Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 02 Juli 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah sepakat untuk segera menuntaskan permasalahan batas
wilayah antara kedua provinsi tersebut yang selama ini belum terselesaikan.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan, permasalahan
tapal batas antara Provinsi Kalimantan Barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah akan
segera diselesaikan. Dirinya menargetkan penyelesaian permasalahan tersebut
akan tuntas dalam waktu secepatnya.
“Selambat-lambatnya pemasalahan batas wilayah ini selesai
pada akhir tahun 2020 mendatang. Jika tak teselesaikan secara cepat akan
menganggu jalannya pembangunan bagi kedua provinsi ini,” ujarnya usai menerima
perwakilan Pemprov Kalteng di Pendopo Gubernur Kalbar, Minggu (30/6/2019).
Permasalahan tapal batas wilayah antara kedua provinsi ini belum
terselesaikan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Pasalnya, kesepakatan urung
terjadi antara kedua belah pihak. Adapun yang seringkali dipermasalahkan,
berkaitan dengan potensi maupun hak adat di wilayah setempat.
“Ada beberapa batas daerah Kalteng dan Kalbar itu yang belum
selesai ada dua, satu ada 33 ribu hektar dan satu lagi 52 ribu hektar. Saya
berharap ini selesai paling lama akhir tahun depan sudah tuntas, karena kita carikan
yang terbaiklah yang penting bagaimana kita bisa melayani masyarakat di sana,”
tuturnya.
Tak hanya itu, ia menyebutkan ada jembatan penghubung yang
menuju Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalteng ke arah Kecamatan Sukaramai,
Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalbar yang belum selesai. Nantinya hal itu, kata
dia, akan disinergikan antara kedua provinsi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
“Yang kedua, ada jembatan di Sukamara ke arah Sukaramai di
daerah ketapang, itu tinggal satu bentangan selesai. Nah, ketika jembatan itu
selesai, jalan ke arah ini belum ada, yang itu jadi tugas Bupatinya saya minta
untuk perkerasan, aspalnya biar provinsi. Akhir tahun depan atau paling lama
pertengahan 2021 itu harus selesai, harus bisa difungsikan,” tukasnya.
Kemudian fasilitas apapun yang ada di perbatasan kedua
provinsi ini, seperti sekolah dan tempat kesehatan dipersilahkan menggunakan
secara bersama. Dirinya pun tidak mempermasalahkan.
“Yang penting Kalimantan ini harus bersinergi untuk
percepatan kesejahteraan masyarakat. Kalau saya sih begitu saja, tidak ada yang
sulit, praktis-praktis aja,” ungkapnya.
Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini berharap ke
depannya, akses laut Kalteng dan Kalbar sudah ada, rel kereta api Trans
Kalimantan bisa terwujud. Dengan kerjasama ini, tegasnya, bisa mempercepat
ekspor lewat pelabuhan internasional yang sedang dibangun di Kalbar.
Jika dikelola dengan benar, pelabuhan internasional tersebut
bisa menjadi kawasan industri dan bisa menjadi saingan pelabuhan yang ada di
negara Singapura.
Di kesempatan yang sama, Seketaris Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah, Fahrizal Fitri menyambut baik penyelesaian permasalahan tapal
batas antara kedua provinsi ini. Dirinya menyebut, kondisi warga dari kedua
wilayah sangatlah baik dan tidak ada masalah. Mereka saling membaur sejak lama,
bahkan tak sedikit terjadinya asimilasi budaya antara warga satu dan lainnya.
“Kami sepakat untuk menyelesaikan masalah tata batas wilayah
ini sesegera mungkin, agar tidak menghambat pembangunan kedua provinsi,”
tuturnya.
Pihaknya sengaja menggelar pertemuan ini, untuk mencarikan
solusi terkait permasalahan tersebut.
“Kalau masalah tapal batas ini bisa segera selesai, maka
berbagai program dan kegiatan pembangunan tentu bisa dilaksanakan lebih
optimal,” pungkasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah sepakat untuk segera menuntaskan permasalahan batas
wilayah antara kedua provinsi tersebut yang selama ini belum terselesaikan.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan, permasalahan
tapal batas antara Provinsi Kalimantan Barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah akan
segera diselesaikan. Dirinya menargetkan penyelesaian permasalahan tersebut
akan tuntas dalam waktu secepatnya.
“Selambat-lambatnya pemasalahan batas wilayah ini selesai
pada akhir tahun 2020 mendatang. Jika tak teselesaikan secara cepat akan
menganggu jalannya pembangunan bagi kedua provinsi ini,” ujarnya usai menerima
perwakilan Pemprov Kalteng di Pendopo Gubernur Kalbar, Minggu (30/6/2019).
Permasalahan tapal batas wilayah antara kedua provinsi ini belum
terselesaikan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Pasalnya, kesepakatan urung
terjadi antara kedua belah pihak. Adapun yang seringkali dipermasalahkan,
berkaitan dengan potensi maupun hak adat di wilayah setempat.
“Ada beberapa batas daerah Kalteng dan Kalbar itu yang belum
selesai ada dua, satu ada 33 ribu hektar dan satu lagi 52 ribu hektar. Saya
berharap ini selesai paling lama akhir tahun depan sudah tuntas, karena kita carikan
yang terbaiklah yang penting bagaimana kita bisa melayani masyarakat di sana,”
tuturnya.
Tak hanya itu, ia menyebutkan ada jembatan penghubung yang
menuju Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalteng ke arah Kecamatan Sukaramai,
Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalbar yang belum selesai. Nantinya hal itu, kata
dia, akan disinergikan antara kedua provinsi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
“Yang kedua, ada jembatan di Sukamara ke arah Sukaramai di
daerah ketapang, itu tinggal satu bentangan selesai. Nah, ketika jembatan itu
selesai, jalan ke arah ini belum ada, yang itu jadi tugas Bupatinya saya minta
untuk perkerasan, aspalnya biar provinsi. Akhir tahun depan atau paling lama
pertengahan 2021 itu harus selesai, harus bisa difungsikan,” tukasnya.
Kemudian fasilitas apapun yang ada di perbatasan kedua
provinsi ini, seperti sekolah dan tempat kesehatan dipersilahkan menggunakan
secara bersama. Dirinya pun tidak mempermasalahkan.
“Yang penting Kalimantan ini harus bersinergi untuk
percepatan kesejahteraan masyarakat. Kalau saya sih begitu saja, tidak ada yang
sulit, praktis-praktis aja,” ungkapnya.
Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini berharap ke
depannya, akses laut Kalteng dan Kalbar sudah ada, rel kereta api Trans
Kalimantan bisa terwujud. Dengan kerjasama ini, tegasnya, bisa mempercepat
ekspor lewat pelabuhan internasional yang sedang dibangun di Kalbar.
Jika dikelola dengan benar, pelabuhan internasional tersebut
bisa menjadi kawasan industri dan bisa menjadi saingan pelabuhan yang ada di
negara Singapura.
Di kesempatan yang sama, Seketaris Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah, Fahrizal Fitri menyambut baik penyelesaian permasalahan tapal
batas antara kedua provinsi ini. Dirinya menyebut, kondisi warga dari kedua
wilayah sangatlah baik dan tidak ada masalah. Mereka saling membaur sejak lama,
bahkan tak sedikit terjadinya asimilasi budaya antara warga satu dan lainnya.
“Kami sepakat untuk menyelesaikan masalah tata batas wilayah
ini sesegera mungkin, agar tidak menghambat pembangunan kedua provinsi,”
tuturnya.
Pihaknya sengaja menggelar pertemuan ini, untuk mencarikan
solusi terkait permasalahan tersebut.
“Kalau masalah tapal batas ini bisa segera selesai, maka
berbagai program dan kegiatan pembangunan tentu bisa dilaksanakan lebih
optimal,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini