Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 20 Februari 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menegaskan, untuk membangun
ekonomi daerah diperlukan adanya sinergitas semua pihak.
“Untuk membangun ekonomi daerah, diperlukan adanya
sinergisitas antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota,” tegasnya dalam sambutannya saat membuka rapat kerja perindustrian
dan perdagangan se-Kalbar, Hotel Orchardz, Selasa (19/2/2019).
Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura itu turut menegaskan
bahwa Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2017 tentang rencana pembangunan Industri
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017-2037 merupakan arah kebijakan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat dalam pembangunan dan pengembangan industri.
Untuk itu dirinya meminta perencanaan tersebut dapat
dijadikan pedoman bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar
serta seluruh OPD terkait.
“Saya minta perencanaan yang telah disusun ini menjadi
pedoman, bukan hanya bagi Disperindag saja tapi kepada seluruh OPD terkait,” tegasnya
lagi.
Pada kesempatan itu, mantan Wali Kota Pontianak itu mengaku
mendapat laporan bahwa saat ini hanya satu kabupaten di Kalbar yang telah
selesai menyusun rencana pembangunan industri. Padahal menurutnya hal ini
sangat penting agar dapat dijadikan pedoman pembangunan industri kedepan.
“Saya mendapatkan laporan bahwa saat ini baru satu kabupaten
yang telah selesai menyusun rencana pembangunan industri yaitu Kabupaten
Sanggau. Sedangkan ada satu kabupaten yang masih dalam tahap evaluasi yaitu
Kabupaten Sintang. Ini sangat penting sehingga kita akan mampu melihat kedepan
dan punya pedoman tentang Iangkah-langkah yang akan kita lakukan,” tukasnya.
“Apalagi penyusunan rencana pembangunan industri kabupaten
dan kota sudah diamanatkan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian. Saya minta hal ini menjadi perhatian serius bapak dan ibu yang
mewakili pemerintah kabupaten dan Kota yang hadir pada hari ini,” timpalnya.
Midji turut menjelaskan bahwa sektor perindustrian dan perdagangan
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar memberikan kontribusi
hampir sepertiga dari Pendapat Domestik Regional Bruto (PDRB). Sektor ini,
lanjut dia, merupakan sektor kedua dan ketiga penyumbang PDRB terbesar setelah
sektor pertanian.
“Dilihat dari trennya, kontribusi kedua sektor tersebut
selama tahun 2010 hingga 2017, terlihat bahwa rata-rata kontribusi cenderung
stabil di kisaran 14 persen untuk sektor perdagangan dan 16-17 persen untuk
sektor industri. Walaupun begitu kontribusi sektor perindustrian tahun 2017,
bila dibandingkan tahun 2010,” tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi
Kalbar, Muhammad Ridwan menerangkan bahwa sektor Hilirisasi Industri menjadi
isu strategis yang dibahas dalam raker yang bertemakan ‘Melalui rakor
perindustrian dan perdagangan kita tingkatkan revitalisasi database indag dalam
upaya percepatan hilirisasi industri, stabilisasi bahan pokok dan peningkatan
kinerja eskpor’ ini.
“Program hilirisasi industri memang memerlukan kesinergian
semua pihak. Dimana tidak hanya terpaku pada ekspor bahan baku mentah, akan
tetapi bagaimana mengupayakan agar di wilayah tempat industri itu bisa
menghasilkan minimal bahan setengah jadi yang bisa di ekspor keluar Kalbar,” terangnya.
(Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menegaskan, untuk membangun
ekonomi daerah diperlukan adanya sinergitas semua pihak.
“Untuk membangun ekonomi daerah, diperlukan adanya
sinergisitas antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota,” tegasnya dalam sambutannya saat membuka rapat kerja perindustrian
dan perdagangan se-Kalbar, Hotel Orchardz, Selasa (19/2/2019).
Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura itu turut menegaskan
bahwa Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2017 tentang rencana pembangunan Industri
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017-2037 merupakan arah kebijakan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat dalam pembangunan dan pengembangan industri.
Untuk itu dirinya meminta perencanaan tersebut dapat
dijadikan pedoman bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar
serta seluruh OPD terkait.
“Saya minta perencanaan yang telah disusun ini menjadi
pedoman, bukan hanya bagi Disperindag saja tapi kepada seluruh OPD terkait,” tegasnya
lagi.
Pada kesempatan itu, mantan Wali Kota Pontianak itu mengaku
mendapat laporan bahwa saat ini hanya satu kabupaten di Kalbar yang telah
selesai menyusun rencana pembangunan industri. Padahal menurutnya hal ini
sangat penting agar dapat dijadikan pedoman pembangunan industri kedepan.
“Saya mendapatkan laporan bahwa saat ini baru satu kabupaten
yang telah selesai menyusun rencana pembangunan industri yaitu Kabupaten
Sanggau. Sedangkan ada satu kabupaten yang masih dalam tahap evaluasi yaitu
Kabupaten Sintang. Ini sangat penting sehingga kita akan mampu melihat kedepan
dan punya pedoman tentang Iangkah-langkah yang akan kita lakukan,” tukasnya.
“Apalagi penyusunan rencana pembangunan industri kabupaten
dan kota sudah diamanatkan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian. Saya minta hal ini menjadi perhatian serius bapak dan ibu yang
mewakili pemerintah kabupaten dan Kota yang hadir pada hari ini,” timpalnya.
Midji turut menjelaskan bahwa sektor perindustrian dan perdagangan
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar memberikan kontribusi
hampir sepertiga dari Pendapat Domestik Regional Bruto (PDRB). Sektor ini,
lanjut dia, merupakan sektor kedua dan ketiga penyumbang PDRB terbesar setelah
sektor pertanian.
“Dilihat dari trennya, kontribusi kedua sektor tersebut
selama tahun 2010 hingga 2017, terlihat bahwa rata-rata kontribusi cenderung
stabil di kisaran 14 persen untuk sektor perdagangan dan 16-17 persen untuk
sektor industri. Walaupun begitu kontribusi sektor perindustrian tahun 2017,
bila dibandingkan tahun 2010,” tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi
Kalbar, Muhammad Ridwan menerangkan bahwa sektor Hilirisasi Industri menjadi
isu strategis yang dibahas dalam raker yang bertemakan ‘Melalui rakor
perindustrian dan perdagangan kita tingkatkan revitalisasi database indag dalam
upaya percepatan hilirisasi industri, stabilisasi bahan pokok dan peningkatan
kinerja eskpor’ ini.
“Program hilirisasi industri memang memerlukan kesinergian
semua pihak. Dimana tidak hanya terpaku pada ekspor bahan baku mentah, akan
tetapi bagaimana mengupayakan agar di wilayah tempat industri itu bisa
menghasilkan minimal bahan setengah jadi yang bisa di ekspor keluar Kalbar,” terangnya.
(Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini