapan hidup 70 persen capaian harapan
hidup pada tahun 2023, serta strategi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan
dengan meningkatkan layanan gizi dan kesehatan ibu dan anak.
Kemudian memaparkan mengenai bagaimana meningkatkan
pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat, penyediaan data dan informasi
kesehatan, penyediaan obat dan perbekalan kesehatan yang memadai, meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berosientasi pada kepuasan masyarakat terhadap layanan
kesehatan dan perluasan kapasitas dan fasilitas kesehatan.
Syarif Kamaruzaman turut menyampaikan kondisi
kesehatan di Kalbar mengenai kesehatan ibu dan anak pada tahun 2012, angka
kematian ibu (AKI) Provinsi Kalbar berada di bawah nasional yaitu 240 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian ibu nasional 359 per 100.000
kelahiran hidup tren AKB dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
“Pada tahun 2012, lanjutnya, AKB Provinsi
Kalbar berada di bawah nasional yaitu 31 persen per 1000 kelahiran hidup
sedangkan AKB Nasional 32 persen per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2016 AKB Provinsi
Kalbar mencapai 22,2 persen per 1000 kelahiran hidup prevelansi balita gizi
kurang,” ujarnya.
Ia menjelaskan berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas 2013) prevalensi balita gizi kurang Provinsi Kalbar
tahun 2013 sebesar 26,5 persen masih berada di atas nasional sebesar 19,6
persen.
“Jika dibandingkan dengan tahun 2010,
prevalensi balita gizi kurang Provinsi Kalbar mengalami penurunan sebesar 2,7
persen dari 29,2 persen,” tuturnya.
Tren balita gizi buruk, lanjut dia, dari
tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Dari tahun 2008 hingga 2012 mengalami
peningkatan dan kemudian secara perlahan penurunan.
“Prevalensi balita gizi buruk mengalami
peningkatan yang signifikan manjadi 7 persen pada tahun 2015 dan pada tahun
2017 menurun menjadi 6,5 persen,” tandasnya. (*/Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan
Barat, Syarif Kamaruzaman menyampaikan materi kebijakan umum pembangunan
kesehatan di Provinsi Kalbar pada saat menghadiri rapat kerja Poltekes Kemenkes
Pontianak.
Rapat kerja Poltekes Kemenkes Pontianak itu
mengusung tema ‘Peningkatan kinerja Poltekes Kemenkes Pontianak dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0’ yang berlangsung di Orchard Hotel
Pontianak, Rabu (24/1/2019).
Dalam paparannya, Pj Sekda berharap
peningkatan angka pencapaian target harapan hidup 70 persen capaian harapan
hidup pada tahun 2023, serta strategi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan
dengan meningkatkan layanan gizi dan kesehatan ibu dan anak.
Kemudian memaparkan mengenai bagaimana meningkatkan
pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat, penyediaan data dan informasi
kesehatan, penyediaan obat dan perbekalan kesehatan yang memadai, meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berosientasi pada kepuasan masyarakat terhadap layanan
kesehatan dan perluasan kapasitas dan fasilitas kesehatan.
Syarif Kamaruzaman turut menyampaikan kondisi
kesehatan di Kalbar mengenai kesehatan ibu dan anak pada tahun 2012, angka
kematian ibu (AKI) Provinsi Kalbar berada di bawah nasional yaitu 240 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian ibu nasional 359 per 100.000
kelahiran hidup tren AKB dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
“Pada tahun 2012, lanjutnya, AKB Provinsi
Kalbar berada di bawah nasional yaitu 31 persen per 1000 kelahiran hidup
sedangkan AKB Nasional 32 persen per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2016 AKB Provinsi
Kalbar mencapai 22,2 persen per 1000 kelahiran hidup prevelansi balita gizi
kurang,” ujarnya.
Ia menjelaskan berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas 2013) prevalensi balita gizi kurang Provinsi Kalbar
tahun 2013 sebesar 26,5 persen masih berada di atas nasional sebesar 19,6
persen.
“Jika dibandingkan dengan tahun 2010,
prevalensi balita gizi kurang Provinsi Kalbar mengalami penurunan sebesar 2,7
persen dari 29,2 persen,” tuturnya.
Tren balita gizi buruk, lanjut dia, dari
tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Dari tahun 2008 hingga 2012 mengalami
peningkatan dan kemudian secara perlahan penurunan.
“Prevalensi balita gizi buruk mengalami
peningkatan yang signifikan manjadi 7 persen pada tahun 2015 dan pada tahun
2017 menurun menjadi 6,5 persen,” tandasnya. (*/Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini