Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 30 Juni 2019 |
50 WP Ditargetkan
Terpasang Alat Monitoring Transaksi
KalbarOnline,
Pontianak – Sebanyak enam di antara 50 Wajib Pajak (WP) pelaku usaha hotel,
restoran dan tempat hiburan dipasang alat tapping box untuk monitoring
transaksi harian WP. Pemasangan dilakukan Tim dari Badan Keuangan Daerah (BKD)
Kota Pontianak dan Bank Kalbar serta Tim IT dari PT Collega, Sabtu (29/6/2019).
Sekretaris BKD Kota Pontianak, Yaya Maulidia menjelaskan,
pemasangan yang dilakukan pihaknya ini merupakan pertama kalinya sejak
dilakukannya kerjasama dengan Bank Kalbar beberapa waktu lalu. Tahun ini
pemasangan alat ditargetkan sebanyak 50 unit alat monitoring transaksi WP
terpasang.
Dari 50 unit alat, 35 diantaranya merupakan bagian dari
kerjasama dengan Bank Kalbar, sementara sisanya akan disediakan melalui
anggaran BKD Kota Pontianak.
“Hari ini enam alat dulu karena pemasangan alat ini memang
memakan waktu, sebagai ujicoba, kita prioritaskan terhadap enam WP dulu. Kemudian
yang lainnya akan menyusul hingga mencapai 35 alat terpasang,” jelasnya.
Sebelumnya, tim sudah melakukan survei terhadap sejumlah WP
dari target 50 WP. Untuk tahap awal, enam WP yang terpasang alat tapping box
adalah Pondok Ale-ale Jalan Sutoyo, Hotel Grand, Jly Dessert, Tofu, Bioskop XXI
dan Amazon.
“Dengan adanya alat ini akan memudahkan kami dalam
mengevaluasi pelaporan pajak dari WP,” sebutnya.
Yaya menambahkan, sejauh ini dari 50 WP yang sudah diundang untuk rencana pemasangan alat monitoring transaksi, tidak ada penolakan atau keberatan terhadap kebijakan ini. Prinsipnya, mereka sangat mendukung Pemerintah Kota Pontianak untuk pemasangan alat tersebut.
“Mereka yang sudah dipasang alat tapping box maupun i-POS
harus sudah memungut pajak 10 persen per transaksi,” ungkapnya.
Menurutnya, pemasangan alat tersebut sebagai upaya
optimalisasi pendapatan daerah. Yaya menilai sejauh ini para pelaku usaha sudah
sangat kooperatif. Hal itu terlihat dari peningkatan realisasi pendapatan
setiap tahunnya.
“Sehingga ini dilakukan untuk meyakinkan kewajaran pelaporan
masing-masing obyek pajak,” kata dia.
Diakuinya, pihaknya melakukan pemasangan alat tapping box
itu, selain sebagai komitmen menjalankan program dari KPK, juga untuk
mengoptimalkan pendapatan daerah supaya kedepan sektor pajak ini bisa menjadi
unggulan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Terlebih sumber pendapatan Kota
Pontianak mengandalkan pajak dan retribusi.
“Kita berharap sektor pajak ini bisa memberikan kontribusi
untuk pembangunan Kota Pontianak,” imbuhnya.
Husain, IT dari PT Collega menerangkan, tapping box ini
sebagai alat filtering data transaksi WP yang ada diantara priter atau database.
Alat ini juga bisa memonitor secara realtime sehingga apabila tidak ada terjadi
transaksi pada waktu tertentu, bisa langsung diketahui.
“Alat ini memantau setiap usaha WP beroperasi sebagai bentuk
transparansi,” tuturnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan alat ini disebutnya
relatif, tergantung pada sistem transaksi yang digunakan WP. Kalau hanya
menggunakan printer saja, dipastikan pemasangannya dalam waktu singkat.
“Sedangkan WP atau pelaku usaha yang menggunakan sistem
transaksi database, akan membutuhkan waktu untuk bisa mengintegrasikan tapping
box tersebut,” terangnya.
Satu di antara WP yang menjadi sasaran pemasangan tapping
box, Supriadi, Humas Pondok Ale-ale, memberikan respon positif atas program
pemasangan tapping box ini. Pihaknya mengaku siap untuk dipasang alat tersebut
karena memang dari awal sistem transaksi restorannya bersifat terbuka atau
transparan.
“Setidaknya kami ikut membantu program pemerintah dalam
transparansi transaksi usaha. Tidak ada yang kami tutup-tutupi,” ucapnya.
Ia mengaku bangga karena pihaknya ikut memberikan kontribusi
bagi pemerintah daerah sekaligus membantu program Pemkot Pontianak untuk
memungut pajak.
“Ini kan pajak dari konsumen yang kami setorkan ke Pemkot
Pontianak sebagai pendapatan daerah yang digunakan untuk pembangunan,” kata
Supriadi.
Selaku sektor usaha, dirinya berharap semakin hari pengunjung kian ramai di tempat usahanya. Untuk mewujudkan itu, pemerintah daerah dimintanya lebih rutin menggelar event-event skala nasional bahkan internasional di Kota Pontianak.
“Sehingga orang-orang luar tertarik datang ke Pontianak dan dampaknya adalah semakin ramainya pengunjung atau konsumen di restoran atau rumah makan yang ada,” pungkasnya. (jim/humpro)
50 WP Ditargetkan
Terpasang Alat Monitoring Transaksi
KalbarOnline,
Pontianak – Sebanyak enam di antara 50 Wajib Pajak (WP) pelaku usaha hotel,
restoran dan tempat hiburan dipasang alat tapping box untuk monitoring
transaksi harian WP. Pemasangan dilakukan Tim dari Badan Keuangan Daerah (BKD)
Kota Pontianak dan Bank Kalbar serta Tim IT dari PT Collega, Sabtu (29/6/2019).
Sekretaris BKD Kota Pontianak, Yaya Maulidia menjelaskan,
pemasangan yang dilakukan pihaknya ini merupakan pertama kalinya sejak
dilakukannya kerjasama dengan Bank Kalbar beberapa waktu lalu. Tahun ini
pemasangan alat ditargetkan sebanyak 50 unit alat monitoring transaksi WP
terpasang.
Dari 50 unit alat, 35 diantaranya merupakan bagian dari
kerjasama dengan Bank Kalbar, sementara sisanya akan disediakan melalui
anggaran BKD Kota Pontianak.
“Hari ini enam alat dulu karena pemasangan alat ini memang
memakan waktu, sebagai ujicoba, kita prioritaskan terhadap enam WP dulu. Kemudian
yang lainnya akan menyusul hingga mencapai 35 alat terpasang,” jelasnya.
Sebelumnya, tim sudah melakukan survei terhadap sejumlah WP
dari target 50 WP. Untuk tahap awal, enam WP yang terpasang alat tapping box
adalah Pondok Ale-ale Jalan Sutoyo, Hotel Grand, Jly Dessert, Tofu, Bioskop XXI
dan Amazon.
“Dengan adanya alat ini akan memudahkan kami dalam
mengevaluasi pelaporan pajak dari WP,” sebutnya.
Yaya menambahkan, sejauh ini dari 50 WP yang sudah diundang untuk rencana pemasangan alat monitoring transaksi, tidak ada penolakan atau keberatan terhadap kebijakan ini. Prinsipnya, mereka sangat mendukung Pemerintah Kota Pontianak untuk pemasangan alat tersebut.
“Mereka yang sudah dipasang alat tapping box maupun i-POS
harus sudah memungut pajak 10 persen per transaksi,” ungkapnya.
Menurutnya, pemasangan alat tersebut sebagai upaya
optimalisasi pendapatan daerah. Yaya menilai sejauh ini para pelaku usaha sudah
sangat kooperatif. Hal itu terlihat dari peningkatan realisasi pendapatan
setiap tahunnya.
“Sehingga ini dilakukan untuk meyakinkan kewajaran pelaporan
masing-masing obyek pajak,” kata dia.
Diakuinya, pihaknya melakukan pemasangan alat tapping box
itu, selain sebagai komitmen menjalankan program dari KPK, juga untuk
mengoptimalkan pendapatan daerah supaya kedepan sektor pajak ini bisa menjadi
unggulan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Terlebih sumber pendapatan Kota
Pontianak mengandalkan pajak dan retribusi.
“Kita berharap sektor pajak ini bisa memberikan kontribusi
untuk pembangunan Kota Pontianak,” imbuhnya.
Husain, IT dari PT Collega menerangkan, tapping box ini
sebagai alat filtering data transaksi WP yang ada diantara priter atau database.
Alat ini juga bisa memonitor secara realtime sehingga apabila tidak ada terjadi
transaksi pada waktu tertentu, bisa langsung diketahui.
“Alat ini memantau setiap usaha WP beroperasi sebagai bentuk
transparansi,” tuturnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan alat ini disebutnya
relatif, tergantung pada sistem transaksi yang digunakan WP. Kalau hanya
menggunakan printer saja, dipastikan pemasangannya dalam waktu singkat.
“Sedangkan WP atau pelaku usaha yang menggunakan sistem
transaksi database, akan membutuhkan waktu untuk bisa mengintegrasikan tapping
box tersebut,” terangnya.
Satu di antara WP yang menjadi sasaran pemasangan tapping
box, Supriadi, Humas Pondok Ale-ale, memberikan respon positif atas program
pemasangan tapping box ini. Pihaknya mengaku siap untuk dipasang alat tersebut
karena memang dari awal sistem transaksi restorannya bersifat terbuka atau
transparan.
“Setidaknya kami ikut membantu program pemerintah dalam
transparansi transaksi usaha. Tidak ada yang kami tutup-tutupi,” ucapnya.
Ia mengaku bangga karena pihaknya ikut memberikan kontribusi
bagi pemerintah daerah sekaligus membantu program Pemkot Pontianak untuk
memungut pajak.
“Ini kan pajak dari konsumen yang kami setorkan ke Pemkot
Pontianak sebagai pendapatan daerah yang digunakan untuk pembangunan,” kata
Supriadi.
Selaku sektor usaha, dirinya berharap semakin hari pengunjung kian ramai di tempat usahanya. Untuk mewujudkan itu, pemerintah daerah dimintanya lebih rutin menggelar event-event skala nasional bahkan internasional di Kota Pontianak.
“Sehingga orang-orang luar tertarik datang ke Pontianak dan dampaknya adalah semakin ramainya pengunjung atau konsumen di restoran atau rumah makan yang ada,” pungkasnya. (jim/humpro)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini