Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 18 Mei 2019 |
KalbarOnline, Sintang
– Di tengah kesibukannya menjalankan roda pemerintahan, Wakil Bupati
Sintang, Askiman menyempatkan diri menghadiri sekaligus membuka Gawai Dayak
Nyelapat Taun di Desa Lundang Baru, Kecamatan Dedai yang dipusatkan di halaman
Kantor Desa Lundang Baru, Sabtu (18/5/2019).
Pembukaan gawai tersebut ditandai dengan pemukulan gong
sebanyak 7 kali oleh Wabup Askiman. Turut hadir Sekretaris Dewan Adat Dayak
Kabupaten Sintang, Herkulanus Roni, tokoh masyarakat, Pastor Paroki Pandan, Romo
Sabinus Amir, Pr dan ratusan warga Desa Lundang Baru.
Dalam sambutannya, Wabup Askiman mengajak masyarakat untuk
senantiasa bersyukur karena sudah melewati musim berladang dengan baik.
“Gawai Nyelapat Taun merupakan cara bersyukur atas panen
dengan cara adat budaya kita. Mari kita jaga hubungan baik dengan masyarakat
suku lain. Kita bangun relasi yang harmonis. Budaya saling menghargai satu
dengan yang lainnya harus terus diperkuat,” pesan Askiman.
Untuk memperingati tonggak sejarah penghapusan budaya ngayau
oleh suku Dayak, pada 25 Juli 2019, kita juga akan memperingati perjanjian
Tumbang Anoi di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah.
“Itulah momentum penghapusan budaya ngayau antar sub suku
Dayak. Setelah itu seluruh suku Dayak di Kalimantan bisa bersatu tanpa sekat
sub suku yang ada,” lanjut Askiman.
Askiman menjelaskan saat ini kita sudah memiliki perwakilan
bangsa Dayak di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Gawai ini saya harap mampu menjadi bentuk pembinaan kepada
sanggar dan para pecinta seni budaya Dayak di seluruh pelosok Kabupaten Sintang,”
harapnya.
Sementara Ketua Panitia Gawai Nyelapat Taun Desa Lundang
Baru, Ismail menyampaikan bahwa gawai Nyelapat Taun merupakan agenda rutin
masyarakat Suku Dayak di Lundang Baru.
“Gawai ini untuk mengangkat budaya dan memupuk hubungan baik
antar suku di desa kami,” terang Ismail.
Sementara Juwali selaku Kepala Desa Lundang Baru
menyampaikan, Desa Lundang Baru sangat majemuk sehingga pelaksanaan gawai
Nyelapat Taun ini dimaksudkan untuk memperkuat silaturahmi.
“Bagi masyarakat Dayak disini, gawai ini untuk mengucapkan
rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang sudah didapat,” terang Juwali.
Kemudian Yunusno selaku Ketua DAD Kecamatan Dedai
menyampaikan rasa bangga karena gawai Nyelapat Taun di desa Lundang Baru ini
merujuk gawai pertama di Kecamatan Dedai.
“Mari kita berdoa supaya panen di tahun yang akan datang
semakin banyak. Kita bersyukur proses berladang tahun lalu bisa kita laksanakan
dengan baik dengan hasil yang baik pula,” ajaknya.
Sementara Herkulanus Roni selaku Sekretaris DAD Kabupaten
Sintang menyampaikan rasa bangganya karena masyarakat Dayak di Desa Lundang
Baru boleh bersyukur atas proses berladang tahun lalu sudah berjalan baik
dengan hasil yang layak disyukuri. Pemerintah sudah mengakui keberadaan
masyarakat adat.
Pemkab Sintang sudah mengesahkan Peraturan Daerah Nomor 12
Tahun 2015 tentang pengakuan terhadap masyarakat adat dan lembaga adat yang
ada.
“Bersyukur atas panen padi dengan segala proses berladang
sudah dilaksanakan sejak turun temurun harus dilaksanakan. Gawai Nyelapat Taun
diharapkan bukan saja milik Suku Dayak tetapi seluruh masyarakat desa Lundang
Baru karena ini cara mengucapkan syukur atas panen,” tukasnya.
Menjaga gawai ini tugas masyarakat adat Dayak. Maka
rencananya 20 Juni 2019 DAD Kabupaten Sintang akan melaksanakan Gawai Dayak
Tingkat Kabupaten Sintang.
“Silahkan DAD Kecamatan Dedai mempersiapkan diri untuk
mengikuti gawai di kabupaten Sintang nanti,” tandasnya. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Di tengah kesibukannya menjalankan roda pemerintahan, Wakil Bupati
Sintang, Askiman menyempatkan diri menghadiri sekaligus membuka Gawai Dayak
Nyelapat Taun di Desa Lundang Baru, Kecamatan Dedai yang dipusatkan di halaman
Kantor Desa Lundang Baru, Sabtu (18/5/2019).
Pembukaan gawai tersebut ditandai dengan pemukulan gong
sebanyak 7 kali oleh Wabup Askiman. Turut hadir Sekretaris Dewan Adat Dayak
Kabupaten Sintang, Herkulanus Roni, tokoh masyarakat, Pastor Paroki Pandan, Romo
Sabinus Amir, Pr dan ratusan warga Desa Lundang Baru.
Dalam sambutannya, Wabup Askiman mengajak masyarakat untuk
senantiasa bersyukur karena sudah melewati musim berladang dengan baik.
“Gawai Nyelapat Taun merupakan cara bersyukur atas panen
dengan cara adat budaya kita. Mari kita jaga hubungan baik dengan masyarakat
suku lain. Kita bangun relasi yang harmonis. Budaya saling menghargai satu
dengan yang lainnya harus terus diperkuat,” pesan Askiman.
Untuk memperingati tonggak sejarah penghapusan budaya ngayau
oleh suku Dayak, pada 25 Juli 2019, kita juga akan memperingati perjanjian
Tumbang Anoi di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah.
“Itulah momentum penghapusan budaya ngayau antar sub suku
Dayak. Setelah itu seluruh suku Dayak di Kalimantan bisa bersatu tanpa sekat
sub suku yang ada,” lanjut Askiman.
Askiman menjelaskan saat ini kita sudah memiliki perwakilan
bangsa Dayak di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Gawai ini saya harap mampu menjadi bentuk pembinaan kepada
sanggar dan para pecinta seni budaya Dayak di seluruh pelosok Kabupaten Sintang,”
harapnya.
Sementara Ketua Panitia Gawai Nyelapat Taun Desa Lundang
Baru, Ismail menyampaikan bahwa gawai Nyelapat Taun merupakan agenda rutin
masyarakat Suku Dayak di Lundang Baru.
“Gawai ini untuk mengangkat budaya dan memupuk hubungan baik
antar suku di desa kami,” terang Ismail.
Sementara Juwali selaku Kepala Desa Lundang Baru
menyampaikan, Desa Lundang Baru sangat majemuk sehingga pelaksanaan gawai
Nyelapat Taun ini dimaksudkan untuk memperkuat silaturahmi.
“Bagi masyarakat Dayak disini, gawai ini untuk mengucapkan
rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang sudah didapat,” terang Juwali.
Kemudian Yunusno selaku Ketua DAD Kecamatan Dedai
menyampaikan rasa bangga karena gawai Nyelapat Taun di desa Lundang Baru ini
merujuk gawai pertama di Kecamatan Dedai.
“Mari kita berdoa supaya panen di tahun yang akan datang
semakin banyak. Kita bersyukur proses berladang tahun lalu bisa kita laksanakan
dengan baik dengan hasil yang baik pula,” ajaknya.
Sementara Herkulanus Roni selaku Sekretaris DAD Kabupaten
Sintang menyampaikan rasa bangganya karena masyarakat Dayak di Desa Lundang
Baru boleh bersyukur atas proses berladang tahun lalu sudah berjalan baik
dengan hasil yang layak disyukuri. Pemerintah sudah mengakui keberadaan
masyarakat adat.
Pemkab Sintang sudah mengesahkan Peraturan Daerah Nomor 12
Tahun 2015 tentang pengakuan terhadap masyarakat adat dan lembaga adat yang
ada.
“Bersyukur atas panen padi dengan segala proses berladang
sudah dilaksanakan sejak turun temurun harus dilaksanakan. Gawai Nyelapat Taun
diharapkan bukan saja milik Suku Dayak tetapi seluruh masyarakat desa Lundang
Baru karena ini cara mengucapkan syukur atas panen,” tukasnya.
Menjaga gawai ini tugas masyarakat adat Dayak. Maka
rencananya 20 Juni 2019 DAD Kabupaten Sintang akan melaksanakan Gawai Dayak
Tingkat Kabupaten Sintang.
“Silahkan DAD Kecamatan Dedai mempersiapkan diri untuk
mengikuti gawai di kabupaten Sintang nanti,” tandasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini