Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 05 Maret 2019 |
Pembentukan kelompok perajin
batik Kampung Kamboja
KalbarOnline,
Pontianak – Warga Gang Kamboja, Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan
Pontianak Selatan membentuk kelompok perajin batik Kampung Kamboja. Kelompok perajin
yang baru berjalan selama satu bulan lalu ini diresmikan oleh Ketua Dekranasda
Kota Pontianak, Yanieta Arbiastuti Kamtono, Selasa (5/3/2019).
Yanieta menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada para perajin
khususnya pegiat yang menginisiasi pembentukan kelompok perajik batik Kamboja.
Selaku pengurus Dekranasda, pihaknya siap membantu untuk memasarkan
produk-produk dari kelompok perajin batik Kampung Kamboja.
“Kami dari Dekranasda Kota Pontianak siap menampung untuk
memasarkan produk-produk yang pastinya harus berkualitas,” katanya.
Yanieta berharap, program-program kelompok perajin batik
Kampung Kamboja ini membawa angin segar untuk menciptakan pelaku ekonomi
kreatif baru.
“Sehingga bisa membantu kehidupan keluarga khususnya kaum
ibu-ibu yang ada di Kampung Kamboja,” ujarnya.
Kepada para perajin, ia berpesan supaya memperhatikan
kualitas produk batiknya. Yanieta juga menekankan supaya para perajin tak mengenal
kata lelah dan patah semangat karena memang untuk belajar membatik membutuhkan
waktu yang tidak sebentar.
“Mudah-mudahan nanti batik-batik hasil dari perajin Kampung
Kamboja bisa dipasarkan UMKM Center,” ungkapnya.
Selain kemahiran membatik, Yanieta menekankan pentingnya
memperhatikan kualitas dari bahan yang digunakan sebab itu mempengaruhi hasil
atau produk batik itu sendiri.
“Kalau kualitas bahan yang digunakan bagus dan cara
membatiknya juga bagus, Insya Allah hasilnya juga bagus,” imbuhnya.
Menurutnya, keberadaan kelompok perajin batik Kampung
Kamboja ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata bagi wisatawan, baik
domestik maupun asing.
“Mereka bisa kita arahkan ke sini dan mudah-mudahan ini bisa
menjadi role model bagi kecamatan-kecamatan lain,” tuturnya.
Untuk semakin mempercantik Kampung Kamboja, Yanieta
memberikan masukan untuk menghiasi dinding-dinding dengan cat mural sehingga
bisa menjadi salah satu destinasi wisata. Seperti di Singapura, Jalan H Lane,
di mana lorong-lorong kecil dihiasi dinding mural tetapi bisa menjadi viral di
medsos.
“Padahal kalau Kampung Kamboja ini kita buat sedemikian rupa
dengan dinding mural, saya yakin tak kalah bagusnya dengan di Singapura,”
terangnya.
Ketua rumah batik Kampung Kamboja, Utin Dina Anggraini
menjelaskan bahwa rumah batik Kamboja ini awalnya hanya beranggotakan empat
orang. Dalam perkembangannya bertambah menjadi 16 anggota.
Berangkat dari keinginan untuk mengembangkan kemampuan
masyarakat, terutama kaum perempuan dan untuk memaksimalkan waktu luang agar
lebih produktif, maka dibuatlah program yang dimulai dari pelatihan hingga
memproduksi sebuah produk kerajinan.
“Dengan kebutuhan
pasar, yang mungkin menciptakan pasar baru untuk produk yang kami
hasilkan. Untuk itulah program pelatihan batik tulis ini kami lakukan yang
dimulai 16 Februari 2019 lalu. Hasil dari pelatihan itu bisa dilihat di sini.
Kami juga akan menampilkan demo membatik,” papar dia.
Program yang direncanakan oleh Rumah Batik Kamboja ini,
lanjut dia, dalam setahun terbagi dalam empat triwulan. Triwulan pertama
belajar batik tulis, triwulan kedua belajar batik tulis dan cap, triwulan
ketiga belajar menjahit pakaian jadi. Dan triwulan keempat belajar memproduksi
tas, dompet dan cinderamata lainnya.
“Program ini kami rancang bersama Forum Pemerhati Wisata
Alam (FPWA) Kalimantan Barat, di mana instruktur, peralatan, bahan dan perlengkapan
lainnya difasilitasi oleh FPWA Kalbar,” pungkasnya. (jim)
Pembentukan kelompok perajin
batik Kampung Kamboja
KalbarOnline,
Pontianak – Warga Gang Kamboja, Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan
Pontianak Selatan membentuk kelompok perajin batik Kampung Kamboja. Kelompok perajin
yang baru berjalan selama satu bulan lalu ini diresmikan oleh Ketua Dekranasda
Kota Pontianak, Yanieta Arbiastuti Kamtono, Selasa (5/3/2019).
Yanieta menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada para perajin
khususnya pegiat yang menginisiasi pembentukan kelompok perajik batik Kamboja.
Selaku pengurus Dekranasda, pihaknya siap membantu untuk memasarkan
produk-produk dari kelompok perajin batik Kampung Kamboja.
“Kami dari Dekranasda Kota Pontianak siap menampung untuk
memasarkan produk-produk yang pastinya harus berkualitas,” katanya.
Yanieta berharap, program-program kelompok perajin batik
Kampung Kamboja ini membawa angin segar untuk menciptakan pelaku ekonomi
kreatif baru.
“Sehingga bisa membantu kehidupan keluarga khususnya kaum
ibu-ibu yang ada di Kampung Kamboja,” ujarnya.
Kepada para perajin, ia berpesan supaya memperhatikan
kualitas produk batiknya. Yanieta juga menekankan supaya para perajin tak mengenal
kata lelah dan patah semangat karena memang untuk belajar membatik membutuhkan
waktu yang tidak sebentar.
“Mudah-mudahan nanti batik-batik hasil dari perajin Kampung
Kamboja bisa dipasarkan UMKM Center,” ungkapnya.
Selain kemahiran membatik, Yanieta menekankan pentingnya
memperhatikan kualitas dari bahan yang digunakan sebab itu mempengaruhi hasil
atau produk batik itu sendiri.
“Kalau kualitas bahan yang digunakan bagus dan cara
membatiknya juga bagus, Insya Allah hasilnya juga bagus,” imbuhnya.
Menurutnya, keberadaan kelompok perajin batik Kampung
Kamboja ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata bagi wisatawan, baik
domestik maupun asing.
“Mereka bisa kita arahkan ke sini dan mudah-mudahan ini bisa
menjadi role model bagi kecamatan-kecamatan lain,” tuturnya.
Untuk semakin mempercantik Kampung Kamboja, Yanieta
memberikan masukan untuk menghiasi dinding-dinding dengan cat mural sehingga
bisa menjadi salah satu destinasi wisata. Seperti di Singapura, Jalan H Lane,
di mana lorong-lorong kecil dihiasi dinding mural tetapi bisa menjadi viral di
medsos.
“Padahal kalau Kampung Kamboja ini kita buat sedemikian rupa
dengan dinding mural, saya yakin tak kalah bagusnya dengan di Singapura,”
terangnya.
Ketua rumah batik Kampung Kamboja, Utin Dina Anggraini
menjelaskan bahwa rumah batik Kamboja ini awalnya hanya beranggotakan empat
orang. Dalam perkembangannya bertambah menjadi 16 anggota.
Berangkat dari keinginan untuk mengembangkan kemampuan
masyarakat, terutama kaum perempuan dan untuk memaksimalkan waktu luang agar
lebih produktif, maka dibuatlah program yang dimulai dari pelatihan hingga
memproduksi sebuah produk kerajinan.
“Dengan kebutuhan
pasar, yang mungkin menciptakan pasar baru untuk produk yang kami
hasilkan. Untuk itulah program pelatihan batik tulis ini kami lakukan yang
dimulai 16 Februari 2019 lalu. Hasil dari pelatihan itu bisa dilihat di sini.
Kami juga akan menampilkan demo membatik,” papar dia.
Program yang direncanakan oleh Rumah Batik Kamboja ini,
lanjut dia, dalam setahun terbagi dalam empat triwulan. Triwulan pertama
belajar batik tulis, triwulan kedua belajar batik tulis dan cap, triwulan
ketiga belajar menjahit pakaian jadi. Dan triwulan keempat belajar memproduksi
tas, dompet dan cinderamata lainnya.
“Program ini kami rancang bersama Forum Pemerhati Wisata
Alam (FPWA) Kalimantan Barat, di mana instruktur, peralatan, bahan dan perlengkapan
lainnya difasilitasi oleh FPWA Kalbar,” pungkasnya. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini