Kubu Raya    

Gerakan Tanam Padi Milenial Kubu Raya Jadi Tren Wisata Cocok Tanam

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 12 November 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Kubu Raya – Kegiatan Gerakan Wisata Tanam Padi Milenial

kini merambah ke Desa Teluk Empening Kecamatan Terentang Kubu Raya, Minggu

(10/11/2019). Kegiatan diawali dengan menyeruput kopi di areal persawahan yang

dilanjutkan dengan Joget Pesona Kubu Raya. Seusai tanam padi, dilakukan

penebaran benih ikan nila dan ikan lele sebanyak 35 ribu ekor. Di kolam

sepanjang 270 meter dengan kedalaman 4 meter dan lebar 4 meter. Lokasi kolam

berdampingan dengan areal sawah.

“Kenapa kegiatan ini

memakai kata gerakan? Karena pola kegiatan ini akan menjadi gerakan masif dan

tren baru bagi Indonesia,” ujar Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan.

Ia menjelaskan,

program wisata tanam padi menjadi penggerak bagi masyarakat dalam membangkitkan

peradaban pangan yang sangat penting dan berharga. Sekaligus cara untuk

mengembalikan kejayaan beras lokal Kubu Raya yang sempat hilang dari pasaran

selama lima tahun terakhir.

“Alhamdulillah, di

kepemimpinan saya bersama Wakil Bupati Sujiwo yang baru berjalan sembilan bulan

ini, juga mengingatkan bahwasanya dalam memperjuangkan umat adalah bagaimana

upaya-upaya kita menggerakkan anak-anak muda agar ke depan kita berupaya

memaksimalkan potensi yang ada di kampung kita,” tuturnya.

Muda mengatakan,

kegiatan tanam padi bersama menjadi momentum penting bagi Kubu Raya dan

Kalimantan Barat. Dirinya berharap semangat kaum muda Kubu Raya mampu menjadi

bagian dalam mengembalikan program beras lokal guna mendukung kemandirian

pangan di Kalimantan Barat dan Indonesia.

“Untuk itu kepada

semua birokrasi, masyarakat, pelajar, mahasiswa, dan para pemuda, mudah-mudahan

ajang yang luar biasa ini mampu memanfaatkan lahan produktif sehingga

menghasilkan sesuatu yang dapat membahagiakan orang banyak,” ajaknya.

Muda Mahendrawan yang

dikenal dengan julukan ‘Bupati Beras’ ini menegaskan, desa atau kampung

bukanlah masa lalu. Justru, menurutnya, kampung merupakan masa depan. Sebab,

semua hal berasal dari kampung. Mulai peradaban, adat istiadat, budaya, hingga

tata krama.

“Semua peradaban yang

ada saat ini semuanya dimulai dari kampung. Bagian peradaban sungai, peradaban

bercocok tanam, itu semua dimulai dari kampung yang memiliki nilai. Yaitu nilai

bergotong royong, kepedulian, keikhlasan, edukasi, integritas, kejujuran, dan

dedikasi,” tuturnya.

Peradaban cocok tanam,

lanjut Muda, merupakan suatu bentuk dedikasi. Yakni dedikasi kepada sesama manusia,

alam, dan Sang Pencipta.

“Karena ini salah satu

ruang ibadah kita dengan memperkuat pangan dan sekaligus memberdayakan generasi

kita,” sebutnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kubu Raya, Gandhi Satya Graha mengatakan, luasan lahan pertanian yang digunakan untuk Gerakan Wisata Tanam Padi Milenial di Desa Teluk Empening mencapai 1.300 Hektar. Jumlah tersebut tersebar di tiga dusun, yakni Dusun Tanjung Harapan, Dusun Sampang, dan Dusun Kelola Jaya. Pelaksanaan kegiatan juga melibatkan tiga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Teluk Empening.

“Selain pemuda, kegiatan ini juga melibatkan organisasi kepemudaan, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dari kabupaten, KTNA beberapa kecamatan, dan para penyuluh pertanian,” terang Gandhi. (ian)

Artikel Selanjutnya
Jangan Pernah Lupakan Jasa Orang Tua dan Guru
Selasa, 12 November 2019
Artikel Sebelumnya
Optimalisasi PAD, Pemkab Kubu Raya Kunjungi Pemkot Semarang
Selasa, 12 November 2019

Berita terkait