Sintang    

Wabup Askiman Buka Gawai Nyelapat Taun di Lundang Baru

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 18 Mei 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sintang

Di tengah kesibukannya menjalankan roda pemerintahan, Wakil Bupati

Sintang, Askiman menyempatkan diri menghadiri sekaligus membuka Gawai Dayak

Nyelapat Taun di Desa Lundang Baru, Kecamatan Dedai yang dipusatkan di halaman

Kantor Desa Lundang Baru, Sabtu (18/5/2019).

Pembukaan gawai tersebut ditandai dengan pemukulan gong

sebanyak 7 kali oleh Wabup Askiman. Turut hadir Sekretaris Dewan Adat Dayak

Kabupaten Sintang, Herkulanus Roni, tokoh masyarakat, Pastor Paroki Pandan, Romo

Sabinus Amir, Pr dan ratusan warga Desa Lundang Baru.

Dalam sambutannya, Wabup Askiman mengajak masyarakat untuk

senantiasa bersyukur karena sudah melewati musim berladang dengan baik.

“Gawai Nyelapat Taun merupakan cara bersyukur atas panen

dengan cara adat budaya kita. Mari kita jaga hubungan baik dengan masyarakat

suku lain. Kita bangun relasi yang harmonis. Budaya saling menghargai satu

dengan yang lainnya harus terus diperkuat,” pesan Askiman.

Untuk memperingati tonggak sejarah penghapusan budaya ngayau

oleh suku Dayak, pada 25 Juli 2019, kita juga akan memperingati perjanjian

Tumbang Anoi di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah.

“Itulah momentum penghapusan budaya ngayau antar sub suku

Dayak. Setelah itu seluruh suku Dayak di Kalimantan bisa bersatu tanpa sekat

sub suku yang ada,” lanjut Askiman.

Askiman menjelaskan saat ini kita sudah memiliki perwakilan

bangsa Dayak di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Gawai ini saya harap mampu menjadi bentuk pembinaan kepada

sanggar dan para pecinta seni budaya Dayak di seluruh pelosok Kabupaten Sintang,”

harapnya.

Sementara Ketua Panitia Gawai Nyelapat Taun Desa Lundang

Baru, Ismail menyampaikan bahwa gawai Nyelapat Taun merupakan agenda rutin

masyarakat Suku Dayak di Lundang Baru.

“Gawai ini untuk mengangkat budaya dan memupuk hubungan baik

antar suku di desa kami,” terang Ismail.

Sementara Juwali selaku Kepala Desa Lundang Baru

menyampaikan, Desa Lundang Baru sangat majemuk sehingga pelaksanaan gawai

Nyelapat Taun ini dimaksudkan untuk memperkuat silaturahmi.

“Bagi masyarakat Dayak disini, gawai ini untuk mengucapkan

rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang sudah didapat,” terang Juwali.

Kemudian Yunusno selaku Ketua DAD Kecamatan Dedai

menyampaikan rasa bangga karena gawai Nyelapat Taun di desa Lundang Baru ini

merujuk gawai pertama di Kecamatan Dedai.

“Mari kita berdoa supaya panen di tahun yang akan datang

semakin banyak. Kita bersyukur proses berladang tahun lalu bisa kita laksanakan

dengan baik dengan hasil yang baik pula,” ajaknya.

Sementara Herkulanus Roni selaku Sekretaris DAD Kabupaten

Sintang menyampaikan rasa bangganya karena masyarakat Dayak di Desa Lundang

Baru boleh bersyukur atas proses berladang tahun lalu sudah berjalan baik

dengan hasil yang layak disyukuri. Pemerintah sudah mengakui keberadaan

masyarakat adat.

Pemkab Sintang sudah mengesahkan Peraturan Daerah Nomor 12

Tahun 2015 tentang pengakuan terhadap masyarakat adat dan lembaga adat yang

ada.

“Bersyukur atas panen padi dengan segala proses berladang

sudah dilaksanakan sejak turun temurun harus dilaksanakan. Gawai Nyelapat Taun

diharapkan bukan saja milik Suku Dayak tetapi seluruh masyarakat desa Lundang

Baru karena ini cara mengucapkan syukur atas panen,” tukasnya.

Menjaga gawai ini tugas masyarakat adat Dayak. Maka

rencananya 20 Juni 2019 DAD Kabupaten Sintang akan melaksanakan Gawai Dayak

Tingkat Kabupaten Sintang.

“Silahkan DAD Kecamatan Dedai mempersiapkan diri untuk

mengikuti gawai di kabupaten Sintang nanti,” tandasnya. (*/Sg)

Artikel Selanjutnya
Pelaku Nekat Habisi Heni Darsita Lantaran Sakit Hati Diminta Bayaran Selama Berhubungan Badan
Sabtu, 18 Mei 2019
Artikel Sebelumnya
Agus Subardi Kembali Jabat Dirut Bank Pasar
Sabtu, 18 Mei 2019

Berita terkait