Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 29 November 2019 |
KalbarOnline, Kubu Raya - Ketua PGRI Kubu Raya, Frans Randus menegaskan hingga hari ini pihaknya belum mendeteksi adanya oknum anggota PGRI yang terpapar radikalisme dan intoleran. Dirinya juga sering meyampaikan kepada anggota PGRI Kubu Raya agar memberikan pemahaman kepada murid sekolah tidak rasis. Dengan pemahaman empat pilar kepada tenaga pendidik, Frans menyatakan dunia pendidikan telah menyelamatkan 50 persen keutuhan NKRI.
“Alhamdullilah sampai hari belum ada. Kami tetap melakukan
pengawasan. Apalagi nantinya ada wacana di Kemenag dan Kemkominfo untuk membuat
sistem aplikasi untuk melaporkan oknum guru yang terpapar radikalisme atau
sikap intoleran,” jelasnya, Kamis (28/11/2019)
PGRI ditegaskan Frans telah melakukan diklat maupun
konfrensi mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa
untuk memberikan penguatan empat pilar.
“Hasil itu akan diteruskan kepada anak didiknya di sekolah
untuk penguatan empat pilar. Sebab kita sering kali mendengar masih ada siswa
yang sering terjadi pembulian maupun perkelahian. Ini yang harus kita cegah,”
pungkasnya.
Sementara itu anggota DPD RI, Sukiryanto mengatakan empat
pilar wajib hukumnya untuk ditanamkan ke masyarakat.
“Seperti guru sangat berperan menanamkan empat pilar ke
murid-muridnya yang jumlah ratusan. Jadi sangat penting bagi guru,” jelasnya.
Diakui Sukiryanto sejauh ini ia belum dapat mengetahui ada oknum guru yang terpapar radikalisme maupun intoleran.
“Radikalisme itu oknum. Bukan muslim. Itu hanya kesalahan dalam memahami karena bukan ajaran agama,” tegasnya. (ian)
KalbarOnline, Kubu Raya - Ketua PGRI Kubu Raya, Frans Randus menegaskan hingga hari ini pihaknya belum mendeteksi adanya oknum anggota PGRI yang terpapar radikalisme dan intoleran. Dirinya juga sering meyampaikan kepada anggota PGRI Kubu Raya agar memberikan pemahaman kepada murid sekolah tidak rasis. Dengan pemahaman empat pilar kepada tenaga pendidik, Frans menyatakan dunia pendidikan telah menyelamatkan 50 persen keutuhan NKRI.
“Alhamdullilah sampai hari belum ada. Kami tetap melakukan
pengawasan. Apalagi nantinya ada wacana di Kemenag dan Kemkominfo untuk membuat
sistem aplikasi untuk melaporkan oknum guru yang terpapar radikalisme atau
sikap intoleran,” jelasnya, Kamis (28/11/2019)
PGRI ditegaskan Frans telah melakukan diklat maupun
konfrensi mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa
untuk memberikan penguatan empat pilar.
“Hasil itu akan diteruskan kepada anak didiknya di sekolah
untuk penguatan empat pilar. Sebab kita sering kali mendengar masih ada siswa
yang sering terjadi pembulian maupun perkelahian. Ini yang harus kita cegah,”
pungkasnya.
Sementara itu anggota DPD RI, Sukiryanto mengatakan empat
pilar wajib hukumnya untuk ditanamkan ke masyarakat.
“Seperti guru sangat berperan menanamkan empat pilar ke
murid-muridnya yang jumlah ratusan. Jadi sangat penting bagi guru,” jelasnya.
Diakui Sukiryanto sejauh ini ia belum dapat mengetahui ada oknum guru yang terpapar radikalisme maupun intoleran.
“Radikalisme itu oknum. Bukan muslim. Itu hanya kesalahan dalam memahami karena bukan ajaran agama,” tegasnya. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini