Bupati Buka Musdat Dayak Ledang Nado Dedai

KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, Jarot Winarno membuka kegiatan Musyawarah Adat (Musdat) Dayak Lebang Nado di wilayah Kecamatan Dedai dan Kayan Hilir di halaman Rumah Betang Dayak Lebang Nado, Desa Kumpang, Kecamatan Dedai, Minggu (31/3/2019). Musdat tersebut berlangsung selama tiga hari.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sintang yang juga Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Jeffray Edward, SE., M.Si, Camat Dedai, Sekretrais Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sintang, masyarakat Desa Kumpang dan tamu undangan lainnya.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Dalam sambutannya, Jarot Winarno mengaku bahagia dan memberikan apresiasi bisa hadir langsung membuka kegiatan Musyawarah Adat (Musdat) Dayak Lebang Nado tersebut karena menurunya musdat ini sangatlah penting untuk keberlanjutan masyarakat dayak lebang nado, terutama untuk generasi yang akan datang.

“Apa yang dibahas dalam musdat nantinya bukan untuk kebutuhan saat ini saja tapi untuk generasi dayak lebang nado yang akan datang, sehingga hal itu berkelanjutan, apa jadinya jika kita memenuhi kebutuhan sekarang tanpa melihat generasi yang akan datang,” kata Jarot.

Karena dalam masyarakat adat itu jelas jarot diajarakan bagaimana hubungan manusia dengan manusia, antara manusia dengan puyanggana, antara manusia dengan alam dan hutan yang kita miliki.

“Kalau kita membangun secara ekonomi, secara budaya dan adat, kemudian juga kita jaga tanah air kita atau benua kita, maka kalau kita bisa menyeimbangkannya pembangunan kita akan berlanjut kedepannya,” tambahnya.

Baca Juga :  Paparkan Soal Leadership, Yosepha: Pemimpin Baik itu Dibentuk bukan Dilahirkan

Jarot menceritakan bahwa dirinya pernah hadir dalam acara Gawai Dayak Lebang Nado di Kota Sintang dimana pada saat itu hadir para sesepuh suku Dayak Lebang Nado yang mengeluhkan bahwa sejak Indonesia merdeka suku Dayak Lebang Nado kurang mendapatkan perhatian, padahal sukuk Dayak Lebang Nado terhitung komunitas masyarakat adat yang kecil yakni hanya terdapat di 93 kampung.

Sehingga yang menjadi keluhan mereka saat itu, ungkap Jarot yakni kondis jalan yang jelek, fasilitas sekolah dan kesehatan yang kurang memadai.

“Kemudian karena permintaan tersebut, pelan-pelan kita bangun sama rata dengan masyarakat adat yang lainnya, jalan ke Ipoh kita buat, jalan dari tuguk ke lingam ke bayur terus keluarnya di empaci kita buat, sehingga saya datang kesini pun datang untuk melihat dan untuk membangunnya jadi pembangunan juga sama kita berikan bagi masyarakat lebang nado di kumpang ini,” tukasnya.

Untuk Jarot meminta suku dayak lebang nado harus melaksakan pertemuan akbar dengan mengumpulkan seluruh masyarakat adat dayak lebang nado, karena kalau di lihat dari wilayah sebaran suku Dayak Lebang Nado itu ada di 93 kampung, sehingga kalau di kumpulkan menjadi satu dalam sebuah acara maka di situkan akan tercipta kekuatan yang besar bagi suku Dayak Lebang Nado untuk menyamakan persepsi demi keberlangsungan adat istiadat dan bidang kehidupan lainnya.

“Kalau berkumpul semua itu kan pasti ramai dari 93 kampung, bukan untuk demo, bukan untuk protes tapi tetapi untuk menyatukan sikap persepsi yang sama kemudian menuntut pembangunan yang sama rasa, sama rata bagi masyarakat suku lebang, jadi saya anjurkan boleh bertemu seluruhnya di kumpul 93 kampung, nanti Pak Jefray sebagai ketua DAD hadir ngasi orasi, saya juga hadir agar sama-sama kita bahas ke depannya,” pinta Jarot.

Baca Juga :  Pendopo Bupati Sintang Hangus Terbakar, Jarot: Sejarahnya Tetap di Hati Fisiknya Kita Bangun Kembali

Di tempat yang sama ketua Dewan Adat Dayak Kabuputen Sintang yang juga Ketua DPRD Kabupaten Sintang Jeffray Edward juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya Musdat Dayak Lebang Nado ini, kerena menurutnya ini sangatlah penting untuk merumuskan adat istiadat dan budaya yang ada dan hal lainnya demi keberlangsungan adat itu sendiri terutama bagi generasi kedepannya.

“Penting sekali bagaimana kita membenahi adat kita, terlebih perkembangan jaman saat ini juga harus diikuti, sehingga kita terpaku terhadap diri kita sendiri, sebagai contoh hukum-hukum adat harus di perbaharui, kalau memang ada yang kurang sesuai perkembangan jaman jadi harus di tambah dan inilah kesempatan suku dayak lebang di sini membicarakannya,” kata Jeffray.

Sementara itu Ketua Panitia kegiatan Musyawarah Adat Dayak Lebang Nado Yohanes Jau mengatakan kegiatan Musdat ini di laksanakan selama tiga hari di mana hari pertama pembukaan oleh Bupati, hari kedua perumusan adat dan hari ketiga kegiatan penutup.

“Berdasarkan AD RT untuk suku lebang sudah 8 tahun tidak di laksanakan musdat, oleh sebab itu kami memandang perlu untuk melakukan suatu penyegaran kemudian juga menyesuaikan perkembangan yang ada sehingga musdat ini mutlak harus dilaksanakan,” kata Yohanes. (*/Sg)

Comment